Malamnya, Naya keluar dari rumah untuk pergi ke minimarket. Sekedar membeli cemilan atau apapun makanan yang dapat menemaninya menonton film malam ini. Ia keluar dengan memakai sendal jepit dan piyama berwarna biru. Tidak lupa dengan handphone dan dompet yang berada di genggamannya.
“Bun, Naya ke minimarket dulu ya, mau jajan.”
pamit Naya, takut jikalau nanti Sang Bunda memanggilnya namun ia tidak menyahut karena sedang tidak ada di rumah.“Ga dianter sama Abang?” tanya Bunda.
“Ga usah Bun, deket juga kan. Lagian Abang kalo diajak nanti banyak alesan, mager lah ini lah itu lah.”
Bunda terkekeh, “Yaudah, jangan lama-lama.”
Naya menganggukan kepalanya kemudian membuka pintu dan keluar dari rumahnya, Berjalan melewati rumah-rumah yang ada di komplek perumahannya dan menuju minimarket.Jarak minimarket tidak begitu jauh dari komplek perumahannya. Naya berjalan sambil sesekali menyanyikan sebuah lagu dengan suara pelan, sekedar melepas bosannya.
Tak lama kemudian, dirinya tiba di depan minimarket dan melangkahkan kakinya ke dalam. Ia mengambil beberapa cemilan dan minuman kemudian mmasukannya ke dalam keranjang.“Apalagi yaa…” gumam Naya.
Setelah beberapa lama memutari minimarket untuk melihat barang-barang yang ingin ia beli, Naya kemudian pergi ke kasir dan mengantri untuk melakukan pembayaran.
Tidak banyak pembeli yang ada sekarang, hanya tiga orang yang sedang mangantri di kasir, dan tiga orang sedang memilih-milih barang.Naya menghela nafas pelas, bosan menunggu, ia kemudian mengotak-atik handphone-nya dan membuka grup chat bersama teman-temannya, grup itu sedang ramai, entah teman-temannya sedang membahas apa, Naya kemudian ikut bergabung.
“Kak, silahkan maju.” ucap perempuan penjaga kasir.
Naya bergeming, tidak mendengarnya.
“Kak itu barangnya mau dibayar ngga?” tanya Sang Kasir.Namun nihil, Naya masih saja sibuk dengan handphone miliknya dan cekikikan menertawakan percakapan yang ada di grup.
“KAK!” Kasir itu berbicara dengan nada lebih tinggi dari awal, membuat Naya terperanjat lalu menoleh.
“E-ehhh…” Naya terperanjat, “Maaf mba heheheh.” cengirnya tak merasa bersalah.
Penjaga Kasir yang melayani Naya hanya menggelengkan kepalanya sambil kembali sibuk menjumlahkan harga barang.
Naya kemudain mengedarkan pandangannya ke semua ruangan, orang-orang yang ada disitu kemudian menatapnya, lalu di belakangnya ada dua orang yang sedang menatapnya juga, ia tidak tahu apa arti tatapan itu, yang jelas sekarang ia sangat malu bukan kepalang.
Aduh, dodol banget sih. Batinnya.
Tak berapa lama, penjaga kasir kemudian memberikan totalan harga kepada Naya dan tanpa menunggu lama Naya langsung membayarnya. Ia kemudian melangkahkan kakinya keluar dari minimarket sambil merutuki dirinya sendiri.
Naya kemudian menyusuri jalanan yang lumayan lengang sambil memakan es krim yang ia beli dari minimarket tadi. Naya kemudian melewati sekumpulan laki-laki mirip preman yang tengah berkumpul di pinggir jalan. Naya terus melangkah tanpa menghiraukan mereka sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
MALVARMA [TAHAP REVISI]
JugendliteraturKinaya Putri, perempuan berambut panjang dengan netra coklat dan bulu mata lentik yang menghiasi kedua matanya, ambisi dan perasaannya yang tulus ia tunjukkan sepenuh hati. Berbanding terbalik dengan Alvino Mahesa, laki-laki bernetra hitam yang akr...