🍃

4.1K 187 4
                                    

Disinilah sekarang Vanya dan Arka berada,disebuah cafe yang berada disalah satu ibu kota,keduanya duduk saling berhadapan didekat jendela sehingga mereka dapat melihat keindahan kota Jakarta dari sini.

Mata Vanya berbinar ketika melihat makanan yang super lezat telah dihidangkan didepannya.Jujur,jika dirumah ia hanya makan mie instan ataupun roti buatannya sendiri.

"Gila,Lo pesen banyak banget Ar" cecar Vanya karena makanan yang dipesan Arka bukan hanya dua porsi nasi goreng spesial namun ada beberapa makanan lainnya yang lezat.

"Makan aja yang banyak" perkataan Arka membuat Vanya tersenyum senang,tanpa menunggu cowo itu makan,Vanya terlebih dahulu menyantap makanannya.Ia tak ingin membuang waktu,namun baru beberapa suapan ia mendongak dan menatap Arka dan terlihat Arka juga tengah menatap dirinya.

"Masa gue yang habisin semuanya sih?"tanya cewe itu dengan mulut masih sedikit mengunyah makanan.

"Kalo Lo mau"ucap Arka santai dengan tangan yang dilipat didepan dadanya .

"Gila aja,emm kalo gue bungkus bawa pulang boleh?"

Arka mengangguk singkat, membuat Vanya lagi lagi tersenyum senang.Tak disangka Arka ikut tersenyum meski tipis tapi entah mengapa ia senang melihat gadis didepannya ini terlihat ceria dan tak banyak bicara.

Vanya terkesip saat tangan kekar milik Arka menyentuh sudut bibirnya yang terdapat sisa makanan.Ia menahan nafasnya dalam-dalam,mata mereka bertemu untuk sesaat sebelum akhirnya Arka memutuskan kontak mata mereka.

"Lo makan kaya anak kecil"

"Emm, thanks"

"Biasanya kan cewe kalo makan jangan image tapi Lo apa adanya"_Arka

Diam diam Arka memotret Vanya yang sedang sibuk makan,dengan mulut penuh makanan pun Arka memfoto Vanya.Ia hanya ingin mengabadikan moment ini tanpa alasan.Arka melihat hasil jepretan nya,ia tersenyum puas ternyata hasilnya bagus dan Vanya disitu juga terlihat em menggemaskan dengan pipi penuh makanan.

****

"Makasih buat makanannya Ar" ucap Vanya sebelum ia turun dari mobil Arka.Ya jadi setelah makan mereka memutuskan untuk langsung pulang berhubung sudah malam.

"Sama-sama"

"Ya udah kalo gitu gue masuk dulu"

Baru Vanya mau membuka pintu mobil,suara arka membuat ia mengurungkan niatnya

"Lo bisa nggak panggil gue kak?"

"Nggak bisa" jawab Vanya tanpa tampang berdosa

"Gue senior Lo"

"Bodo amat,udah ya gue cape."

"Hati-hati bawa mobilnya" lanjutnya kemudian ia turun dan masuk kedalam pekarangan rumahnya.

Arka menghela nafasnya pelan,ia tak habis pikir kenapa ada, cewe seperti Vanya.Lalu tanpa ba-bi-bu ia menjalankan mobilnya untuk pulang.

*****

Plakk...

Baru beberapa langkah Vanya sampai diruang tengah ,ia merasa pipinya panas akibat tamparan orang dihadapannya.

Vanya hanya mampu bergeming ditempatnya,saat ini dihadapannya ada Ayah dan adik dari bundanya

"Kamu keterlaluan Vanya" cerca sang Ayah dengan nada tinggi

Vanya sedikit tersentak mendengar ucapan ayahnya

"Wanita macam apa kamu?sampai pulang malam dan diantar oleh lelaki!"

"Mau jadi jalang kamu?apa selama ini uang yang saya beri kurang?"

Deg..

Ucapan ayahnya sangat menohok hati Vanya,sakit itu yang kini sedang ia rasakan.Dadanya terasa nyeri dan sesak.

plak..

Satu tamparan kembali membuat pipi Vanya panas,ayahnya kembali menampar Vanya.

"Dibayar berapa kamu sama laki-laki itu?! Dibayar berapa?!"

"Ayah cukup!" Bentak Vanya

Plak...

Lagi,lagi,dan lagi..
Untuk kesekian kalinya ia mendapat tamparan diwaktu yang bersamaan.

Tatapan Vanya kosong,ia menerawang kejadian beberapa tahun silam saat dirinya masih bisa bercanda gurau dengan Ayah nya,saat dirinya dimanja oleh sang ayah dan kemudian ingatan itu terlempar begitu saja ketika kejadian itu terjadi.

Kejadian gimana membuat Vanya harus mengalami masa-masa tersulit dalam hidup,ia harus menjalani kehidupan tanpa adanya keluarga.

Ia harus berjuang sendiri.

Kini sang Ayah dan tantenya sudah meninggalkan Vanya sendirian,Vanya lalu bergegas menuju kamarnya.

Vanya mengedarkan pandangannya, dilihatnya setiap sudut kamar yang bernuansa biru putih itu.
Dikamar ini,dikamar ini Vanya dapat mengenang semua hal indah yang dulu dilaluinya bersama keluarga.
Dikamar ini, dikamar ini Vanya bersama sang kakak bermain bersama.Dikamar ini,dikamar ini Vanya mendapat pelukan hangat dari sang Ayah.

"Kenapa rasanya sesakit ini"

"Kapan Vanya bisa ngerasain bahagia lagi?"

Dadanya terasa amat nyeri,Vanya memukul-mukul pelan dadanya untuk menghilangkan rasa nyeri itu.

Namun ternyata tidak,rasa nyeri itu justru semakin kuat, kepalanya juga terasa amat pening.Vanya segera mengambil beberapa pil obat yang dulu pernah ia minum.

"Kenapa rasa sakit ini muncul lagi?"

Setelah menelan obat itu,Vanya memutuskan untuk tidur.
Ia abaikan beberapa panggilan yang masuk kedalam ponselnya.

Saat ini dirinya butuh istirahat,bukan hanya untuk menenangkan fisiknya namun juga batin serta mentalnya besok.

*****

Satu kata untuk part ini:v



 strong girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang