21 • Bertemu

2.3K 452 28
                                    

Halo!🙌

Maaf ya untuk updatean yang super telat ini, baru selesai ukk nih. Ada yang baru selesai ukk juga?

Happy reading!✨

---

Hari ini, sekolah dipulangkan lebih awal dari biasanya. Jarum jam baru mulai merambat ke angka 2 ketika terdengar pengumuman bahwa akan diadakan rapat guru sehubungan dengan ujian tengah semester nanti sehingga seluruh siswa dipulangkan sedikit lebih cepat dari jadwal yang seharusnya.

"Gue duluan, ya. Mau jalan sama Kila dulu." Lano cengengesan sambil menepuk bahu Saga dua kali, lalu menyampirkan tasnya di bahu kiri dan beranjak keluar dari kelas.

Saga membereskan barang-barang miliknya dan memasukannya ke dalam tas, sengaja memperlambat gerakannya ketika matanya menangkap Key yang masih buru-buru mencatat rumus-rumus yang tertulis di papan sebelum dihapus oleh siswa yang mendapat giliran untuk piket hari ini.

Akhir-akhir ini, Saga dan Key memang selalu berangkat dan pulang dari sekolah bersama. Awalnya memang merupakan perintah Bunda yang meminta keduanya berangkat ke sekolah bersama-sama, namun lama kelamaan, hal itu berubah menjadi sebuah rutinitas untuk keduanya di setiap hari.

"Jadi ke mall?" Key bertanya memastikan yang dijawab dengan anggukan kepala Saga. Tadi, saat jam makan siang, Saga bilang ia ingin mencarikan hadiah untuk Bunda yang akan berulang tahun dua hari lagi. Bunda akan pulang besok, jadi beliau akan ada di rumah saat hari ulang tahunnya—hal yang menurut Saga jarang terjadi karena Bunda terpaksa lebih sering berulang tahun di luar kota atau luar negeri karena pekerjaannya yang begitu menyita banyak waktu.

Seperti biasa, Key selalu merasakan berpasang-pasang mata mengiringi langkahnya sepanjang ia melintasi koridor. Alasannya cuma satu, tak lain adalah karena pemuda yang sedang melangkah di sisinya sekarang. Saga.

"Gue minta maaf." Tiba-tiba, sebuah permintaan maaf yang tidak Key ketahui alasannya keluar dari bibir Saga. "Karena gue lo jadi bahan pembicaraan anak-anak kayak gini. I'm sorry. It makes you uncomfortable, isn't it?"

Key sama sekali tidak menduga Saga berpikir seperti itu, karena demi apapun, ia sama sekali tidak menyalahkan Saga. Bukan salah Saga jika ia menjadi bahan pembicaraan anak-anak Pelita terutama anak-anak perempuan yang menyukai cowok itu.

"Nggak perlu minta maaf untuk sesuatu yang terjadi di luar kendali kamu." Key tersenyum. "Nggak pa-pa, kok."

Namun untuk sebuah alasan yang tak pernah Saga katakan, sepenggal kalimat Key barusan justru menghantam Saga dengan keras dan telak lebih dari yang seharusnya. Nggak perlu minta maaf untuk sesuatu yang terjadi di luar kendali kamu.

Saga bisa merasakan nafasnya seperti tercekat begitu saja secara tiba­-tiba. Dan dengan begitu saja, memori-memori yang menempati bagian paling gelap di dalam diri Saga kembali memenuhi kepalanya hingga terasa sesak.

Saga pernah mendengar kalimat yang tidak persis namun memiliki makna yang sama seperti kalimat Key barusan. Kalimat yang keluar dari bibir orang-orang terdekatnya.

Lo nggak bisa menyalahkan diri lo sendiri atas sesuatu yang nggak bisa lo kontrol.

Apa yang terjadi sekarang di luar kendali kamu. Jangan menyalahkan diri sendiri seperti ini.

Semua kalimat itu, sekuat apapun Saga ingin memercayainya, ia tidak pernah bisa melakukannya.

Karena bagaimana jika sebenarnya ia bisa mengendalikan apa yang terjadi?

Bagaimana kalau sebenarnya dia bisa, namun ia hanya tidak berusaha dengan lebih keras?

Bagaimana kalau sebenarnya dia bisa, namun ia hanya tidak berusaha dengan lebih keras?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lacuna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang