CH. 40 - Dating Coach

1K 120 23
                                    

"I put you high up in the sky
And now, you’re not coming down
It slowly turned, you let me burn
And now, we’re ashes on the ground"  - Wrecking Ball

-------

Pagi-pagi, Doyoung sudah keluar untuk ke minimarket karena diminta ibunya membeli bumbu dapur. Karena dia anak satu-satunya yang saat ini masih tinggal bersama ibunya, Doyoung gak menolak permintaan itu. Lagipula, dia senang bisa melakukannya.

Doyoung mengambil pesanan ibunya dari rak, lalu dia mengambil sekotak yogurt untuk dirinya sendiri dan membawa semua itu ke meja kasir. Saat belanjaannya sedang dihitung, Doyoung melirik benda yang menarik perhatiannya. Ada dorongan supaya dia membeli benda itu, namun ada juga penolakan dari dalam dirinya.

Gak, cukup sekali aja. Kamu bukan pacar yang brengsek, Kim Doyoung! Omelnya pada diri sendiri.

"Totalnya jadi 4.500 won." Ujar si kasir, membuyarkan lamunan Doyoung.

"Oh, tolong dengan ini juga." Katanya, lalu mengambil kotak kecil berwarna silver yang sebelumnya hanya dilihatnya itu.

Baiklah, aku hanya ingin menyimpannya. Belum tentu juga aku pakai. Aku bisa membuangnya kapanpun, kan?

Doyoung memasang ekspresi datarnya. Untung saja kasirnya cowok, jadi dia gak malu-malu banget.

Saat di perjalanan pulang, seseorang mencegat Doyoung, lalu memberikan kartu nama padanya.

"Silakan, kami baru membuka workshop kami disini." Ujar perempuan yang memberikan kartu nama itu pada Doyoung.

Doyoung menerima kartu itu, lalu tersenyum sebelum kembali berjalan ke rumahnya. Begitu sampai di rumah, dia memberikan kantong belanjaan itu pada ibunya.

"Makasih, Doyoung-ah." Ujar ibunya sambil tersenyum, lalu kembali ke dapur.

Kemudian Doyoung teringat sesuatu, dia langsung menyusul ibunya ke dapur dan mengambil kantong itu kembali. "Ada belanjaan Doyoung tadi, bu. Belum di ambil." Lalu dia membelakangi ibunya dan menggengam kotak kecil itu, yang dia sembunyikan dibalik kotak yogurtnya.

"Emang kamu beli apa, Doy?"

"Yogurt." Kata Doyoung santai sambil menunjukan kotak yogurtnya.

Ibunya hanya mengangguk, lalu melanjutkan kegiatan memasaknya. Sementara Doyoung memperhatikan ibunya sambil meminum yogurtnya, setelah dia mengamankan kotak kecil itu di saku trainingnya.

"Bu,"

"Hmm?"

"Menurut ibu, Taehee gimana?"

"Taehee? Baik, cantik, pintar, manis. Kenapa emang?"

"Aku mau serius sama dia."

Nyonya Kim lantas menghentikan kegiatan memasaknya dan memfokuskan perhatiannya pada putra bungsunya itu, dengan tangan yang dilipat di depan dada.

"Kamu serius?"

Doyoung mengangguk.

"Tapi dia pernah punya trauma, Doy. Terkadang seseorang tidak berani melangkah lebih jauh karena trauma masa lalunya." Ujar ibunya Doyoung, yang emang mengetahui hal itu.

"Taehee udah pulih, bu. Lagian kenapa ibu ungkit itu? Bukannya selama ini ibu juga suka sama Taehee? Ibu sering tanya kabar Taehee gimana? aku sama Taehee gimana?"

"Itu karena ibu perhatian sama kamu. Selama ini perempuan yang dekat dengan kamu selain ibu kan cuma dia. Wajar dong, ibu tanya Taehee gimana? Kamu sama dia gimana? Karena ibu gak bisa tau secara langsung perempuan kaya gimana yang dekat dengan kamu itu."

Good Guy or Stupid Guy? | END ✔Where stories live. Discover now