5. Don't Worry, I'm Here

72.2K 9.5K 2.2K
                                    

Setelah kejadian di kasir barusan, suasana menjadi awkward. Gue sih seneng-seneng aja dianggap pacarnya tapi kan dia udah beristri, mending kalau masih single.

Dokter Jung yang menyadari perilakunya di kasir itu menatap gue dan meminta maaf ke gue,
"Duh, Dokter Kim maaf ya kejadian barusan di kasir. Niat saya cuma mau bayarin makan aja sebenernya, gak sampe... bilang kalau Dokter Kim pacar saya."

Gue hanya bisa menghela nafas dan membuangnya secara perlahan, pengen marah tapi gimana ya, ini lagi ditempat umum. Gue gak mau orang-orang yang ada di dalem cafe ini mikir yang nggak-nggak.

"Maaf ya, Dok bukannya saya lancang. Tapi lain kali lebih considerate aja. Malah saya yang jadi gak enak. Kalau istri dokter tau gimana kejadian barusan? Nanti saya yang dimaki-maki." Sambil menunduk dan memainkan tangan gue, gue gak membalas tatapannya.

Tapi yang gue denger selanjutnya adalah suara ketawa? Dokter Jung ketawa? Disaat-saat kayak gini dia masih sempet ketawa? Niat gak sih dia minta maaf sama gue?

"Dok..." katanya pelan.

Gue pun mengangkat kepala gue dan menatapnya.

"Dokter Kim, saya nggak punya istri."

Mendengar kalimat barusan, gue mendadak diem. Maksudnya dia gak punya istri apaan? Dia gak mengakui keberadaan istrinya? Kok jahat banget? Haduh, pokoknya otak gue udah mikir macem-macem. Mau nanya tapi takut nyinggung.

"Maksud Dokter Jung, apa ya?" Mengernyitkan dahi gue dan memberikan tatapan bingung ke Dokter Jung. Gue sama sekali gak ngerti maksud dia apa.

Masih melihat gue, Dokter Jung mengambil nafas dan membuangnya perlahan,
"Saya ini, duda, Dok."

OKE JADI GUE HARUS KAYAK GIMANA? Gue harus bales apa? Karena gue gak pernah berada dalam posisi kayak gini, dimana orang mengakui kalau mereka adalah duda.

Karena bingung harus membalas kayak gimana, gue hanya mengangguk pelan. Mengalihkan pandangan gue ke jari-jari gue yang sama sekali gak menarik. Tapi gue mencoba mencari kesibukan.

"Dok, jangan diem aja, saya bingung." Dokter Jung menyilangkan kedua tangannya dan memajukan badanya.

Saya juga bingung Dokter Jung :(

"M-maaf, Dokter Jung. Tapi saya juga bingung harus bales apa dan gak tau mau bales apa."

"Jaehyun." Katanya singkat.

"Apa?"

"Panggil saya Jaehyun aja, kita lagi gak di lingkungan kerja."

Walaupun aneh manggil Dokter Jung dengan Jaehyun, tapi gue turutin aja.

"Oh, oke Jaehyun. Panggil saya Sunhee juga aja." Kata gue sambil tersenyum sedikit.

Setelah itu kita saling diem-diem aja, paling yang mengisi keheningan dimeja ini hanya percakapan antara Jaehyun dengan Nara.

Keheningan yang ada pun diselamatkan dengan mas-mas yang membawa tray berisi makanan gue, Jaehyun, dan Nara.

Begitu makanannya ada dihadapan gue, gue langsung melahapnya.

"Sunhee..." kata Jaehyun sambil menguyah makanannya.

"Kunyah dulu terus telen makannya."

Bener aja, setelah ngomong gitu Dokter Ju- Jaehyun menuruti perkataan gue.

"Sunhee." Panggilnya lagi.

"Kenapa?" Kata gue, kali ini menatap matanya sambil sesekali melirik kentang yang lagi gue potong.

Dr. Jung | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang