CH. 58 - Make Over

983 168 18
                                    

"I have faith in what I see
Now I know I have met an angel in person
And she looks perfect" - Perfect

------
Kim Doyoung beneran lupa. Taehee seharusnya gak perlu merasa senang atau lega waktu dia jawab pertanyaan Doyoung di malam waktu dia nganterin pacarnya, yang mabuk itu, ke rumahnya. Antara kesal dan tidak peduli, Taehee berusaha mengabaikan perasaan mengganjal itu.

Jadi, malam itu waktu Doyoung ketiduran di pelukan Taehee, cewek itu terpaksa nunggu dulu selama beberapa menit untuk memulihkan tenaganya. Taehee bersumpah demi apapun, meskipun Doyoung terlihat kurus, tapi tetap saja Doyoung jauh lebih berat dari Taehee. Di bawah gerimis yang masih mengguyur keduanya, Taehee membiarkan Doyoung tetap bersandar di tubuhnya, sama sekali gak lucu.

Taehee sempat bete. Kakinya lecet, dan... iya, dia memapah Doyoung-- yang setengah sadar-- sendirian sampai ke halaman rumahnya. Hal menyebalkan untuknya gak cukup sampai disitu. Taehee sebenarnya gak mau bangunin orang tuanya Doyoung, soalnya waktu itu udah jam 11 malam, tapi dia juga gak mungkin menyelinap diam-diam ke rumah Doyoung. Alhasil dia menekan bel rumah Doyoung, supaya ada yang bukain pintu.

Taehee udah khawatir duluan, soalnya dia memulangkan Doyoung dalam keadaan mabuk, udah gitu baju mereka basah, terlebih bajunya sendiri juga terlihat berantakan. Belum lagi rambut Taehee yang jadi lepek dan gak kalah berantakan dari bajunya. Kesan perempuan baik sepertinya gak bisa disematkan padanya kalau dilihat dari penampilannya yang seperti itu, dan dia takut pemikiran seperti itu terlintas di kepala orang tuanya Doyoung. Padahal kan, kronologisnya gak sesederhana itu, lagipula Doyoung bukan pergi dengan Taehee.

"Taehee-ya, kenapa Doyoung bisa pulang sama kamu?" Tanya ibunya Doyoung waktu itu. Taehee sedikit lega, seenggaknya dia jadi tahu kalau Doyoung pamitnya bukan buat pergi sama Taehee.

Ibunya Doyoung bantuin Taehee buat dudukin Doyoung di sofa ruang tamu. Katanya, biarin Doyoung tidur di sofa. Sebenarnya Taehee gak tega, tapi gak mungkin juga kan kalau Taehee maksain memapah Doyoung naik ke lantai dua? Bisa-bisa keduanya terguling di tangga.

Malam itu, nyonya Kim juga maksa Taehee buat menginap. Akhirnya Taehee pun menginap. Pas dia bangun keesokan paginya, dia lihat Doyoung yang udah mandi dan segar. Taehee cuma diam sambil mandangin Doyoung dengan perasaan dongkolnya.

"Inget gak, semalem ngapain aja?" Tanya Taehee ke Doyoung waktu itu.

Doyoung tampak berpikir. "Aku kumpul sama temen-temen aku, udah gitu... oh iya, aku... mabuk. Terus aku liat kamu dateng, terus... udah."

"Yakin, udah? Gak inget apa pun lagi?" Tanya Taehee memastikan. Kalau Doyoung beneran gak ingat, dia gak akan nanya atau nyinggung-nyinggung hal itu lagi.

Doyoung menggaruk kepalanya, lalu menggeleng lemah. "Enggak... emangnya ada apa lagi?" Tanya cowok itu, lalu ekspresi mukanya tiba-tiba berubah. Taehee udah cukup antusias, yakin kalau Doyoung ingat. Tapi cowok itu justru bilang, "Apa semalem aku lakuin itu ke kamu tanpa izin, dek?" Tanya Doyoung panik.

"Yaa!!" Taehee memukul dada cowok itu, gak kencang, tapi pake emosi.

"Ha?! Beneran?! Astaga, maafin aku, dek. Aku--"

"Gak, bukan itu. Aaargh ngeselin! Udah, lupain aja!" Gerutu Taehee sambil melewati Doyoung begitu saja.

Seberapa pun kesalnya Taehee, dan seberapa pun menyebalkannya Doyoung saat itu, cowok itu tetep aja manis, baik, perhatian. Kalau biasanya Taehee ngobatin luka Doyoung, waktu itu Doyoung yang ngobatin lecet di kaki Taehee. Udah gitu, cowok itu melarang Taehee buat pakai heels, apalagi stilleto. Dia bahkan sampai membelikan Taehee sepatu flat.

Good Guy or Stupid Guy? | END ✔Where stories live. Discover now