🍃

5.3K 182 1
                                    

Saat ini Vanya sudah berada di taman
atas saran sahabat nya.Ia mengedarkan pandangannya berharap ditaman ini sepi agar ia lebih merasa tenang.

Namun dugaannya salah,matanya memicing saat melihat kaki seseorang yang tengah berbaring dengan buku yang diletakkan untuk menutupi wajahnya agar tidak terkena silau nya matahari.

Vanya berjalan perlahan,mencoba mendekati siapa orang itu.Ia berdecak saat melihat name tage yang bertengger rapih diatas saku seragam nya.

Disitu ternyata cowo bermuka tembok yang tadi membuatnya kesal.Vanya berdecak kesal,niatnya untuk menenangkan diri sudah pupus.

Kemudahan terlintas dibenaknya untuk membalas cowo itu.

"Bawa buku tuh dibaca jangan cuma buat temen tidur" sindir Vanya membuat cowo itu membuka matanya dan segera  bangkit dari rebahannya mengubah posisinya menjadi duduk lalu menatap Vanya datar.

"Serah gue"

Vanya hanya berdecih kecil, kemudian ia duduk tanpa permisi disebelah cowo itu.

"Setau gue kalau murid teladan itu ngadem ke perpus"

"Bosen"

"Berarti Lo nggak gunain otak Lo" ucap Vanya mengulang kata-kata cowo itu beberapa waktu yang lalu.

"Tukang copas"

Vanya hanya mengedikkan bahunya acuh,tak menanggapi omongan cowo disebelah nya ini.

Vanya menyenderkan punggungnya pada sandaran bangku yang ada ditaman itu,ia menghembuskan nafasnya dalam-dalam,lalu mendongak menatap langit kemudian memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya.

Hembusan angin memainkan anak rambut Vanya yang panjang.
Arka,cowo itu mengalihkan pandangannya pada Vanya.

Ia menatap lekat wajah tenang gadis itu,terlihat damai saat matanya terpejam.Ia beralih ke menatap rambut Vanya yang berterbangan sehingga sedikit mengganggu.

Ia teringat,dia punya karet gelang disakunya.Waktu itu adiknya menitipkan padanya dan Arka menyimpannya disaku seragam.

Cowo itu merogoh sakunya,lalu melemparkan karet itu pas diwajah Vanya membuat gadis itu membuka mata dan mendelik pada Arka.

"Bisa nggak sih sopan dikit?" Omelnya

"Bisa ngaca?" Ucap Arka membuat cewe itu mengerutkan keningnya

"Gue senior Lo,dan Lo nggak sopan sama gue" lanjutnya membuat Vanya mengerti sekarang

"Iya iya gue salah,sory"

"Tuh pake" ujar Arka menunjukkan pita yang tadi dilempar nya

"Lo pasti baik karena ada sesuatu kan sama gue,iya kan?ngaku de-"

"Sopan.sama.senior." potong Arka dengan tatapan tajamnya pada Vanya membuat gadis itu bungkam, setelah berujar seperti itu Arka bangkit dari duduknya meninggalkan Vanya begitu saja.

"Tuh cowo aneh banget sih" gumamnya.

Ia memakai pita yang tadi diberi oleh Arka.Pita bewarna hitam dengan ada bintang kecil membuat pita itu terlihat sangat lucu.

   
                              

                               *****

Bel pulang sudah berbunyi semenjak lima menit yang lalu,namun Vanya masih saja santai mencatat tulisan yang ada dipapan.

Clara dan Sera berjalan ke arah Vanya,mereka berdua mendengus kesal sebab Vanya malah tidak mempercepat nulisnya.

"Van,buruan kek.Udah tak tungguin nih dari tadi Lo malah selow aja nulisnya" cerocos Clara

"Kalian balik dulu aja"

"Eh dugong kita tuh sengaja nungguin, Lo malah ngusir" timpal Sera diangguki oleh Clara

"Nah betul tuh kata Sera"

"Udah sih,kalian dul--"

Ucapan Vanya terpotong saat ponsel Clara berdering.

Cewe itu tetap menulis dengan santainya,tanpa memperhatikan sekeliling yang mulai sepi akibat para murid sudah berhamburan keluar.

"Girls,gue duluan yah.Udah ditunggu sama momy didepan" ucap Clara setelah mendapat telfon

"Kan udah gue bilang,ya udah sana"

"Ya udah gue duluan,kalian hati-hati pulangnya,by"

"Iya Lo juga" balas Vanya dan Sera serempak sambil membalas lambaian tangan dari Clara.

Kini tinggallah mereka berdua,Sera cewe itu tiba-tiba saja teringat pesan dari ibunya ketika hendak berangkat sekolah.

Ia menepuk jidatnya pelan, lalu ia berpamitan pada Vanya untuk pulang duluan karena ayahnya yang akan pulang.

"Vanya,gue duluan nggak papa?soalnya gue baru inget kalo ibu bilang ayah bakal pulang,jadi gue harus balik cepet"

Vanya tersenyum mendengar penuturan sahabat nya yang kelihatan tidak enak hati meninggalkan dirinya sendiri.

"Iya nggak papa,santai aja sih."

"Gue duluan ya Van,see you"

"See you to, hati-hati dijalan" ucap Vanya yang mendapat jempol dari Sera diambang pintu.

Vanya sudah selesai mencatat,kini ia sibuk membereskan alat tulisnya untuk disimpan didalam tasnya.
Setelah dirasa tidak ada yang tertinggal,Vanya menggantungkan tas birunya dikedua bahu lalu berjalan keluar kelas.

Cewe itu berjalan sendirian dikoridor, suasana memang sepi hanya ada beberapa anak yang belum pulang mungkin karena ada eskul.

Vanya tersentak kaget saat tangannya tiba-tiba ada yang menarik kebelakang,untung saja cewe itu dapat menjaga keseimbangan tubuhnya jika tidak sudah dipastikan ia tersungkur dilantai.

Dirinya meringis saat didorong hingga membuat ia membentur tembok.Ia menoleh mendapati seniornya yang menatap dirinya tajam.

"Lo apa-apaan sih kak?main tarik-tarik aja!"

"Lo yang apa-apaan deketin Arka!mau cari muka didepan dia,iya hah?!" Ucapnya sambil mencengkram bahu Vanya kuat-kuat.

Vanya menepis tangan kakak kelasnya itu,lalu ia menegakkan tubuhnya.

"Gue udah punya muka,ngapain harus dicari"

"Lo nggak tau siapa gue?"

"Siapa yang nggak kenal sama kak Angel Aurilya si ratu bully yang tenar dari dulu" jawabnya menekan nama Angel  hingga membuat Angel mengepalkan tangannya.

"Lo berani banget ya sama senior"

"Kenapa gue harus takut sama senior kaya Lo?"

"Awas Lo,liat aja nanti!"

Setelah itu Angel meninggalkan Vanya yang masih setia berdiri disana.
Sedangkan Vanya,cewe itu menatap punggung Ange yang semakin jauh dihadapannya.

"Dasar cabe keriting" cibirnya lalu kembali berjalan untuk pulang.

                             

                                *****

 strong girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang