Halo!🙆
Happy reading!✨
---
Pagi ini, Key kembali berangkat bersama Saga ke sekolah. Ia tidak lagi bisa menolak tawaran Saga seperti yang beberapa kali dilakukannya karena Bunda sudah berada di rumah sejak kemarin, dan baru akan pergi ke kantor sedikit lebih siang. Bunda pasti akan bertanya-tanya kalau sampai melihat Key tidak berangkat ke sekolah bersama Saga.
Setelah obrolannya dengan Lano kemarin, Key memutuskan untuk sedikit memberi jarak antara dirinya dengan Kavin. Mereka memang tidak terbilang dekat, namun Key tetap berusaha keras untuk memperkecil kemungkinan terjadinya interaksi di antara mereka sebagai teman sebangku. Gadis itu berusaha mengabaikan kehadiran Kavin yang datang lebih awal darinya pagi ini, mengabaikan musik yang samar-samar terdengar dari earphone yang selalu cowok itu gunakan, berusaha tidak terganggu ketika sedang mengantri makanan untuk makan siang dan Kavin mengantri tepat di belakangnya—kali ini, pemuda itu tidak menyerobot lagi. Singkatnya, Key berusaha mengabaikan keberadaan Kavin di sekitarnya.
Lagipula, Key yakin Kavin tidak mungkin menyadarinya. Bagi Key, cowok itu terlampau tidak peduli terhadap apapun untuk menyadari hal-hal semacam ini. Rasanya tidak mungkin Kavin sadar akan jarak yang dibentangkannya sepanjang hari ini.
Semuanya berjalan seperti biasa, hingga pelajaran terakhir untuk hari ini tiba. Bel tanda pergantian jam pelajaran berbunyi disusul Pak Harun, guru Kimia mereka, yang masuk ke dalam kelas. "Tugas yang saya berikan minggu lalu silahkan dikumpulkan. Bagi siapapun yang tidak mengerjakannya dengan alasan apapun, silahkan meninggalkan kelas dan mengerjakannya di perpustakaan." Pak Harun memang dikenal di Pelita sebagai salah satu guru yang selalu bertindak tegas terhadap siswa yang tidak mengerjakan tugasnya, sehingga kebanyakan anak enggan berurusan dengannya dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, sesulit apapun itu.
Key membuka tasnya, berniat untuk mengambil PR yang sudah ia kerjakan semalam, namun justru tidak menemukan buku tugasnya. Kernyitan mulai muncul di dahi Key ketika ia mulai membongkar isi tasnya dan tetap tak menemukan buku yang ia cari.
Key menggigit bibir bawahnya, merutuki dirinya yang kemungkinan besar sudah dengan bodohnya meninggalkan buku tersebut di atas meja belajarnya selesai mengerjakannya semalam. Dengan keadaan seperti ini, Key jelas tak punya pilihan lain selain mengambil barang-barang miliknya yang berhubungan dengan pelajaran kimia kemudian beranjak dari kursi untuk mengerjakan tugas itu di perpustakaan. Pak Harun tentu tidak akan menerima alasan apapun darinya, apalagi alasan seperti buku yang tertinggal di rumah.
Yang dilakukan Key jelas menarik perhatian seisi kelas, karena di kelas unggulan seperti ini, tidak mengerjakan tugas adalah sesuatu yang tidak biasanya terjadi. Saga yang selalu terlihat tidak peduli pun mengangkat wajahnya dan menatap gadis itu, hanya diam dengan ekspresi yang tak berubah sama sekali. Namun, sesaat kemudian, sebelum Key benar-benar beranjak keluar dari kelas, ada sesuatu yang berhasil merebut perhatian anak-anak di kelas dari Key, yaitu sosok yang ikut berdiri dan menyusul gadis itu ke luar kelas.
Kavin.
Kavin jelas bukan murid yang rajin mengerjakan tugas, bahkan mungkin cowok itu hampir tidak pernah melakukannya sekalipun. Namun melihatnya melaksanakan hukuman yang diberikan bukanlah sesuatu yang lazim, mengingat posisinya di sekolah ini. Kavin tentu tidak akan dimarahi meskipun ia tidak menjalankan hukuman Pak Harun, jadi rasanya memang cukup aneh melihat Kavin yang ikut keluar dari kelas bersama Key.
Rasa canggung meliputi Key begitu saja ketika dia menyadari beberapa langkah dibelakangnya, ada Kavin yang melangkah dengan santai seraya bersiul ringan, menciptakan suara yang kontras dengan keheningan yang mengisi koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna [Completed]
Teen Fiction[BAHASA] an unfilled space or interval; a gap. *** Di suatu sore, ketika Saga baru saja tiba di rumah sepulangnya dari sekolah, ia dibuat bingung oleh kardus-kardus yang berada di ruang tamu rumahnya. Keterkejutan itu berlanjut saat Bunda muncul beb...