Keraguan Rendi

568 74 11
                                    

Sejak mengambil keputusannya untuk menikah dengan mas delon, perasaannya campur aduk. Terlebih sekarang pernikahan mereka tinggal menghitung hari.

Terkadang, rendi merasa mas delon lah yang jahat. Mengingat tidak hanya satu atau dua orang yang memperingatkannya.

Tapi ketika ia kembali mengingat kisah yang diceritakan oleh mas delon tempo hari, dia merasa justru mas ian lah yang harus ia hindari.

Kini, semuanya jadi sedikit lebih rumit bagi rendi. Rendi ragu untuk melanjutkan keputusannya menikah dengan mas delon, tapi disisi lain dia juga ragu untuk menghentikannya.

“Rend? Rendi?” mas delon membelai rambut rendi pelan, membuat si empunya terkesiap dan langsung menoleh.

“I..iya?”

Mas delon tersenyum tipis,

“Kamu melamun? Ada hal yang kamu pikirkan?” tanya mas delon,

Rendi diam sebentar, menata kalimatnya agar tidak terdengar menyinggung mas delon.

“Mas.. kalau mas ian jahat, kenapa ya banyak orang yang ada di pihak mas ian? Rendra, jiun, bahkan mas ali dan mas chandra..” kata rendi.

Wajahnya menyiratkan sebuah keraguan, jelas bagi delon. Dan dia sangat tidak menyukainya.

“Rend.. mereka semua itu ada bukan untuk kamu, mereka semua ada untuk menghancurkanmu. Mereka semua bersekongkol, rendi..” kata mas delon, rendi menoleh

“Bahkan.. rendra?” tanyanya, mas delon mengangguk.

“Rendra adikmu, yang tidak pernah merasa orang tua kalian adil. Bahkan orang tua kalian dengan jelas membedakan kalian meski kalian ini kembar.” kata mas delon,

Lalu rendi teringat bahwa sejak kecil memang orang tuanya selalu membedakannya dengan rendra. Rendra tidak selembut rendi, dia juga tidak sepintar rendi. Rendi dapat semua fasilitas dengan mudah, berbeda dengan rendra yang harus mendapat ranking pararel saat akan mau sesuatu.

Rendi juga ingat ketika SMP dia pernah bertengkar sekali dengan kembarannya.

“Mas tuh enak! Kalo mas mau apa aja pasti langsung diturutin, lha rendra? Rendra kudu nunggu akhir semester, iku wae kalau rendra dapat ranking pararel rendra bisa dapat apa yang rendra mau, kalau ndak?”
“Rendra susah payah nabung buat dapat keinginan rendra! Rendra benci sama mas! Kenapa sih rendra harus dilahirin kembar sama mas yang paling sempurna? Kenapa sih rendra ga dilahirin sendiri aja? Jadi bapak sama ibuk cuma sayang ke rendra!”

Belum selesai rendi ber flashback ria, mas delon mulai memengaruhinya lagi.

“Sementara jiun.. hh- jiun dan daffa sedang dalam kondisi yang sangat membutuhkan uang. Tinggal di rumah sewa mengharuskan mereka untuk membayar setiap bulan, belum lagi biaya sekolah nino, kebutuhan sehari-hari mereka dan kebutuhan mendadak lainnya.”

Rendi kembali teringat saat hari dimana dia tidak sengaja mendengar percakapan jiun dan daffa di warung. Pagi itu rendi datang sedikit terlambat, sehingga di warung jiun dan daffa sudah mempersiapkan semua nasi dan lauk sendiri. Saat dia akan masuk warung, dia samar mendengar pembicaraan mereka, rendi memutuskan untuk berhenti karena tidak mau mengganggu percakapan serius mereka.

“Kalo gini terus kita ngga ada pemasukan, fa..” kata jiun, rendi mengintip, daffa dan jiun terlihat murung.

“Aku juga berusaha semaksimal mungkin, ji.. aku lagi coba cari kerja tambahan, siapa tahu bisa bantu dikit-dikit.”

Jiun menghela nafas, lalu melihat ke sekeliling warung yang cukup besar itu.

“Andai aja aku punya warung sendiri kaya rendi.. atau..”

Tetangga Kok Gitu, Sih!? (Original Plot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang