26 • Teman Key

2.3K 464 59
                                    

Halo!💞

So far, menurut kalian gimana cerita ini?

Happy reading!✨

---

Satu minggu yang diisi dengan ujian tengah semester sudah berlalu. Di hari senin pertama seusai ujian, Lano tidak henti-hentinya menggerutu kesal karena katanya, mereka harus diberikan liburan setidaknya beberapa hari setelah melewati hari-hari ujian yang cukup melelahkan.

Di jam istirahat, Lano belum juga berhenti mengomel saat ia dan Saga sudah duduk di kursi yang biasa mereka tempati dengan makan siang di hadapan masing-masing.

"Gila, ya! Seharusnya selesai ujian gini kita harus dikasih liburan. Seminggu penuh kita belajar seharian sampai nggak bobo—"

Saga yang sedang membuka plastik pembungkus rotinya langsung mengangkat wajahnya dengan alis terangkat, menyela Lano dengan berkata, "Emang lo belajar?"

Lano diam sebentar, kemudian nyengir. "Ya enggak, sih. Tapi tetap aja—eeeh, itu Key, kan?! Gue panggil dia kesini aja kali ya biar gabung sama kita."

"Nggak usah." Saga menyahut dengan tenang. Namun diam-diam, matanya mengikuti Key hingga gadis itu duduk di kursi paling pojok yang hampir tidak pernah dihuni oleh siapapun.

"Kenapa? Nggak tega gue ngeliat dia makan sendirian di pojokkan kayak gitu."

"Dia udah terlalu sering diomongin anak-anak karena selalu berangkat dan pulang bareng gue." Ekspresi Saga berubah sedikit, dan sekilas, Lano bisa menangkap sebentuk rasa bersalah disana. "She said she's okay, but i'm not. Ngajak dia makan siang bareng kita sama aja ngasih anak-anak lain bahan untuk semakin ngomongin dia yang enggak-enggak."

"Wow, that's don't sound like you." Lano merespon begitu, tapi kemudian ia menyeringai. "Kayaknya bentar lagi ada yang udah nggak jomblo, nih."

Saga mengumpat kesal, yang justru membuat tawa Lano meledak hingga mengundang perhatian beberapa siswa yang duduk di sekitar mereka.

Tawa Lano perlahan merada, berganti dengan ekspresi serius yang terlihat di wajahnya, membuat Saga langsung tahu bahwa ada sesuatu yang ingin Lano katakan. Cukup lama mengenal satu sama lain membuat mereka bisa memahami hal-hal kecil dari satu sama lain tanpa perlu diberitahu. Lano tahu saat-saat dimana Saga sedang tidak ingin diajak bercanda. Saga tahu saat-saat dimana Lano sedang membutuhkan seorang pendengar, dan Saga berusaha untuk selalu berada disana, mendengarkannya.

"But Saga," Lano menatap Saga serius. Raut tengil yang biasa bermain diwajahnya tidak lagi terlihat. "Kalo ternyata lo benar-benar menyayangi Key, jangan coba-coba memaksa untuk membohongi diri lo hanya karena apa yang terjadi dulu. The past is the past."

Saga menatap hampa pada roti cokelat di tangannya, kemudian mengedikkan bahunya. "Gue nggak yakin gue bisa."

"It's time to move on, Sagara." Lano berkata begitu. "Accept what happened,  and continue living."

Tak ada satu kata pun yang Saga ucapkan, membuat Lano kembali bersuara. "I know it's hard, but you deserve it."

Dan kalimat terakhir yang Lano ucapkan sebelum cowok itu mulai menyantap makan siangnya adalah, "Forgive yourself. Cause after everything that happened, you deserve to be loved."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lacuna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang