Hari ini sudah berlalu 3 bulan setelah rendi bilang mau menikah sama mas delon. Rendra yang mulanya marah dan mendiami rendi kini memilih untuk berdamai dengan kakaknya dan merelakan kakaknya untuk menikah dengan seorang berbahaya itu. Tidak mudah, memang. Tapi mau bagaimana? Kakaknya sudah terpengaruh oleh kata-kata mas delon.
Rendi sendiri tidak mengatakan dengan jelas alasannya tiba-tiba menikah dengan mas delon, dia cuma bilang bahwa dia menyukai mas delon dan dia meyakinkan orang-orang bahwa dia bisa merubah mas delon menjadi lebih baik.
Rendra, mas ian dan jiun jelas curiga, tapi kembali lagi, rendi yang polos hatinya sudah tertutup oleh kata-kata mas delon. Semua yang dikatakan mas delon terdengar masuk akal baginya.
Sama dengan rendra, juna juga mendiami rendi. Menginap dirumah arga, mas angga atau ayahnya, sesekali pulang, tapi hanya 2 atau 3 hari setelah itu pergi lagi menginap berpindah-pindah tempat.
“Adek mau undang teman-teman?” tanya rendi yang sedang mempersiapkan undangan,
“Adek, lihat.. adek suka warna merah emas atau hitam emas? Pilih yang mana?” rendi menyodorkan dua desain kartu undangan pada anaknya, mewah dan elegan.Yang satu berwarna hitam, memberi kesan kuat dan misterius dengan garis berwarna emas. Satu lagi berwarna merah marun, mempunyai kesan mewah dan sensual dengan garis tipis berwarna emas membuatnya tidak monoton.
“Apa bunda beneran bahagia?” tanya juna,
Senyum rendi perlahan memudar. Kemudian dia tersadar lalu tersenyum seolah dia tak mendengar pertanyaan anaknya.
“Kayanya yang hitam aja, ya? Bagus..” katanya lalu lanjut memandangi desain kartu undangan itu.
“Aku hidup sama bunda hampir 20 tahun, aku tahu bunda nyembunyiin sesuatu, aku juga tahu bunda setengah hati ngelakuin semua ini. Aku tahu bunda ngga beneran bahagia.” juna mulai mengoceh,
“Juna.. dek-” rendi menaruh kartu undangan diatas pahanya lalu lanjut memandang ke arah anaknya.
“Bunda tahu berat bagi kamu nerima semua ini.. tapi bunda mohon, sekali ini terima keputusan bunda..” kata rendi,
“14 tahun lalu aku yang ga tau apa-apa dipaksa nerima keputusan bunda cerai sama ayah, apa aku baik-baik aja? Seumur hidup aku terus dihantui rasa penasaran sama apa yang sebenarnya terjadi, masa remajaku hancur karena mendengar alasan kenapa kalian berpisah. Aku pelan-pelan berdamai seperti kemauan bunda.. dan sekarang, setelah aku berhasil berdamai sama keadaan aku, aku harus dipaksa nurutin keputusan bunda lagi?”
Mata rendi membulat mendengar kalimat panjang dari anaknya. Ternyata ini yang ada dalam pikiran anaknya selama bertahun-tahun? Rendi merasa gagal menjadi seorang ibu karena tidak pernah bertanya pada anaknya apa yang dia inginkan, dan terus melakukan sesuatu sesuai keputusannya.
Sejenak dia hanyut dalam pikirannya sendiri, lalu dia tersadar, ini adalah jalan satu-satunya menyelamatkan juna dari mas ian, pikirnya. Dan mau tidak mau, dia harus mengorbankan perasaannya dan juna demi hidup mereka yang lebih baik.
Rendi.. kamu salah. Salah besar. Keputusanmu salah.
Andai rendi tidak memutuskan bertemu dengan mas delon saat itu, andai dia tidak terlalu mudah terpengaruh oleh kata-kata mas delon. Andai..
• ••• •
Angga mematikan ponselnya setelah melihat pesan panjang yang dikirim juna. Memberitahukan bahwa bundanya sudah mulai mempersiapkan undangan, sementara dia belum menemukan apapun soal mas delon.
Hal terakhir yang dia ingat cuma fakta soal mamanya dan mas delon yang ternyata saling kenal dan sepertinya bersekongkol, dia kembali mengingat kalimat demi kalimat dari cerita om juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga Kok Gitu, Sih!? (Original Plot)
Random[Complete ✔] Plot asli dari Tetangga Kok Gitu, Sih!? Kisah persahabatan Angga dan Juna yang mengalami lika liku sejak perceraian kedua orang tua mereka masing masing. Diwarnai kisah cinta Mas Ali dan Mas Chandra serta Mas Ian dan Rendi. ⚠bxb ⚠bahasa...