🍃

3.4K 129 4
                                    

Diruang keluarga,dengan beralaskan karpet,Vanya,Devon dan bunda Devon tengah duduk menonton tv,tapi sepertinya pernyataan itu tidak tepat untuk Vanya karena pasalnya tv yang menonton gadis itu.Meski raga Vanya disini namun pikiran dia melayang entah kemana.Saat ini banyak sekali yang Vanya pikirkan,dirinya cukup lelah dengan semua ini.Tatapan kosong nan sendu itu berhasil membuat wanita paruh baya yang sendari tadi memperhatikan tv menoleh ke arah Vanya, seakan tau apa yang dipikirkan oleh vanya.Dalam dirinya ia sangat prihatin dengan nasib gadis ini, bagaimana tidak?sejak kecil Vanya tak merasa kan yang namanya kasih sayang.
"Semua bakal baik-baik sayang"katanya sambil mengelus punggung Vanya.
Vanya menoleh sebentar,lalu kembali seperti semula.Hari ini kenyataan pahit kembali datang dalam hidupnya.Gadis itu seakan merasa bahwa dunia tak adil, mengapa harus ia yang menerima ini semua?kenapa harus dirinya yang selalu merasakan rasa sakit?kenapa Tuhan menuliskan takdirnya seperti ini?.
Semenjak pulang sekolah,Vanya tidak ke rumah karena Devon  membawa gadis itu untuk ke rumah sakit karena Vanya pingsan dengan waktu cukup lama dan sekarang terdampar dirumah Devon.
Sela-bunda Devon memberi kode untuk Devon untuk membujuk Vanya agar mau berbicara,namun seperti nya Devon tipikal cowok yang tidak peka jadi cowo itu hanya menyerit tak mengerti.
"Bunda tinggal dulu ya,Dev kamu jagain Vanya!"katanya lalu bangkit dan melenggang pergi ke kamar.Devon mengangguk mengerti.
"Van,gue selalu disamping Lo"ujarnya.Tangan cowo itu menggenggam tangan Vanya erat,memberikan ketenangan dan kehangatan pada gadis itu.
"Lo,,Lo tau kan Dev,Lo denger sendiri kan kata ayah lo"cecar Vanya dengan pandangan kosong ke depan.

FLASHBACK ON...

"Gue dimana Dev?"kata gadis itu setengah tersadar.Sambil memegangi kepalanya,ia melihat sekeliling.Serba putih?oke berarti saat ini Devon mengajak nya ke rumah sakit.
"Lo di rumah sakit,Lo pingsan lama banget Van.Buat gue khawatir makanya gue bawa Lo kesini"jelasnya
"Gue mau pulang Dev"
"Ck,Lo baru sadar Van"ketus Devon kesal
"Ayah gue hari ini balik"
"Terus apa ayah Lo peduli?Van plis,, pikirin diri Lo juga"Ucapnya sedikit keras  agar Vanya sedikit prihatin  dengan kondisi tubuhnya yang dwon.Devon memilih keluar meredam emosi,jika dia masih didalam lama-lama ucapannya tidak terkendali dan itu pasti akan membuat Vanya semakin lemah.Cowo itu melangkah keluar lalu masuk ke ruangan Dr.Hari
"Jadi gimana sama Vanya?"katanya to the point.Jika sudah menyangkut keselamatan orang terdekat nya Devon memang akan seperti ini,tak suka basa-basi.
"Duduk dulu Dev"titah Dr.Hari
Devon menuruti,ia duduk dengan tatapan mata tertuju pada satu titik.
"Kita tunggu Vanya saja,biar dia juga bisa tau tentang kondisi nya"
"Apa ayah nggak kasian kalo dia tau?dia pasti terpuruk yah" Dr.Hari adalah Ayah Devon, pemilik rumah sakit terbesar di Jakarta,makanya tidak heran jika Devon asal masuk ruangan dokter seenaknya.
"Justru itu,kalo kita nutupin dari dia,itu yang bikin dia malah tambah sakit"jelasnya
Devon mencerna baik-baik kata yang diucapkan oleh ayahnya,dalam hati ada benarnya juga jika Vanya tau, barangkali gadis itu bisa lebih memperhatikan kesehatan tapi jika Vanya tau lalu dia malah kehilangan semangat bagaimana?
"Kita keruangan Vanya sekarang!"
Keduanya lalu pergi,masuk ke dalam kamar rawat milik Vanya, terlihat seorang gadis yang tengah berbaring dengan menghadap ke luar jendela yang didepannya terpapang jelas taman rumah sakit yang begitu asri dan menyejukkan.
Vanya menoleh, tersenyum hangat kepada pria paruh baya yang sudah seperti ayah kandungnya sendiri.
"Jadi gimana kondisi aku yah?"tanya nya,sudah lumrah jika Vanya memanggil nya Ayah karena memang itu keinginan dokter Heri sendiri.
"Kamu tau kan,dulu kamu sempat divonis?"tanyanya pelan-pelan
Vanya mengangguk, pikirannya kini bercabang,takut jika hal yang selama ini ia pikirkan benar terjadi
"Sel-sel itu mulai menyebar Van"kata dr.Heri
Sedangkan Vanya,gadis itu membisu,bingung harus bereaksi seperti apa.Jantungnya memompa lebih cepat,tubuhnya lemas tak karuan belum siap akan kenyataan pahit yang hadir dalam hidupnya.
FLASHBACK OFF....
"Dev,anter gue pulang yuk"ajak Vanya
"Tapi kan Van,Lo disuruh ngin-"
"Pliss,anter gue pulang"ucapnya memohon
Dan dengan berat hati Devon mengiyakan permintaannya Vanya,cowo itu mengambil jaket dan kunci mobil.Setelah berpamitan dengan bundanya,Vanya dan Devon kini sudah ada dimobil,tak ada pembicaraan antara keduanya.Mereka sama-sama diam, bermain dengan pikirannya sendiri-sendiri.Vanya memandang luar jendela,cahaya lampu kini menjadi objek pemandangan nya,hingga ada sesuatu yang menjadi perhatian nya.Matanya menyipit,berharap bisa melihat dengan jelas apa yang ada di sana.
"Dari mana?"tanyanya dalam hati

