14 Tahun kemudian

1.9K 187 19
                                    

Arjuna kecil

Arjuna 19 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arjuna 19 tahun

Arjuna 19 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

∆∆

Arjuna tumbuh jadi anak protektif sama bundanya. Semenjak kejadian 14 tahun yang lalu mereka memutuskan untuk pindah rumah dan membeli rumah baru hasil dari tabungan bundanya dalam mengelola rumah makan.

Masa kecil arjuna hanya diisi dengan tangisan bundanya, serapat apapun bundanya menutupi arjuna masih bisa tahu bahwa bundanya suka menangis. Berangkat dari itu, arjuna berjanji untuk menjaga bundanya dan membahagiakan bundanya, sampe sampe dia ga ada waktu buat mikirin cewe. Padahal dia cukup populer.

Arjuna adalah atlet basket, tidak bisa menolak bakat olahraganya turun dari ayahnya, dan dia berterimakasih untuk itu. Iya, hanya untuk itu. Tidak untuk luka luka lainnya. Hubungannya dengan mas ian sedikit memburuk, paling lama bertemu pas lebaran, selain itu bertemu hanya berkunjung, 30 menit atau 1 jam, mengantar makanan dari bundanya, atau disuruh bundanya untuk menengok ayahnya.

"Hari ini, hari pertama adek masuk kuliah.. Yeeeyy~" kata rendi sambil menutup wadah makan taperwer juna, melihat itu juna tersenyum.

Selain mata bundanya yang tiap pagi terlihat sembab, tidak ada yang berubah dari bundanya. Tetap sosok ibu yang lembut, penyayang dan masih sering membekali makanan, dulu untuk ayah yang berangkat kerja, sejak 14 tahun lalu, bekal itu berubah jadi untuk anak yang berangkat sekolah.

Juna berdiri kemudian mengambil tasnya,

"Juna berangkat ya, bunda?" kata juna sambil mencium tangan bundanya,
"Eh! Eh! Bentar!" rendi berbalik dan kembali membawa helm, juna nyengir.
"Kamu tuh kebiasaan ya, dek? Helm tuh disiapin dong. Masa mau ditinggal?" kata rendi sambil nyerahin helm, juna nyengir terus dengerin omelan bundanya

"Makasih ya, bunda?" kata juna
"Iya, sama sama. Tapi besok besok harus disiapin sendiri."
"No.. No.. Makasih.." kali ini kata makasih itu terdengar lebih dalam, rendi terdiam sebentar,
"Sudah didik juna sampai sebesar ini, sampai juna bisa kuliah. Makasih.." kata juna sambil senyum, rendi juga ikut tersenyum terus reflek peluk juna.

Seumur umur, kalimat yang paling menggetarkan hatinya adalah kalimat ijab kabul suaminya bertahun tahun yang lalu, tapi hari ini kalimat itu terpatahkan, digantikan oleh kalimat terimakasih anaknya yang ia besarkan sendirian selama 14 tahun.

Tetangga Kok Gitu, Sih!? (Original Plot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang