Halo!🙆
Happy reading!✨
---
Key sedang membereskan barang-barangnya dan bersiap-siap meninggalkan kelas ketika Lano datang menghampirinya dengan sebuah senyum yang tersungging seperti biasanya, membuatnya terlihat begitu hangat dan friendly. Kalau Saga terkenal di penjuru Pelita dengan sifat tak banyak bicara dan dinginnya, maka Lano adalah sebaliknya. Cowok itu berada dalam jajaran anak-anak populer di sekolah karena ketengilan sekaligus keramahannya terhadap orang-orang, ditambah senyum yang hampir selalu terbentuk di bibirnya.
Kelas sudah berangsur sepi, yang tersisa hanyalah Saga, Lano, Key juga beberapa anak yang mendapat giliran untuk piket hari ini. "Nanti malam lo dateng ya, bareng Saga aja biar dia nggak keliatan banget jomblonya." Lano melirik Saga yang kelihatan jengah, namun memilih tak mengatakan apa-apa dan kembali sibuk membereskan barang-barangnya dan memasukannya ke dalam tas.
Nanti malam, Lano mengadakan pesta ulang tahun di rumahnya. Lano mengundang seisi kelas, atau mungkin seluruh angkatan mengingat Lano termasuk dalam jajaran anak terkenal di sekolah. Rasanya punya kebanggaan tersendiri jika terlihat bersama dengan salah satu siswa populer seperti seorang Delano Narendra, terutama bagi para gadis-gadis yang menaruh hati pada pemuda dengan senyum yang hampir selalu berhasil membuat semua gadis terpikat itu.
Key melirik Saga sekilas. Sejak kejadian semalam, mereka berdua belum berbicara sama sekali. Bunda pergi tepat setelah menyelesaikan sarapannya, jadi tidak ada yang menginterogasi mereka berdua karena tidak berangkat bersama pagi tadi.
Semalam, saat ia sendirian di rumah, rasa penasaran tiba-tiba saja menghinggapinya ketika tak sengaja menatap pintu yang berada tepat di bawah tangga. Waktu Key pertama kali datang kesini dan Bunda mengajaknya mengelilingi rumah agar dia tidak merasa begitu asing dengan tempat yang akan menjadi tempat tinggalnya dalam waktu yang tidak bisa dipastikan itu, Bunda tidak begitu banyak membicarakan tentang ruangan itu. Ruangan ini milik Saga, tapi sudah lama tidak digunakan. Begitu kata Bunda. Key tidak menyangka ruangan itu bisa membuat Saga begitu sentimen hingga memunculkan sekelebat emosi di sorot mata pemuda itu semalam saat menemukan Key di dalam ruangan tersebut.
Key sangat merasa bersalah sekarang. Merasa dirinya sudah kelewatan karena masuk ke dalam ruangan Saga, melewati batas tak kasat mata yang selama ini pemuda itu bentangkan di antara mereka.
"Aku nggak janji, ya." Itu yang Key pilih untuk katakan setelah ia tersadar sudah membiarkan beberapa saat berlalu tanpa memberikan jawaban kepada Lano.
Lano mengernyit. "Kenapa? Tenang aja, nggak bakal ada alkohol atau barang-barang terlarang kok kalau itu yang lo takuti."
Key masih memikirkan jawaban yang harus ia berikan kepada Lano saat suara Saga terdengar. Tenang dan dingin. "Lan, ayo."
Saga keluar terlebih dahulu, menyisakan Key dan Lano hanya berdua di dalam kelas karena anak-anak yang tadi sedang membersihkan kelas sudah pulang sejak beberapa menit yang lalu. Lano menatap Saga dan Key bergantian selama beberapa kali, namun tak mengatakan apa-apa. "Gue sangat mengharapkan kedatangan lo nanti malam. You know, no offense, Key, but you seems so lonely for me. So, let's be friend." Lano menyeringai, terlihat seperti anak kecil yang baru saja mengajak seseorang untuk berteman dengan polosnya.
Key tersenyum. Dalam hatinya, ada sedikit rasa iri yang ia rasakan terhadap Lano yang sepertinya selalu bisa menikmati hidupnya, yang tak pernah punya beban apapun, yang bisa dengan mudah memulai sesuatu seperti ini, yang tak perlu berpikir banyak untuk melakukan suatu hal. "Aku belum bisa janji soal undangan kamu nanti malam, tapi untuk ajakan bertemannya, oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lacuna [Completed]
Novela Juvenil[BAHASA] an unfilled space or interval; a gap. *** Di suatu sore, ketika Saga baru saja tiba di rumah sepulangnya dari sekolah, ia dibuat bingung oleh kardus-kardus yang berada di ruang tamu rumahnya. Keterkejutan itu berlanjut saat Bunda muncul beb...