Mencari Tahu (2)

465 69 2
                                    

Seorang lelaki duduk meringkuk di sudut sel tahanan, sampai penjaga sel membukakan pintu sel.

“Saudara davin, ada yang menjenguk.”

Pemuda itu mendongak, kemudian dua orang polisi mengangkat badannya dan menuntunnya berjalan ke arah ruang tamu. Davin yang tangannya masih terborgol menunduk, begitu sampai ruang tamu dia mendongak, mendapati angga duduk di seberang meja.

Dua polisi itu mendudukkan davin didepan angga, angga tersenyum ke arah dua polisi berseragam itu kemudian berkata,

“Bisa tinggalkan kami berdua? Ada hal yang harus saya bicarakan secara empat mata.”

Polisi itu berpandangan sebentar lalu saling membisikkan sesuatu. Sampai seorang polisi menatap ke arah angga.

“Baik. Tapi ingat waktu kalian ngga banyak.”

Angga mengangguk sambil tersenyum, kemudian dua polisi itu berjalan pergi meninggalkan mereka berdua di ruang besuk. Angga masih tersenyum, mengawasi dua polisi itu sampai mereka benar-benar menjauh, sementara davin sudah tidak sabar untuk mengetahui maksud dan tujuan angga datang ke lapas.

“Ngapain lo?” tanya davin, angga menoleh lalu tersenyum.
“Cuma mau jenguk lo.. nanya keadaan lo.”

“Cih-” davin mendecih kemudian tertawa kecil,
“Ga usah sok baik lo, cepet ngomong maksud lo apa?”

Angga senyum, terus mulai ngomong pelan-pelan.

“Tristan pernah jenguk lo? Eric?” tanya angga,
“Ngga. Temen bajingan mereka.”

“Cara tristan ngajak lo buat gebukin juna gimana?”

Davin memicingkan matanya, melirik ke arah angga.

“Gua pikir lo nganggep cuma gua yang gebukin juna.” kata davin,
“No, shit. Gua tau dalangnya tristan, cuma belum nemu bukti kuat aja.” sahut angga,

Mata davin bergerak liar, bibirnya sedikit menyunggingkan senyum, dia seneng soalnya masih ada yang percaya kalo dia ga sepenuhnya bersalah.

“Tristan ngajak gua sama eric kumpul..”

FLASHBACK (Davin's POV)

..tengah malem, gua ngerasa ada yang aneh karena dia tiba-tiba ngajak kumpul mana tengah malem. Gua pikir mau bahas konten, taunya..

“Gua dapet tawaran bagus.” kata tristan,
“Apa?” tanya eric yang langsung tergiur waktu denger kata "tawaran" karena dia yakin 100% imbalannya pasti duit.

“Duit 50juta kalo kita bisa ngerjain tugas.” kata tristan,
“Tugas apa nih? Asal ga matematika aja-” kata eric bercanda sambil nyikut gua, gua ketawa aja.

Tristan juga ketawa—engga, dia menyeringai.

“Bonyokin anak orang.” kata tristan,

Gua kaget, eric juga. Terus tristan lanjut jelasin,

“Denger.. ini sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.” kata tristan, gua ngernyit ga jago soal peribahasa kek begini.

“Maksud lu?” tanya gua,
“Ada orang yang nyuruh kita buat gebukin anak orang sebagai balas dendam, tapi gua juga punya rencana buat bales dendam ke 'sahabat' terbaik kita.”

“G-gimana sih, tan? Sumpah ga paham gua.” kata eric, tristan langsung ngambil bantal terus dilempar ke eric.

“Punya temen tolol banget. Jadi gini, ada orang nyuruh kita buat ngabisin juna—”

“Juna?!” tanya gua kaget,
“Diem dulu njing!” tristan bentak gua
“Tau nih-” eric ikut nimpalin

“Tapi selain itu gua jadi punya ide. Kita bisa dapet duit dari hasil mukulin juna, sekaligus jebak angga. Gimana? Cerdas kan gua?”

Tetangga Kok Gitu, Sih!? (Original Plot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang