Life After

878 89 24
                                    

Berkat pengakuan iqbal yang terekam CCTV gedung, masa tahanan davin dikurangi dan ia dibebaskan, sedang tristan dan eric yang harus menanggung akibatnya.

“Lo harus keluarin kita, vin! Lo harus inget!” tristan menepuk-nepuk dadanya sendiri.
“Gue! Gue yang ngasi lu duit buat hidup beberapa bulan ini!”

“Iya, vin! Please.. gua ga mau dipenjara anjir, lo harus bantu kita bebas!” eric menimpali.

Davin diam, menatap dua sahabatnya yang berada di balik sel memohon padanya. Lalu dia menghembuskan nafas.

“Gue makasih banyak buat lo, tristan.. lo yang bantu gue beberapa bulan ini. Tapi.. lo kemana saat gue kesusahan? Lo bahkan ngorbanin gue.” kata davin,

“Sorry, tristan. Gue ga sebodoh yang dulu.” pungkas davin lalu berjalan pergi,

“Davin? Daviinnn!! Anjeng! AARGGH!” teriak tristan,

🍃🍃🍃

“Wiihh mama masak??” kata angga sambil nyelonong ke meja makan, mas ali tertawa pelan sambil mengusap rambut angga,

Mas chandra nyengir doang terus angkat mangkuk sup ke meja makan.

“Mamamu udah endut lagi tuh- seneng ya liatnya?” kata mas ali, angga nyengir terus nuang air putih ke gelasnya,
“Maaa~ dikatain gendut sama papa~” kata angga terus minum.

Mas chandra senyum doang, terus waktu dia balik ke dapur dia jewer telinga mas ali bikin yang punya telinga mengaduh kesakitan dan angga hampir keselek karena ketawa.

Anak dakjal emang angga.

🍃🍃🍃

Mas ian sama juna udah jalan ke depan, mau berangkat kerja sama kuliah.

“Dek, mas berangkat, ya?”
“Bundaaa~ adek berangkaatt~”

“Tungguuuu!”

Mas ian dan juna kompak berhenti setelah mendengar suara rendi, mereka berbalik dan melihat rendi berjalan ke arah mereka membawa dua kotak makan di tangannya sambil tersenyum.

“Punya mas ian.. pecel lele, sambel yang pedes.” kata rendi sambil nyodorin kotak makan ke mas ian, mas ian senyum lebar sambil nerima kotak makannya.

“Nah yang ini punya adek, nasi goreng pedes plus telor ceplok sama kerupuk udang. Kerupuknya bunda plastikin sendiri, biar tetep renyah-” kata rendi terus bantu masukin kotak makan ke tas juna,

“Kalo adek dibantu.. kalo ayah ngga dibantu?” tanya mas ian, rendi nyengir

“Gantian!” sahut juna, mas ian ketawa terus ngacak rambut anaknya, juna juga ikut nyengir.

Setelah selesai memasukkan kotak makan ke tas juna mereka berpamitan, rendi salim ke mas ian, terus juna salim ke rendi dan mas ian.

“Hati-hati, ya? Cepet pulang, nda usah mampir kemana-mana!” kata rendi

“Siap, komandan!” sahut mas ian dan juna barengan, lalu mereka ketawa.

“Yakin ngga mau bareng ayah aja?” tanya mas ian sambil jalan ke mobil,

Juna menggeleng sambil senyum terus naik ke motornya.

“Juna antar nino, yah..” kata juna sambil make helm, mas ian tersenyum
“Yaudah hati-hati ya, dek?” kata mas ian, juna ngangguk

Dia nyalain motornya terus ngacir,

“Assalamualaikum..”

“Waalaikumsalam..” jawab mas ian dan rendi berbarengan,

Tetangga Kok Gitu, Sih!? (Original Plot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang