45 • Hari Terakhir

1.9K 381 8
                                    

Halo!💓

Happy reading!✨

---

Hari ini adalah hari minggu. Hari yang menjadi hari terakhir Key berada di rumah Saga.  Begitu selesai sarapan, Bunda dibuat mengernyit ketika Saga bangkit dari kursinya dan berkata ingin pergi ke rumah Lano.

"Saga. Ini hari terakhir Key disini, loh. Kamu yakin nggak mau di rumah aja hari ini?" Bunda bertanya dengan lembut ketika melihat Saga kembali dari kamarnya sambil mengenakan jaket dan menggenggam kunci motor.

Saga menggeleng, mengecup pipi Bunda singkat dan berkata, "Aku ada urusan sama Lano sebentar." Tanpa berkata apa-apa lagi, Saga segera beranjak keluar, dan tidak sampai lima menit setelahnya, Bunda dan Key sudah mendengar deru motor Saga yang meninggalkan pekarangan rumah.

Bunda sempat ingin menahan, namun melihat bagaimana sikap Saga yang terasa berbeda pagi ini, juga Key yang hanya menunduk saat Saga berpamitan tanpa menoleh ke arahnya, Bunda tahu ada yang salah, dan memilih untuk tidak ikut campur.

Tidak sampai dua puluh menit, Saga sudah berada di rumah Lano yang masih terlelap saat Saga masuk ke dalam kamarnya dengan tiba-tiba. Lano membuka matanya dengan tidak rela, mengerang kesal dengan suara khas orang baru bangun tidur saat mendapati Saga sudah berbaring di atas sofanya yang berada di sisi jendela. "Lo makin lama makin hobi ngerecokin gue di jam yang nggak manusiawi, ya. Waktu itu minta gue dateng tengah malam, sekarang gangguin orang tidur pagi-pagi buta begini. Lo—"

Omelan Lano masih akan berlangsung lama kalau saja Saga tidak menyela dengan berkata, "Gue udah dapat jawaban Key."

"Sebenarnya gue masih pengen marahin lo, tapi karena gue kepo, kali ini gue biarin lo lolos." Lano lalu menyeringai, "Jadi gimana? Udah taken nih ceritanya? PJ dulu dong!"

Melihat Saga yang tidak menjawab dan hanya memejamkan matanya, Lano langsung bisa membaca apa yang terjadi. "Oh, shit. Lo ditolak? Gimana bisa? Padahal gue yakin banget dia juga suka sama lo."

"Dia bilang dia nggak akan ada waktu untuk gue karena ingin fokus dengan keluarganya dulu sekarang. Dia bahkan nggak bisa kasih tau gue apa dia juga punya perasaan yang sama untuk gue saat gue tanya." Saga menatap langit-langit kamar Lano. "Gue nggak ingin egois, jadi gue nggak bisa maksa dia. But still, it hurts me. She hurts me."

Kantuk Lano sudah hilang sepenuhnya saat Saga selesai berbicara. Pemuda itu menghela nafas, menatap Saga yang terlihat begitu muram. "Gue nggak tau harus ngomong apa kali ini. Kalian sama-sama nggak salah. Mungkin gue akan ngelakuin hal yang sama kalau gue jadi Key. Tapi lo juga nggak bisa mengendalikan perasaan lo. Dan gue rasa wajar kalau lo kecewa karena ditolak."

Melihat Saga tidak mengatakan apapun dan hanya menatap ke langit kamarnya membuat Lano meringis. "Jadi, kapan dia pulang?"

"Besok."

Lano melebarkan matanya. "Bego! Dia besok pulang dan lo malah kabur ke rumah gue?!"

Saga menghembuskan nafas berat. Ia tahu akan terkesan sangat egois karena di hari terakhir Key berada di rumah, Saga justru memilih untuk berada di rumah Lano. Namun melihat wajah Key hanya membuat Saga teringat akan penolakan gadis itu semalam. Ia takut akan berujung dengan mengatakan sesuatu yang menyakiti Key karena tidak bisa mengendalikan emosinya.

Saga bukan hanya kecewa karena mendapat penolakan dari Key, namun lebih dari itu, ia juga merasa kecewa karena setelah sudah berusaha untuk melawan semua rasa takutnya untuk gadis itu, setelah sudah berusaha keras untuk kembali memercayai dirinya, dan setelah sudah sangat percaya bahwa gadis itu tidak akan mematahkan hatinya, Key seakan tidak menghargai semua yang sudah ia lakukan.

Lacuna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang