33 • Masalah

2K 387 56
                                    

Halo💓

banyak yang oleng ya ke Kavin gara-gara chapter kemarin wkwkwk

jadi, kalian sekarang #teamSaga atau #teamKavin nih?

Happy reading!✨

---

Apa yang dikatakan Kavin terbukti benar. Begitu bel tanda selesai istirahat berbunyi dan Key kembali ke kelas, ada puluhan pasang mata yang terasa menusuk punggungnya hingga ia sampai di tempat duduknya yang berada di paling belakang. Bisik-bisik itu terus terdengar, dan beruntungnya tidak bertahan lama karena guru mata pelajaran selanjutnya sudah masuk ke dalam kelas.

Lalu begitu bel pulang sekolah menggema dan Key berjalan melintasi koridor bersama Saga, tatapan itu kembali terasa. Selama ini memang  banyak pasang mata yang sering kali memerhatikannya setiap ia terlihat bersama Saga, namun kali ini berbeda. Tatapan itu terasa... Merendahkan. Meremehkan. Tatapan yang semakin membuat Key merasa bahwa selama ini ia sudah berada di tempat yang sangat salah.

Saga sendiri tidak mengatakan apa-apa hingga mereka sampai ke rumah, membuat Key menduga cowok itu belum tahu tentang rumor yang sudah beredar. Namun Key sendiri yakin, cepat atau lambat cowok itu akan tahu, karena seperti kata Kavin di jam makan siang tadi; rumour spread like a fire in the forest.

Meski ada sebentuk ragu yang memenuhi dadanya, Key memutuskan untuk beranjak dari kamarnya dan melangkah keluar, kemudian berhenti tepat di depan pintu kamar Saga. Untuk sesaat Key tidak melakukan apa-apa, sebelum akhirnya ia memberanikan dirinya untuk mengulurkan tangannya dan mengetuk pintu di hadapannya.

Pintu dibuka setelah Key mengetuk untuk yang kedua kalinya, membuat Key bisa melihat Saga yang tampaknya baru selesai membersihkan diri, dilihat dari air yang masih menetes dari ujung rambut pemuda jangkung itu, lalu jatuh di bahunya membuat kaus putih yang memeluk tubuh cowok itu jadi sedikit lembab.

"Hei. Ada apa?" Saga bertanya sambil melangkah kembali menuju tempat tidurnya lalu duduk di sisi ranjang. Mata pemuda itu memerhatikan Key yang masih berdiri di ambang pintu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Key?" Saga memanggil gadis itu ketika beberapa saat berlalu dan masih tidak ada jawaban darinya. Suara Saga melembut ketika ia berkata, "Come here."

Key menghembuskan nafas perlahan sebelum melangkah masuk lebih dalam ke kamar Saga, berdiri tepat di hadapan pemuda itu. "Aku... Aku keringin rambut kamu, ya."

Saga tahu Key sedang mencoba untuk mengulur waktu sebelum mengatakan apa yang ingin ia katakan. Namun walau begitu, ia dengan senang hati mengangguk, membiarkan Key meraih handuk kecil yang menggantung di lehernya sebelum mulai mengeringkan helaian rambutnya yang masih basah.

Untuk sesaat hanya ada hening. Saga mendongak agar bisa menatap Key tepat pada kedua manik mata perempuan itu, dan tidak sulit baginya untuk bisa menemukan sebentuk muram disana. Gadis itu terlihat sedih, dan terlebih takut.

"Kamu tau kalau rumor soal—"

"Hm. I know."

Key langsunv berhenti mengeringkan rambut Saga. Gadis itu seketika menunduk, menemukan mata Saga yang tengah menatapnya. "Kamu juga udah tau?"

Saga mengangguk. Ekspresinya tidak banyak berubah. Pemuda itu selalu terlihat tenang, seakan tidak ada hal yang bisa mengacaukan emosinya. "Apa lo takut?"

Key semakin merunduk, menghindari tatapan Saga yang tak lepas darinya. Gadis itu tersenyum muram. "Bohong kalau aku bilang enggak."

"I'll keep you safe, Key. Just trust me, and stay close. Nggak ada yang perlu lo takutin."

Lacuna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang