05 • Penawaran Kavin

3.4K 664 41
                                    

Rencananya publish part ini hari selasa nanti. But well, anggap aja ini hadiah untuk 1K Readers!💓 Thank you so much!

Happy reading!✨

---

Pagi ini, sarapan berlangsung seperti hari kemarin. Bunda dan Key banyak mengobrol tentang beberapa hal, sedangkan Saga sama sekali tidak berminat untuk mengetahui apa yang mereka obrolkan dan sibuk menyantap makanannya. Ia hanya sesekali bersuara jika Bunda menanyainya.

"Sekolah baru kamu gimana? Nggak ada masalah, kan?" Sepenggal pertanyaan Bunda itu berhasil menarik perhatian Saga. Diam-diam, Saga menunggu apa jawaban Key. Bukan tanpa alasan Saga ingin mengetahui apa jawaban Key, namun karena bagi Saga, hari pertama Key kemarin jelas tidak dapat disebut baik. Dimulai dari Kavin yang menjadi teman duduk gadis itu di kelas-dan jelas hal ini tidak bisa dikategorikan sebagai hal baik, juga insiden di kantin kemarin antara Kavin dan gadis itu. Diperburuk dengan fakta bahwa Key nampaknya belum memiliki satu teman pun di sekolah.

Sejujurnya, untuk fakta terakhir, Saga sudah menduganya. SMA Pelita sebagai salah satu SMA paling elit di Jakarta meyebabkan persaingan yang begitu ketat antara satu sama lain, apalagi di dalam kelas yang diunggulkan seperti kelas yang ditempati mereka sekarang.

Cukup sulit untuk menemukan seseorang yang bisa benar-benar disebut teman. Saga sendiri sudah berteman dengan Lano sejak SMP, jadi ia tidak perlu memikirkan hal-hal semacam itu. Dan bagi Saga, memiliki satu teman sudah cukup. Lagipula, rasanya akan terlalu banyak siswa-siswi yang dengan senang hati mau berteman dengan Saga mengingat kepopuleran yang disandang pemuda itu.

Namun, tanpa diduga Saga, Key justru tersenyum. Senyum yang membuat matanya melengkung dan terlihat seperti bulan sabit. "Baik-baik aja kok, Bunda. Sama sekali nggak ada masalah."

Gadis itu benar-benar pandai menutupinya. Bahkan jika tidak melihat langsung apa yang terjadi sebenarnya, Saga rasa ia juga akan percaya begitu saja pada apa yang diucapkan Key.

Bunda terlihat senang. Wanita itu menyentuh lengan Key dengan lembut. "Kalau ada masalah, jangan sungkan-sungkan bilang sama Bunda dan Saga ya, sayang."

Senyum masih tak kunjung pudar dari wajah Key saat ia berkata, "Iya, Bunda."

Dan untuk beberapa alasan, ketika mendengar jawaban Key dan melihat senyum gadis itu, ada sesuatu yang terasa mengganjal di dada Saga.

Dan untuk beberapa alasan, ketika mendengar jawaban Key dan melihat senyum gadis itu, ada sesuatu yang terasa mengganjal di dada Saga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seluruh murid Pelita yang masih berada di luar kelas segera berhamburan masuk begitu bel masuk berbunyi.

Key yang sudah berada di tempat duduknya sedari tadi memperhatikan Kavin yang baru saja masuk ke dalam kelas dengan seragam yang acak-acakkan seperti biasa.

Dan entah kenapa, apapun yang dilakukan pemuda itu sepertinya selalu berhasil menarik perhatian anak-anak. Buktinya, kedatangan Kavin pagi itu berhasil mengundang bisik-bisik beberapa siswa. Kavin terlihat menyadarinya, namun tak berniat untuk peduli sedikitpun.

Lacuna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang