🍃

4.1K 132 3
                                    

Dari semalam bibir mungil pech itu selalu membentuk bulan sabit,membuat kedua pipinya berlubang,tak henti-hentinya ia tersenyum karena hal kecil.Iya hal kecil, seperti pagi ini.Vanya yang biasa berangkat sendiri, tiba-tiba Verel menawari untuk mengantar dirinya.

Didalam mobil pun keduanya sudah tampak akrab meski kadang rasa canggung itu hinggap dalam diri Vanya.

Verel yang ingin menghidupkan suasana berceloteh panjang lebar tentang ia berkuliah di kota orang,dan kadang ia membuat lelucon kecil agar Vanya dapat tertawa.

"Pas kaka liat cewe nya gimana?cantik nggak?

"Cantik dari mananya Ayaaa,nih tuh lebih buruk dari pada cantik.Kaka aja nyampe pengin ngilang detik itu juga"

Tawa Vanya pecah mendengar kisah sang Kaka yang menurut nya sangat mengenaskan, Bagaimana bisa seorang Verel Radiyan tertipu oleh temannya? Hanya karena mencari jodoh,ingat mencari jodoh!

Lucu bukan?padahal dikampusnya banyak cewe yang mengidolakan seorang Verel,namun memang dasar Verelnya yang tak pernah mau membuka mata dan hatinya hingga temannyalah yang mencarikan jodoh.

Mobil Lamborghini putih itu berhenti tapi didepan gerbang sekolah Vanya,belum sepenuhnya Vanya membuka pintu,Verel sudah kenjegah adiknya itu.

"Belajar yang bener,maaf Kaka nggak bisa jemput kamu"

"Iya nggak papa"

"Aku keluar dulu kak" pamitnya kemudian keluar dari dalam mobil

Sepeninggalan mobil Verel yang membelah jalanan,Vanya segera masuk ke dalam lingkungan sekolah,belum banyak siswa yang datang hanya beberapa anak saja.

Di parkiran,ia tak sengaja melihat Arka dan kedua temannya itu.Cukup lama Vanya memandang ke arah Arka,hingga membuat cowo itu tersadar jika dirinya diperhatikan sendari tadi.Hal itu membuat Vanya langsung memalingkan tatapannya dan segera berlalu menuju kelas.

Sesampainya didalam kelas,hanya ada beberapa anak saja termasuk Sera, sedangkan Clara mungkin belum berangkat.

"Tumben berangkat pagi Ser" ucapan Vanya membuat Serra berhenti melakukan aktivitas paginya,yaitu bermain game.Memang tak banyak yang tau jika cewe ini menyukai game online yang kini sedang booming.

"Eh?Sory gue nggak tau Lo dateng Van"

"Lo sih sibuk nge-game terus"

Jawaban Serra hanya nyengir gaes,gila emang.

"Oh ya,btw ya Van Lo udah tau belum?"

"Tau apaan?" Tanyanya penasaran

"Si Devon mau pindah ke kelas kita"

"Yang bener?"

"Ya kali gue bo'ong"

"Yesss,baguslah kalau gitu"

Satu keberuntungan jika Devon satu kelas dengan dirinya,jadi jika dirinya bosan akan ada Devon yang membuatnya sedikit tidak bosan,apalagi dengan segala lelulocon cowo itu,tidak dapat membuat perutnya agar tidak ketawa.

"Cieee kayanya seneng banget"Suara cempreng itu membuat Vanya dan Serra terlonjak kaget,keduanya memberikan tatapan membunuh pada si empu pemilik suara itu.

"Eh kembaran terompet,kalau dateng tuh ngomongnya pelan kek,jangan pake toa segala,kuping gue nih kasian" dumel Serra membuat Vanya tertawa melihat wajah gadis itu.

"Ya kan biar supri gitu Ser" Ucap Clara dengan polosnya membuat Serra heran dengan orang didepannya ini.Bagaimana bisa ia tumbuh menjadi gadisnya cantik tapi otak masih kaya bocah.

 strong girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang