04 • Baik-Baik Saja

3.7K 663 33
                                    

Halo!

Happy reading!✨

---

Key membuang helaan nafas berat ke udara begitu ia menghempaskan badannya di kasur. Sore ini, ia pulang lebih dahulu daripada Saga. Mungkin cowok itu sedang pergi bersama teman duduknya yang Key ketahui bernama Lano itu.

Hari pertama sekolahnya, Key langsung mengetahui bahwa ini tidak akan mudah. Dari apa yang dilihatnya, kelas yang ditempatinya sekarang tergolong sebagai kelas unggulan di sekolah. Di jam istirahat kedua tadi, hampir semua murid di kelasnya tetap berada di dalam kelas dan mengulang materi yang baru saja dijelaskan.

Lain halnya dengan Saga yang sibuk bermain game di ponselnya, Lano yang bermain gitar di pojok kelas tanpa memedulikan beberapa anak yang menegurnya karena membuat kelas ribut, juga teman duduknya—yang sampai sekarang belum ia ketahui namanya—yang terlelap dengan bantalan earphone di kedua telinganya, pemandangan persis saat Key memasuki kelas untuk pertama kalinya pagi tadi.

Key langsung beranjak dari tempat tidurnya begitu mendengar bunyi deru motor—lebih tepatnya bunyi deru dua motor sekaligus—dari halaman rumah. Gadis itu bergegas turun dan membuka pintu depan, dan mendapati Saga dan Lano yang turun dari motor masing-masing.

Saga tak berekspresi seperti biasanya, sedangkan raut wajah Lano terkejut bukan main ketika melihat Key berdiri di ambang pintu. "LOH, LO ANAK BARU DI KELAS KITA, KAN?" Lano diam sejenak, berusaha mengingat-mengingat nama gadis itu. "K-Key?"

Key tersenyum, lalu mengangguk. Lano kemudian menoleh kepada Saga, jelas menuntut penjelasan dari sahabatnya itu. Namun sesuai yang diduga, Saga memilih berlalu dan masuk ke dalam rumah, melewati Key begitu saja.

Lano ikut masuk ke dalam, lalu mencegat Key yang baru saja menutup pintu kembali dan hendak kembali ke kamarnya. "Eh, Key, tunggu."

Key berhenti. "Iya?"

"Lo... Tinggal sama Saga?"

Key sudah menduga pertanyaan itu yang akan keluar dari bibir Lano. Gadis itu mengangguk, dan mengundang pertanyaan Lano selanjutnya. "Dari kapan?"

"Kemarin."

"Kok bisa? Lo saudaranya? Ah, tapi masa sih? Setau gue—"

"Delano." Itu jelas bukan suara Key, melainkan suara Saga. Baik Key maupun Lano kontan mendongak ke ujung tangga paling atas tempat Saga berdiri sembari menatap Lano dengan tatapan yang kurang bersahabat. "Lo mau sampai kapan disitu?"

Lano berdecak, kemudian kembali menoleh ke arah Key. "Nanti kita ngobrol lagi, ya." Lano baru akan menaiki anak tangga pertama, namun tiba-tiba saja pemuda itu menghentikan langkahnya dan kembali berbalik untuk menatap Key. "He's actually a warm person, dia hanya... terlalu kaku. Jadi kalo ada sikap dia yang kurang enak untuk lo, jangan dimasukkin ke hati, ya"

Key mengangguk mengerti. Gadis itu tersenyum, "Makasih, ya."

"Santai," balas Lano, sebelum lelaki itu benar-benar berbalik dan menaiki tangga yang meliuk ke lantai dua, kemudian masuk ke dalam kamar Saga. Ketika Lano masuk, ia menemukan Saga yang sedang berdiri di balkonnya dengan sebatang rokok di celah bibirnya.

Lano bersiul pelan sebelum kemudian berdiri di sisi Saga. "Menang banyak lo, Ga, tinggal sama cewek kayak Key."

Saga meraih rokok dari celah bibirnya, kemudian berkata, "Jangan bilang ini ke siapa-siapa, apalagi ke anak-anak di sekolah."

Lano mengangguk paham, mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu Saga. "Rahasia lo aman sama gue. Eh, tapi kenapa dia bisa disini?"

"Dia anak teman nyokap gue, dititipin kesini."

Lacuna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang