Rumit

615 93 0
                                    

“Delon.. temen mama kamu-”

“Mama ga kenal sama dia..”

“Temen mama kamu..”

“Mama ga kenal..”

Lamunan angga terbuyar oleh klakson mobil dari arah berlawanan yang berjalan ke arahnya, dia buru-buru memutar stang, membuat ban mobilnya berdecit dan hampir menabrak pembatas jalan.

Angga masih mengatur debar jantungnya sementara klakson dari arah belakang bersahutan, satu persatu mobil berjalan mendahului mobil angga yang berhenti di pinggir jalan, beberapa dari pengemudi itu meneriaki dan memaki kecerobohan menyetir angga.

Angga menelan ludahnya susah payah, kepalanya bersandar pada jok mobil sambil dia menarik napas dalam-dalam. Lega rasanya dia tidak mengalami kecelakaan.

Sesaat pikirannya yang kembali tenang, terisi oleh fakta baru yang ia temukan. Marah dan memukul stang kemudi frustasi karena bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

∆∆∆

Di cafe setelah bertemu di ahli IT.

“Om ga tau pasti apa yang mereka obrolin, tapi yang om tau.. mereka akrab.” kata om juna, angga mengangguk pelan.

“Om delon kenal sama om juna?” tanya angga, om juna menggeleng sambil mengangkat cangkir espresso nya.

Angga diam, keningnya berkerut tanda ia sedang berpikir.

“Ah, om pernah ga sengaja nguping.. mereka berantem-”

Mata angga melirik om juna, dia tertarik.

“Itu saat mamamu keluar dari pekerjaannya.. hh-”

FLASHBACK (Juna's POV)

Om habis print artikel terbaru soal kabar artis yang lagi naik daun, waktu itu mamamu habis pamitan sama kita semua, waktu dia mau keluar, ada delon nungguin di ruang tunggu.

Ruang tunggu biasanya dipakai sama keluarga kita yang nengokin kita kerja, buat ngobrol. Ruang om dekat sama ruang tunggu, sewaktu om mau masuk ruang.. disitu om mencuri dengar percakapan mereka.

“Saya ga suruh kamu untuk keluar!” teriak delon,
“Gua ga butuh ijin lu. Kalo gua mau keluar ya tinggal keluar.. gua udah punya keluarga sendiri, delon. Lu gak berhak ngatur gua lagi!” sahut mamamu, suaranya kencang banget. Mustahil kalau satu kantor ga dengar.

“Oh.. oh, okay.. okay kalau itu mau kamu, kamu tau apa yang bisa saya perbuat.. saya akan bongkar perselingkuhan kamu, mau?” suara delon ga terlalu kencang, tapi karena om berada dekat dengan mereka, om bisa dengar dengan jelas.

Mamamu kaget, dia sempat melihat ke sekeliling, sampai om harus sembunyi dibalik tembok biar ga kelihatan sama mamamu.

“Lu—” mamamu nampar delon mungkin karena saking keselnya,

Delon bukannya kesel malah ketawa, serem dia. Mamamu sempat keliatan frustasi, sampai akhirnya dia bikin kesepakatan sama delon.

“Okay. Gua bakal nurut sama lu, buat terusin rencana kita. Lu bisa minta gua ketemu kapanpun, gua akan berusaha nemuin lu.” kata mamamu, delon senyum, senyum yang mengerikan.

Delon mengangguk-angguk.

“Good. Lagian, ini demi keuntungan kita berdua, iya kan? Kamu bisa terbebas dari mertuamu, dan saya bisa dapatin rendi.” kata delon,

“Oh iya.. masalah liburan ke bali, biar saya yang atur.. kamu tinggal berangkat, senang-senang.. gampang, kan?”

Mamamu terdiam, keliatan lagi mikir. Terus dia senyum, setelah itu.. om masuk ke ruangan, karena om ada deadline.

Tetangga Kok Gitu, Sih!? (Original Plot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang