47 • Terungkap

1.9K 386 23
                                    

Halo!🌸

Happy reading!✨

---

Jarum jam baru mulai merambat ke angka enam ketika Saga memarkirkan motornya dan masuk ke dalam rumah yang terasa begitu lengang, bahkan membuat derap langkahnya menggema di penjuru ruangan.

Key sudah pergi.

Ia memang sengaja pulang lebih larut dari biasanya karena tidak siap untuk menginjakkan kaki di rumah dan merasakan ketidakhadiran Key disana untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan. Di kelas tadi, Saga bahkan tanpa sadar sempat terpaku dan menatap ke tempat duduk Key yang kosong selama beberapa saat, seperti ingin memastikan kalau gadis itu benar-benar tidak berada disana.

Ia belum siap untuk tidak lagi melihat gadis itu sedang menyiapkan makan malam di dapur, atau duduk di ayunan yang ada di belakang rumah sambil memikirkan sesuatu yang menganggu pikirannya, atau berada di kamarnya dan mengerjakan tugas untuk besok.

Hal pertama yang Saga lakukan setelah ia berada di dalam rumah adalah naik ke lantai atas, masuk ke dalam kamar di sebelah kamar miliknya yang mungkin tidak lagi bisa disebut sebagai kamar Key.

Ketika Saga menekan daun pintu dan mendorongnya perlahan, ia disambut oleh aroma parfum Key yang masih tertinggal di dalam ruangan itu. Meja belajar gadis itu sudah kosong tanpa satu pun barang, begitu juga dengan rak-rak bukunya yang sudah bersih.

Selain bau parfum Key yang masih memenuhi ruangan ini, tidak ada lagi jejak yang gadis itu tinggalkan disini. Kamar ini benar-benar kosong, seakan tidak pernah ada orang yang menempatinya.

Saga menutup kembali pintu kamar itu, menghembuskan nafas yang tanpa ia sadar sudah ia tahan sedari tadi. Saga memilih untuk masuk ke dalam kamarnya sendiri, melepaskan kancing seragamnya sebelum menghempaskan tubuhnya di atas kasur.

Key sudah benar-benar sudah pergi tanpa memberi tahu apa yang gadis itu rasakan kepadanya.

Saga memejamkan matanya, berusaha untuk bisa mengenyahkan bayangan Key dari kepalanya. Namun ketika ia menutup matanya, ia justru terbayangi oleh penolakan Key tempo hari. Suara gadis itu memenuhi kepalanya, membuat rasa sesak semakin membesar dan memenuhi rongga dada pemuda itu.

Saga, aku minta maaf.

Aku nggak bisa.

Tadi, setelah bel pulang sekolah berbunyi, Lano sempat bertanya apakah ia baik-baik saja, dan yang dibalasnya anggukan singkat sebelum ia keluar dari kelas terlebih dahulu.

Tapi Saga sendiri sadar ia telah berbohong. Karena kenyataannya, ia tidak baik-baik saja sekarang.

Malam itu, Saga melewatkan jam makan malam dengan sengaja dan memilih untuk menghabiskan waktunya dengan merokok di balkon kamarnya. Kepalanya terus memutar semua yang pernah terjadi di antara ia dan Key, yang baik maupun yang buruk.

Saga harap Key sudah bahagia sekarang setelah kembali ke kehidupan lamanya.

Sejak awal, Saga sudah tahu suatu hari nanti semuanya akan selesai.

Dan hari ini ini adalah suatu hari nanti itu. Semuanya sudah selesai, sekeras apapun Saga menolak untuk mengakuinya.

 Semuanya sudah selesai, sekeras apapun Saga menolak untuk mengakuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lacuna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang