4.4

2.2K 81 2
                                    

Berulang kali derai air mata berjatuhan,
Berulang kali isak tangis tak dapat dihentikan,
Mencoba untuk kuat namun aku bukan karang yang tegar kala diterjang ombak,
Jadi,jangan salahkan aku jika aku berada pada titik terlemah.

_Arkavanya_

Gadis itu berjalan tertatih,menjaga keseimbangan tubuhnya yang mulai limbung.Baju lusuhnya masih setia menemani,tanpa alas kaki ia menapak,tak peduli jalanan aspal yang menggores kulit telapak kakinya.

Hari sudah semakin gelap,namun langkah seakan tak ingin berhenti,raga tak ingin menyerah,jiwa tak ingin goyah.

Setelah pertengkaran dirumahnya,beberapa jam kemudian gadis itu memilih pergi,mencari kakaknya yang entah saat ini ada dimana dan sedang apa.Batinnya terus saja merapal doa-doa,memohon pada Tuhan agar kakak nya selalu dilindungi.

Ia mengusap bahunya, hembusan angin yang menembus tulang membuatnya merasa kedinginan.
Air mata sudah tak ada lagi,gadis itu tak kembali menangis,mencoba untuk membuat benteng agar ia tak terlihat lemah.

"Kak Verel ada dimana?"

"Maafin Vanya,semua salah Vanya kak"

Tanpa sadar tubuhnya merosot ke bawah,ia duduk diatasnya jalanan yang kotor.Suara gemuruh petir terdengar,langit seakan ikut merasakan kesedihan yang mendalam ,rintik hujan mulai berjatuhan, menghujam tubuh Vanya yang sudah lunglai.

Vanya terisak,isakan pilu bagi siapapun yang mendengar nya.Harus kemana lagi ia melangkahkan kakinya?harus kemana lagi ia mencari kakaknya?Batin dan fisiknya sudah lemah.

Perlahan ia bangkit,berjalan sempoyongan ditemani rintikan hujan.Gadis itu berjalan tak tentu arah,entah kemana tujuannya,yang terpenting ia melangkah.

Tak peduli dingin yang mulai menyelimuti tubuhnya,tak peduli jalanan kasar yang menggores kulitnya.

                               *****

"Vanya harus kemana lagi buat nyari Kak Verel,Bun?Vanya sendirian disini.Apa bunda nggak ada niatan buat dateng dan ngasih semangat buat Vanya?"

"Sejujurnya Vanya takut Bun,Vanya cape juga.Boleh nggak Vanya minta sama Tuhan buat nemuin Vanya sama bunda saat ini? Vanya butuh pelukan bunda,Vanya butuh bahu untuk bersandar,Bun"

Entah sudah berapa lama Vanya berada ditempat pusara  ibunya, langkah kaki yang tadinya tak mengerti tujuannya membawa ia kesini,tempat peristirahatan sang ibu.

Sepi dan selalu sendiri,kedua kata itu yang mewakili diri seorang gadis bernama Vanya.

Dirinya memeluk nisan ibunya,derai air matanya turun tanpa permisi.

Kenapa dunia tak berpihak padanya?

Kenapa derita melulu datang pada perjalanan hidupnya?

Kenapa semesta suka sekali mengombang-ambingkan pikirannya?

"Bun,Vanya pengin tidur.Tapi Vanya takut Bun,Vanya takut kalau pas bangun nanti Vanya malah nggak bisa ketemu kak Verel,nggak bisa ketemu sahabat Vanya,ayah, terlebih Arka."

 strong girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang