Halo!💓
Happy reading!✨
---
Selesai makan malam, Bunda langsung pergi ke ruang kerjanya karena ada setumpuk pekerjaan yang harus ia selesaikan malam ini, sedangkan Key dan Saga memilih untuk kembali ke kamar mereka masing-masing.
Saga duduk di kursi meja belajarnya, menyandarkan punggung dan memejamkan matanya sebelum kemudian menghembuskan nafas pelan. Dua hari lagi Key akan pulang, yang artinya hari minggu besok adalah hari terakhir Key akan menghabiskan waktunya di rumah ini.
Membayangkan gadis itu akan pulang membuat Saga seketika merasa sepi. Ia benci menjadi egois seperti ini, namun ia tidak bisa berbohong dengan berkata bahwa ia akan baik-baik saja dan bisa bersikap seperti sebelum Key datang ke rumahnya.
Saga kembali teringat sepotong percakapannya dengan Lano waktu itu.
Now or never.
Jika ia tidak meminta jawaban Key sekarang, mungkin ia tidak akan pernah punya kesempatan lain untuk mendengarkan jawaban gadis itu.
Saga sendiri tahu ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Ia juga ingin tahu bagaimana perasaan yang Key simpan terhadapnya. Apakah mereka berbagi rasa yang sama, atau justru tidak.
Saga meyakinkan dirinya sekali lagi sebelum beranjak dari duduknya, keluar dari kamar dan berjalan menuju kamar yang berada di sebelah. Pemuda itu mengetuk pintu sebanyak dua kali sebelum Key membuka pintu kamarnya, tersenyum ketika mendapati Saga sedang berdiri di depan kamarnya."Lo lagi ngapain?"
Key menyingkir dari ambang pintu kamarnya, membiarkan Saga masuk dan melihat sendiri apa yang sedang ia lakukan. Koper milik gadis itu terletak di lantai dalam keadaan terbuka. Sebagian bajunya sudah terlipat rapi dan dimasukkan ke dalam koper tersebut. "Aku mulai beres-beres. Supaya besok nggak kerepotan."
Begitu Saga masuk ke dalam kamar Key, hal pertama yang ia lakukan adalah menyimpan baik-baik gambaran dari setiap sudut di kamar Key dalam memorinya sebelum kamar itu menjelma kembali menjadi kamar tamu.
"Gue bantu beresin." Key mengangguk, membiarkan Saga mulai membereskan barang-barang di atas meja belajarnya lalu memasukannya ke dalam kardus. Ada bingkai foto, alat-alat tulis dan hiasan-hiasan kecil. Kamar itu perlahan-lahan kembali terlihat seperti sebelum kedatangan Key di rumah ini.
Keduanya tidak mengatakan apa-apa. Key sibuk memasukan baju-bajunya ke dalam koper, Saga sibuk memasukan barang-barang Key ke dalam kardus dan menumpuknya dengan hati-hati agar tidak ada yang patah atau rusak.
Beberapa jenak kemudian, Key berdiri dan menghampiri Saga. "Biar aku aja yang lanjutin besok."
Saga mengangguk. Lagipula, ia belum ingin melihat kamar ini benar-benar kosong. Pemuda itu tersenyum, mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Key. "Gue senang lo bisa pulang."
Key ikut tersenyum. "Aku akhirnya bisa ketemu Mama lagi."
Saga menurunkan tangannya, beralih untuk menggenggam jemari Key. "Gue punya sesuatu untuk lo."
Kedua sudut bibir Key kian terangkat, sebelum kemudian mengikuti langkah Saga yang membawa mereka ke lantai bawah, kemudian berhenti tepat di depan pintu ruang lukis Saga.
Key mengernyit ketika Saga membuka pintu, menarik tangannya lembut hingga mereka berhenti di depan sebuah lukisan yang ditutupi oleh kain tipis berwarna putih.
Dan saat Saga menurunkan kain itu, seketika Key terpana di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna [Completed]
Ficção Adolescente[BAHASA] an unfilled space or interval; a gap. *** Di suatu sore, ketika Saga baru saja tiba di rumah sepulangnya dari sekolah, ia dibuat bingung oleh kardus-kardus yang berada di ruang tamu rumahnya. Keterkejutan itu berlanjut saat Bunda muncul beb...