Mas ali lagi duduk di kursi didepan ruang periksa rumah sakit. Ngga lama kemudian dia denger suara orang buka pintu, pas dia noleh mas chandra baru keluar dari ruangan.
Mas ali langsung berdiri terus nyamperin mas chandra. Mas chandra yang menyadari keberadaan mas ali sedikit terkejut.
“Udah?” tanya mas ali, mas chandra senyum.
• ••• •
Mereka jalan beriringan di lorong rumah sakit.
“Maaf ya, mas.. jadi ngerepotin-” kata mas chandra, mas ali menoleh sekilas lalu tersenyum.
“Nggapapa. Lain kali kalau angga ada perlu lagi dan kamu harus check ke dokter, hubungi mas, ya?” jawab mas ali,
Mas chandra mendongak menatap mas ali yang sedang tersenyum, dia ikut tersenyum lalu pandangannya beralih ke lorong.
“Gimana kata dokter?” tanya mas ali, mas chandra senyum.
“Keadaan aku udah membaik. Tapi aku masih perlu minum obat dan istirahat, katanya aku ngga boleh banyak mikir biar ngga banyak halusinasi lagi.” jelas mas chandra, mas ali ngangguk-ngangguk“Bener. Kamu ngga boleh stres dan harus rutin minum obat juga istirahat. Hh- mas ngga tau kalau kamu konsumsi obat tidur, chand?”
Mas chandra berpikir, mengingat-ingat sejak kapan dia mulai mengonsumsi obat tidur.
“Kayanya baru beberapa bulan setelah aku kerja. Aku konsumsi obat tidur karena stres sama pekerjaan.” kata mas chandra, mas ali ketawa kecil.
“Lucu banget denger kamu ngomong pake aku-kamu.”Mas chandra ikut ketawa,
“Biasanya pake elu-gua, ya?” mas ali mengangguk lalu mereka tertawa bersama.
Tak terasa mereka sudah sampai di mobil mas ali, keduanya segera masuk mobil dan mas ali melajukan mobilnya.
“Mau makan soto langganan kita dulu?”
“Hm.. lagi mau mi ayam-” kata mas chandra sambil melihat diluar kaca mobil.
“Oke, siap bos!”Mas chandra menoleh, tertawa mendengar respon mas ali, mas ali lagi nyengir sambil masih fokus nyetir.
• ••• •
Mereka sudah sampai di warung mi ayam langganan mereka dulu. Sudah memesan dan sekarang sedang duduk berhadapan menunggu pesanan.
Mas ali melihat sekitar kemudian melihat sebuah keluarga kecil sedang makan bersama, dan anak kecil di keluarga itu tengah menangis. Mas ali tersenyum tipis lalu menghadap mas chandra.
“Dek? Liat deh adek yang disana yang lagi nangis.”
Mas chandra menurut, dia menoleh tepat disebelah mejanya, memperhatikan keluarga kecil itu lalu mengangguk dan kembali menghadap mas ali.
“Iya, mas.. kenapa?” tanya mas chandra,
“Jadi inget waktu kita sama angga makan disini, angga masih kecil. Dia nangis juga kan karena mangkuk dia ngga ada gambar ayamnya-”Senyum mas chandra merekah seiring dengan kenangan yang terputar di otaknya. Dia mengangguk bersemangat.
“Mana jadinya rewel lagi-” kata mas chandra, mas ali mengangguk sambil cekikikan.
“Kalo diperhatiin, angga tuh aneh ya dia.. mirip elu-”Tiba-tiba mas ali berbicara menggunakan "elu" sebagai pancingan untuk mas chandra, sekaligus lebih mencairkan atmosfer di antara mereka. Mas chandra membuka mulut tak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. Dia pun masuk dalam permainan mas ali.
“Gua? Dih, bukannya elu yang aneh. Eh, lu inget ga lu juga ngga mau makan kalo garpu lu gepeng!” sahut mas chandra,
Mas ali tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya, suasana ini yang dia rindukan. Dia tertawa kecil sambil membuang muka, berpikir tentang pembalasan terhadap mas chandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Kok Gitu, Sih!? (Original Plot)
Random[Complete ✔] Plot asli dari Tetangga Kok Gitu, Sih!? Kisah persahabatan Angga dan Juna yang mengalami lika liku sejak perceraian kedua orang tua mereka masing masing. Diwarnai kisah cinta Mas Ali dan Mas Chandra serta Mas Ian dan Rendi. ⚠bxb ⚠bahasa...