Mobil MBW hitam sudah ada didepan rumah Vanya, setelah Vanya berucap terima kasih,gadis itu segera turun lalu masuk kedalam rumah.
Langkah Vanya berhenti ketika mendengar galak tawa dari ruang keluarga,dengan hati berkecamuk gadis itu perlahan mendekat.Matanya sudah buram menahan tangis,disana terlihat ayah,tantenya dan juga Tiara.
Mereka seperti keluarga harmonis, sedikit info saja Tiara adalah sepupu Vanya.Sebelumnya Tiara tinggal bersama sang papah,tapi entah kenapa gadis itu sekarang berada dirumahnya.Apa karna ibunya sini?
Ah sudah cukup untuk hari ini,sudah cukup untuk semua kenyataan pahit yang datang bertubi-tubi dalam hidupnya.Vanya setengah berlari menaiki tangga,air mata yang ia than kini sudah luruh membasahi kedua pipinya.Tangannya ia gunakan untuk memukul dadanya yang terasa sesak, seperti ada yang menghimpit, terasa nyeri dan sakit.
"Bun,apa salah Vanya sampai-sampai Vanya harus menanggung ini semua?Apa selama ini Vanya selalu merepotkan orang-orang disekitar Vanya?Bun,kenapa rasanya begitu sakit...kenapa sakit Bun rasanya?
Bun,Vanya boleh kan nyusul bunda?Vanya cape Bun,Vanya capeee..."
Vanya terus saja meracau tak jelas dalam hati nya,dirinya tak kuasa,dirinya butuh seseorang saat ini.Kenapa disaat-saat seperti ini kakaknya dan juga yang paling penting Arka,cowo itu tak memberi kabar sama sekali sejak ijin dari sekolah.Ada apa dengan semua ini?kenapa mereka seolah-olah kompak membuat Vanya merasa benar-benar sendirian.























Hai hai haiii
Bagaiman kabar kalian?
Semoga baik-baik saja aja,btw sory aku up nya lama.
Sekali up dikit bangat part nya:p
Aku pengin tau dong kalian baca ini jam berapa,waktu aku up kalian langsung baca atau gimana?
Ah sudahlah,jangan lupa tinggalkan jejak kaliannn💋
Jangan bosen tunggu part selanjutnya ya,see you👋







 strong girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang