CH 5 - DATING

1.7K 191 8
                                    

Dua bulan yang lalu adalah waktu kencan terakhir kali Taehee dan Doyoung. Taehee gak terlalu sibuk sebenarnya, jadwalnya lebih fleksibel karena dia udah gak ada kelas lagi, cuma bimbingan skripsi doang. Beda sama Doyoung yang belum genap setahun kerja di kantornya, meskipun weekend dia libur, tapi gak menjamin mereka buat punya waktu kencan.

Doyoung ingin kencan dia dengan Taehee kali ini spesial, karena hari ini adalah hari yang spesial. Ia bukan cowok romantis, soalnya dia pacaran baru sama Taehee doang, jadi dia gak tahu kriteria romantis itu yang kaya gimana. Makanya, karena dia gak tahu cara untuk menjadi romantis, setidaknya Doyoung harus berpenampilan sebaik mungkin di mata Taehee setiap kali mereka kencan. Doyoung ingat, waktu kencan pertama ia memakaikan pomade di rambutnya, dan Taehee bilang dia gak suka. Kalau sama Taehee, Doyoung gak perlu pake pomade.

"Apaan, rambut kakak jadi keras gitu. Kan sayang, rambut kakak halus banget tau." Komentar Taehee membuat Doyoung lega. Dia emang gak suka pake pomade. Tapi sejak kerja, dia mau gak mau harus pake pomade, seenggaknya tiap hari senin, supaya rambutnya rapi terus.

Hari ini Doyoung pinjam mobil Gongmyung supaya Taehee lebih nyaman. Taehee belum tahu, cewek itu mungkin aja protes dulu sebelum akhirnya terima, dan Doyoung udah siap dengan celotehan Taehee nanti.

 Taehee belum tahu, cewek itu mungkin aja protes dulu sebelum akhirnya terima, dan Doyoung udah siap dengan celotehan Taehee nanti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Pagi, Om." Sapa Doyoung pada ayah Taehee yang lagi rapiin pohon bonsai di pekarangan rumah.

"Eh, Doyoung. Masuk sini. Taeheenya masih siap-siap tadi, kayanya udah selesai sih." Kata ayahnya Taehee.

"Doyoung pinjem Taeheenya dulu ya, Om." Kata Doyoung.

"Gak boleh." Balas ayahnya Taehee tanpa melihat wajah Doyoung yang menegang. "Gak boleh dibikin nangis Taeheenya, maksud om gitu." Lanjutnya sambil terkekeh melihat wajah Doyoung yang langsung lega.

"Huft, om bikin saya kaget. Iyaa om, siap."

"Siap apa? Siap nikahin anak saya?" Tuan Jung lanjut bertanya.

Doyoung seketika merasakan keningnya berkeringat. Apakah ini pertanyaan serius? Ia tidak siap dengan interview yang seperti ini. "Siap om, kalo Taeheenya mau."

Tuan Jung langsung membelalak, lalu tertawa gak percaya.

"Siap apa, kak?" Tanya Taehee yang ternyata udah ada di depan pintu.

"Nggak. Udah gih, kalian berangkat. Hati-hati ya." Sela tuan Jung.

"Ayah gak apa-apain Kak Doyoung, kan?" Tanya Taehee curiga, membuat ayahnya membelalak lagi.

"Taehee-ya, masa sama ayah kamu gitu?" Doyoung melirik tuan Jung gak enak. "Om sama aku cuma ngobrol."

"Ohh.. ya udah, Taehee pergi ya, yah." Kata Taehee, sambil mencium pipi Tuan Jung, lalu gadis itu terkikik. "Maafin Taehee, yah." Bisik gadis itu pada ayahnya.

Dan benar saja, setelah Doyoung suruh Taehee masuk mobil, cewek itu gak berhenti ngomong selama lima menit penuh bahkan setelah mobil melaju. "... kan lebih enak kalo nanti nikmatin senjanya dari motor. Langitnya keliatan langsung. Udah gitu bisa ngerasain hembusan angin. Terus duduknya bisa deketan, gak ada perseneling yang ngalangin. Lagian--" ucapan Taehee terhenti saat Doyoung mencubit kedua pipi Taehee dengan satu tangannya. Membuat cewek itu melayangkan wajah cemberut pada Doyoung. "Ih, kan aku elum sulusai ngumung kak." Kata Taehee masih sempat bicara meskipun sulit.

Good Guy or Stupid Guy? | END ✔Where stories live. Discover now