🍃

2.9K 120 9
                                    

Bersandiwara dalam labirin kenyataan,dasar aku:)

Sudah tiga hari Vanya berada di rumah sakit,dan selama itu pula Arka menemaninya sepanjang hari.Devon,Serra dan juga Clara pun sudah tahu perihal ini,namun tak ada yang tahu bagaimana keadaan sebenarnya gadis itu kecuali Devon tentunya.

Kini diruangan serba putih sudah kumpul semua teman-teman nya,ada  Dion dan Satya juga.

Gadis dengan bibir yang tak melunturkan senyumnya itu terlihat bahagia,tapi siapa sangka jika di balik itu semua tersimpan lara yang begitu menyakitkan.Dalam benaknya ia belum siap jika harus meninggalkan mereka semua,dirinya takut membuat orang-orang yang kini tengah berbahagia larut akan rasa kehilangan saat dirinya tak lagi ada disini.

Vanya,gadis itu tak pernah berpaling dari wajah-wajah sumringah yang dipancarkan oleh teman-temannya,padahal mereka akan bertemu selalu,tapi entah kenapa Vanya seperti merasa kalau ini akan berakhir dengan cepat.

"Foto satu-satu yuk"Ajak Vanya,semua nya menoleh,lantas menuruti kemauan gadis ini tanpa memikirkan alasan kenapa Vanya tiba-tiba ingin foto persatu anak.

"Cepat sembuh ya Van,dikelas tuh sepi banget nggak ada Lo"kata Clara

Serra dan Devon mengangguk menyetujui ucapan Clara karena memang begitu kenyataannya

"Gue harap lusa Lo udah sekolah,gedeg gue soalnya sama Angel yang nempelin Arka mulu"

"Kaya ulet bulu nempel-nempel"lanjut Satya,cowo itu mengatakan dengan mengedikan bahunya tanda jiji dan tak suka.

Vanya hanya terkekeh,cewe itu lantas menatap Arka.

"Apa?"tanya Arka,cowo itu gampang peka dengan ekspresi wajah Vanya seperti saat ini,gadis itu seperti ingin menanyakan sesuatu.

Vanya berdehem sebentar,sebelum ia bertanya.Baik Devon, Sera,Clara,Dion dan Satya yang seakan tahu bahwa kedua insan ini membutuhkan waktu berdua maka dari itu mereka memutuskan untuk menunggu diluar.

"Kita keluar aja kali ya"kata Serra

"Iya biar nggak ganggu yang lagi kasmaran" timpal Satya lalu mendapat tatapan tajam dari Arka.

Semuanya terkekeh,Arka memang selalu seperti itu jika digoda sedikit,wkwkw.

"Udah yuk  keluar"

"Ayo,ayo"

Detik jarum jam terdengar begitu keras,baik Vanya maupun Arka belum ada yang membuka pembicaraan.Keduanya sama-sama terkunci oleh tapapan yang mengisyaratkan perasaan keduanya.

Cukup lama mereka dalam posisi seperti,tak membuat Arka dan Vanya beralih menatap yang lain,layaknya sebuah objek indah yang sudah menjadi candu.

"Mau tanya apa?"kata Arka membuka keheningan diantara keduanya

Vanya tersenyum,gadis itu lantas mencoba duduk dalam rebahkan nya,dan Arka yang seakan tahu segera membantunya.Selama Vanya dirawat,Arka tak pernah melihat keluarga Vanya datang,bahkan Tiara saja tak mengunjunginya untuk sekedar melihat keadaan sepupunya ini.Ini menjadi tanda tanya besar pada diri cowo itu.

"Kamu nggak cape ngurus aku yang sakit kaya gini?"tanya Vanya

Arka sedikit kaget,bagaimana gadisnya bisa berpikir sejauh itu.

Arka menggeleng,lalu tangan cowo itu menanggup kedua pipi Vanya "aku nggak pernah ngerasa cape apalagi direpotin sama kamu,semua yang aku lakuin itu tulus dari dalam hati"

"Seandainya kamu tau kak tentang apa yang aku derita, apa kamu masih mau bertahan? Tanyanya dalam hati,ingat dalam hati!

"Van,kamu udah tiga hari disini tapi kenapa aku nggak liat keluarga kamu ke sini?" Pertanyaan yang akhir-akhir ini hanya ada diotak kini dapat diutarakan,Vanya diam belum merespon.

Seakan tersadar bahwa memang yang menjaganya selama sakit bukan dari pihak keluarga.Rasanya kata keluarga tidak pas untuk gadis ini.

"Aku emang sengaja nggak pengin mereka tau,nggak pengin bikin mereka khawatir"alibinya

"Tapi kan dengan adanya mereka kamu jadi tambah semangat buat sembuh sayang"

"Iya kalo mereka peduli,tapi faktanya?mereka nggak peduli kak,mereka nggak kaya keluarga kaka"ujarnya dalam hati

Vanya menggenggam tangan Arka yang tadi digunakan untuk menangkup pipinya,gadis itu menggenggam dengan erat.

"Kan udah ada Kaka yang bikin aku semangat sembuh"

"Udah bisa gombal yah"Arka mencubit gemas hidung mungil Vanya,dan gadis itu segera menampiknya.

"Sakit ish"katanya memanyunkan bibirnya

"Uluululululu sakit ya,sini sini aku usapin biar sembuh"kata Arka dengan suara yang dibuat-buat membuat Vanya tak bisa menahan tawanya,gadis itu tertawa lepas melihat bagaimana ekspresi wajah Arka.Sangat menggemaskan.

Rasanya ingin ia karungi saja dan bawa pulang 🤸

Semesta sangat baik mempersatukan kedua insan yang bertolak belakang ini,waktu dengan senang hati membuka pintu agar keduanya bisa saling mengenal dan lebih dekat,dan takdir dengan agungnya mampu menciptakan rasa yang sebelumnya tak pernah kedua insan ini miliki.

Semua bukan kebetulan,namun takdir.

Semua sudah dirancang oleh sang maha cipta,mau sejauh manapun kita menolak pasti akan bersama juga.

Terima kasih kepada waktu dan semesta yang sudah membuat dua insan ini meleburkan dua hatinya,yang membuat dua insan ini memiliki rasa tak ingin kehilangan satu sama lain,yang membuat dua insan ini terikat dalam kata kita,dan semoga semesta tak memisahkan diantara keduanya sampai kapanpun.






















Jangan lupa vote,komennya ya❤️




 strong girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang