Perang Dingin

826 124 12
                                    

Rendi tidur di sofa, mas delon lagi buang box nasi buat makan mereka bertiga sementara mas ian nyelimutin rendi.

Setelah mereka selesai sama kesibukan masing-masing, ngga lama ada seseorang mengetuk pintu ruang UGD. Mas delon bukain pintu dan disanalah mas ali, berniat menjenguk keadaan juna setelah seharian ngurusin angga. Mas delon dan mas ian jagain juna disamping kanan kiri ranjang rumah sakit, sementara mas ali duduk disebelah ian.

“Gimana juna?” tanya mas ali,

“Kakinya yang parah, mas.. kakinya patah karena kena pukulan benda tumpul gitu, dan penyembuhannya bisa sampe 2 bulan. Selain itu, banyak bekas lebam di wajah, dada dan perut.”

Mas ali ngangguk-ngangguk terus liatin juna yang lagi tidur.

“Kalau angga, mas?” tanya mas ian, mas ali noleh

“Dia shock, yan.. dia bilang dia bukan pelakunya, tapi karena shock dia belum bisa ditanya banyak. Waktu diperiksa polisi aja katanya dia cuma diem sambil nunduk.. hh-” mas ali ngusap wajahnya kasar.

“Cuma bisa berharap kalo emang bener bukan angga pelakunya, dan kasus ini bisa selesai cepet.”

“Aamiin..” jawab mas ian dan mas delon kompak,

Hening beberapa saat, sampai akhirnya mas ian membuka suara.

“Kamu bisa pulang, delon.. saya bisa jaga anak saya sendiri..” kata mas ian,

“Oh, biar saya yang jaga.. kamu bisa pulang, lagian.. besok harus kerja, kan?”

Mas ian geleng,

“Nope. Saya ambil cuti buat jagain juna..” jawab mas ian,

“Oh, ya? Hm.. kalau begitu pasti jadi susah untuk biaya rumah sakit juna, jadi.. biar saya aja yang nerusin biayanya.” kata mas delon,

“Tenang.. saya masih punya tabungan..” jawab mas ian kalem,

Mas ali hela nafas terus pijit pelipisnya pelan,

“Itu tabungan kamu.. jangan dipakai, nanti habis..” sahut mas delon,

“Saya kerja buat anak saya, delon.. jangan terlalu khawatir.. kamu bisa urusin urusanmu sendiri..” kata mas ian,

“Juna jadi urusan saya juga, adrian.” sahut mas delon,

“Hmm.. oh ya? Kenapa?” tanya mas ian,

“Ya.. karena—”

“Kamu tidak ada hubungan sama juna, kenapa kamu keukeuh mau bantu dia? Kamu ingin terlihat lebih didepan rendi?” tanya mas ian,

“Adrian sebelum kamu katakan kalimat itu pada saya, katakan pada diri kamu sendiri. Kamu juga ingin terlihat lebih kan didepan rendi?”

“Guys, stop.. didepan kalian ada anak yang baru digebukin sampe ngga sadar. Dan kalian berantem ngerebutin ibunya? Otak kalian dimana, sih?” mas ali dongkol banget.

“Kalian kalo mau berantem, nyari waktu yang tepat, ntar-ntar aja. Atau kalo kalian pengin berantem sekarang banget nih, keluar dari sini cari tempat kalian sendiri. Jangan berantem didepan juna, atau adik gua, rendi. Ngerti?” kata mas ali,

Mas ian diem, buang muka. Mas delon juga. Mas ali liat mereka berdua terus hela nafas.

“Gua ngga ngerti sebesar apa ambisi kalian perebutin rendi. Tapi please, tau situasi. Kalian pikir etis berantem didepan orang sakit begini? Untung rendi tidur, coba dia bangun? I'm pretty sure if he knows about this, he won't choose any of you guys.” kata mas ali panjang lebar.

Tetangga Kok Gitu, Sih!? (Original Plot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang