01 • Welcome, Key

8.6K 818 55
                                    

Well, welcome, i guess?

Happy reading!✨

---

Sore itu, ketika Saga pulang ke rumahnya, pemuda itu dibuat mengernyit saat mendapati mobil milik Bundanya sudah terparkir di pekarangan rumah yang biasanya kosong. Pasalnya, Bunda hampir tidak pernah pulang ke rumah pada sore hari seperti ini. Pekerjaan Bunda di salah satu perusahaan ekspor dan impor besar yang ternama cukup menyita waktu, hingga hampir setiap hari wanita itu pulang lewat tengah malam, itupun masih harus membawa setumpuk pekerjaan yang tak sempat dituntaskannya. Tak jarang juga Bunda harus pergi ke luar negeri karena pekerjaannya.

Usai memarkirkan motornya, Saga segera masuk ke dalam rumah, dan keheranannya berlanjut tatkala menemukan beberapa kardus di ruang tamu. Saga melemparkan tasnya di sofa ruang tamu dan membuka kancing seragamnya hingga kaus putih yang ia kenakan terlihat, masih dengan netra menatap heran ke arah kardus yang ada di lantai ruang tamunya.

Beberapa saat kemudian, Bunda muncul dari lantai atas, kemudian tersenyum ketika mendapati sosok Saga yang tengah berdiri di ruang tamu. Di sebelah Bunda, ada seorang gadis berkulit pucat yang tengah tersenyum ke arahnya, walau Saga bisa menemukan rasa ragu dan sedikit takut di dalam sorot matanya. Tubuh gadis itu tidak begitu tinggi, mungkin jika mereka berdiri bersisian, gadis itu hanya akan mencapai bahunya. Rambutnya hitam dan terurai hingga punggung. Wajahnya terasa asing membuat Saga yakin gadis itu bukan sanak saudaranya.

Saga menatap Bundanya tanpa mengatakan apa-apa, namun dari sorot matanya, Bunda langsung mengerti bahwa anak lelakinya itu menuntut penjelasan. Bunda merangkul bahu gadis di sisinya itu dengan hangat. "Ini Keysha, anak teman Bunda. Key akan tinggal bersama kita untuk beberapa bulan ke depan."

Sekali lagi, Key tersenyum ke arah Saga dengan sedikit ragu dan canggung. Mungkin karena gadis itu memang cukup pemalu, atau karena ekpresi Saga yang menunjukkan rasa tidak terkesan.

Dan sebelum Saga bisa mengatakan apa-apa, Bunda sudah lebih dahulu angkat suara lagi, "Lebih baik kamu sekarang bantu Key untuk bawa barang-barangnya ke kamar barunya. Key akan pakai kamar tamu yang ada di lantai atas. Bunda mau siapin makan malam untuk kita dulu."

Hanya itu, karena setelahnya Bunda segera pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam seperti yang ia bilang, meninggalkan Saga yang masih berdiri di lantai ruang tamu dan Key yang masih terdiam di tengah tangga.

Sejenak kemudian, Saga bergerak, meraih dua kardus yang tersisa di lantai ruang tamu, kemudian melangkah ke tangga yang meliuk ke lantai dua, melewati Key begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Key mengekori Saga menuju ke kamar barunya. Ada rasa takut yang menempati dadanya melihat bagaimana Saga tak berekspresi sedikitpun semenjak melihat kehadirannya disini. Bagaimana kalau Saga ternyata tidak menyukai keberadaannya yang terbilang tiba-tiba?

Pada akhirnya, Key memutuskan untuk mencoba membuka obrolan terlebih dahulu. Key menatap punggung Saga ragu-ragu yang masih dibungkus seragam sebelum kemudian bersuara, "Nama kamu—"

"Saga," Saga menyela, terkesan dingin hingga membuat Key mengatupkan bibirnya rapat-rapat. "Ini mau gue taruh dimana?" Saga kemudian berbalik, menatap Key sembari mengangkat kedua kardus yang jelas tak ringan di kedua tangannya.

"Di situ aja," jawab Key cepat, menunjuk ke lantai di sisi tempat tidurnya. Ia cukup terkejut saat mendengar suara Saga yang dalam dan dingin, membuat Key semakin yakin bahwa pemuda itu tidak menyukai kehadirannya di rumah ini.

Saga meletakkan kardus itu di sisi tempat tidur Key, sebelum ia melangkah ke luar dari kamar, dan Key bisa mendengar langkah kaki cowok itu menuruni tangga menuju ke lantai bawah.

Lacuna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang