Bonchap 1 | Oahu

1K 130 23
                                    

Kehidupan awal rumah tangga identik dengan bulan madu, karena bulan pertama kehidupan pernikahan itu terasa semanis madu. Taehee dan Doyoung nemang hanya seminggu di Hawaii untuk perjalanan bulan madu, mungkin itu juga yang menjadi pertanda bahwa gak ada istilah bulan madu di pernikahan mereka. Karena bahkan, satu bulan pertama pernikahan mereka dihabiskan dengan bekerja dan mengurus keperluan rumah tangga.

Ini hari kedua mereka di Hawaii, tepatnya di Oahu. Hangat udara musim negara tropis memang berbeda, keduanya cukup nyaman berlama-lama duduk di kursi beranda hotel yang beratapkan langit dan daun pohon kelapa.

Taehee, yang duduk berselonjor sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Doyoung, tiba-tiba menarik juga lengan lelaki itu agar melingkar ke bahunya. Perempuan itu menunggu selama beberapa detik, namun Doyoung sama sekali tidak terusik. Taehee mendengus kasar, Doyoung masih juga belum terusik. Suaminya itu tetap sibuk memandangi ponselnya yang menunjukan tabel excel.

"Kak..." Panggil Taehee lembut.

"Hm?" Respon Doyoung, tanpa sama sekali memandang Taehee.

"Snorkling yuk?" Ajak Taehee. Perempuan itu gak tau apa yang sedang direncanakannya, ide itu hanya terlintas di kepalanya begitu saja.

Ajakan Taehee berhasil menarik perhatian Doyoung padanya. "Jangan sekarang ya, sayang?"

Bibir Taehee langsung tertekuk ke bawah. "Kenapa?"

"Air lautnya udah mau pasang." Jawab Doyoung sambil tersenyum kecil, lalu ia kembali sibuk dengan ponselnya.

Taehee kemudian diam. Sebenarnya kalau dipikir lagi, dia juga gak berharap mereka bisa snorkling sekarang. Kakinya sudah terlalu pegal untuk berenang, akibat terlalu lama berjalan di pinggir pantai ketika mereka menunggu matahari terbit.

Taehee bukannya gak mau diam, tapi dia jenuh karena lebih banyak didiamkan oleh Doyoung— yang bahkan setelah empat jam mereka tiba di Hawaii— sudah disibukkan dengan kerjaan.

Bukankah dia sedang cuti? Bukankah mereka sedang berbulan madu?

Pikiran Taehee langsung terdistraksi saat kecupan menghujani puncak kepalanya. Doyoung menghujani Taehee dengan kecupan di puncak kepalanya, dengan mata yang masih terfokus pada ponselnya. Kekesalan Taehee seketika sedikit memudar.

"Kak Doyoung," Taehee kembali berusaha.

"Apa?" Tanya Doyoung. Kali ini lelaki itu menurunkan ponselnya dan menatap Taehee.

"Kita balik ke kamar aja yuk?" Gumam perempuan itu.

Doyoung lantas memandang Taehee dengan kedua alis terangkat, lalu ia mengangguk. "Yuk."

Jantung Taehee bertabuh sedikit lebih cepat, namun ia mengabaikan hal itu. Persetan dengan debar jantungnya, nasib baik kalau Doyoung jadi punya inisiatif tentang hal yang bisa mereka lakukan bersama.

Nyatanya tidak ada.

Pikiran Taehee jadi terlempar ke saat mereka berlibur di Daechon. Menurut Taehee, suasana liburan mereka saat ini dan saat itu gak ada bedanya. Doyoung bersikap manis semaunya, mengikuti suasana hatinya.

Saat mereka tiba di kamar hotel, yang sebenarnya lebih mirip villa karena ada pantry dan ruang tengah di dalamnya, Taehee langsung melengos ke kamar mandi untuk mandi. Begitu ia selesai mandi, ia menemukan Doyoung masih dengan ponselnya. Rasanya Taehee ingin melempar ponsel Doyoung. Bagaimana bisa layar tipis itu lebih menyita perhatian Doyoung dari Taehee yang jelas-jelas bisa bicara bahkan bergerak?

Taehee memutuskan untuk mengenakan gaun tidurnya. Dia punya firasat bahwa kegiatan hari ini sudah berakhir. Hari kedua di Hawaii berlalu begitu saja. Satu hal yang menyenangkannya dari hari ini adalah ia berhasil melihat matahari terbit dan terbenam, meskipun pemandangannya kurang bagus saat ia melihat matahari terbenam.

Good Guy or Stupid Guy? | END ✔Where stories live. Discover now