09 • Tugas Key

2.9K 541 30
                                    

Halo lagi🙆

Here you gooo

Happy reading!✨

---

Key menatap selembar kertas di tangannya seraya menggigit bibir bawahnya, menahan rasa kecewa yang memenuhi rongga dadanya sekarang. Hasil kuis Matematika waktu itu sudah keluar, dan seperti yang sudah diduga, nilainya jauh di bawah nilai standar.

Mungkin dia tidak akan merasa sekecewa ini jika masih berada di sekolah lamanya. Mama pasti akan mengerti dengan kemampuannya dalam pelajaran menghitung seperti ini. Lagipula, beliau adalah tipikal wanita yang jarang sekali marah saat Key melakukan kesalahan, berbanding terbalik dengan pria itu, karena apapun yang Key lakukan akan selalu salah di matanya. Mama hampir tidak pernah marah saat nilai Key jelek, namun justru itulah yang membuat Key menjadi merasa bersalah dan selalu berusaha untuk belajar lebih keras, meskipun hasilnya terkadang tetap tidak sesuai dengan harapan.

Namun sekarang, Key jelas tidak lagi dapat berpikir demikian mengingat dirinya sudah ditempati di salah satu sekolah ternama di Jakarta oleh Bunda.

Dan terlebih lagi, ia takut mengecewakan Bunda yang sudah repot-repot memasukannya kesini. Key menyayangi Bunda dan Bunda juga sudah terlalu baik kepadanya. Key sama sekali tidak ingin membuat Bunda kecewa.

Begitu bel tanda istirahat berbunyi, Key tidak menuju ke kantin seperti biasa walau perutnya sudah terasa lapar, dan justru menggerakan kakinya menuju ke perpustakaan sekolah. Gadis itu diberikan tugas baru oleh Bu Iva yang harus dikumpulkannya besok pagi untuk memperbaiki nilai matematikanya.

Perpustakaan terasa sepi begitu Key masuk. Wajar, karena sekarang adalah waktu istirahat, dan hanya sebagian kecil murid yang mau membuang waktu makan siang mereka untuk duduk di tengah-tengah jejeran buku seperti ini.

Key meraih beberapa buku matematika dari salah satu rak yang berjejer, menghempaskan bokongnya pada salah satu kursi yang berada di ruangan yang cukup jarang dilalui orang. Gadis itu mulai membuka satu per satu buku yang dipinjamnya dan mencoba mengerjakan soal yang diberikan Bu Iva sebagai tugas perbaikan untuk nilai kuisnya.

Key mengetuk-ngetukkan ujung pulpen di dahinya, kebiasaannya sejak kecil jika ia sedang berusaha keras memutar otaknya. Gadis itu masih sibuk dengan soal-soal di hadapannya ketika secara tiba-tiba, seseorang menarik kursi yang berada di sebelahnya kemudian mendudukinya begitu saja membuat Key terlonjak kaget.

Ketika Key menoleh, apa yang menyambut netranya membuat mata gadis itu membelakak. Teman duduknya yang tidak lain adalah Kavin sedang duduk disana dengan lagak santai seperti biasa. Namun, walau cowok itu selalu terlihat tak peduli, tetap ada sesuatu yang terasa mengintimidasi dari sosoknya.

"Kavin, kamu ngapain?"

"Menonton seseorang yang bahkan nggak bisa mengerjakan soal semudah ini." Kavin menukas dengan satu sudut bibir yang terangkat, terkesan mengejek. Matanya menelisik Key dari atas hingga bawah, seperti sedang memeriksa sesuatu.

"Kamu kenapa—"

"Jadi, tipe Saga yang kayak gini?" Jujur, bagaimana cara Kavin menatapnya tiba-tiba membuat degupan di dada Key mengeras. "Well, not bad."

Key menghela nafas panjang dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat. "Aku nggak tau dan sama sekali nggak ada hubungan dengan apa yang terjadi sama kamu dan Saga dulu. Jadi, kamu nggak bisa libatin aku di dalam masalah kalian—"

"Lo berpikir gue berada disini karena masalah gue dengan Saga?" Kavin mendengus geli. "I don't even give a single fuck about him, love."

Kavin menatap tepat pada manik mata Key. Raut wajahnya terkesan pongah dan dingin. "But well, lo nggak sepenuhnya salah. Sebab karena lo, gue dan Saga harus kembali berurusan. Jadi mau nggak mau, lo harus terlibat di dalamnya, Keysha."

Lacuna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang