🍃

3.8K 163 3
                                    

Vanya POV..

Gue baru aja tiba dirumah,cape jangan ditanya,itu udah pasti.Kalian harus tau kalau si es batu ngajak gue jalan,awalnya gue pikir cuma kita berdua,tapi nyatanya dia bawa adek namanya Aretta,kalau kalian mikir gue kecewa jawaban nya itu nggak,karena gue bersyukur nggak jalan berdua ama es batu.

Gue mau ngasih tau sama kalian,dibalik sifat dinginnya seorang Arka ternyata dia kalo udah sama adeknya itu lembut dan tingkahnya nggak usah gue kasih tau pasti kalian bisa bayangin gimana hangatnya perlakuan dia sama adeknya.Bikin gue keinget sama kakak gue sendiri,bikin gue jadi pengin ada diposisi Aretta-si gadis mungil yang gemesin,suka usil dan jail sama abangnya sendiri,hihihi.

Dulu banget gue juga pernah ada diposisi Aretta,dimanja sama Kaka sendiri, dilindungi dan diperhatikan setiap waktunya.Tapi,itu semua nggak bertahan lama,hingga suatu kejadian itu datang.semua berubah,ayah dan Kaka gue mereka berdua seolah tak menganggap gue ada,rasanya sakit sangat sakit saat kenyataan pahit harus gue terima saat itu juga.

Dimasa terpuruknya gue,untungnya masih ada sahabat sekaligus abang yang selalu sport gue,dia selalu ada kapan pun gue butuh,dia selalu memberikan semangat di saat gue jatuh,dia selalu nyediain bahunya buat gue bersender,dia itu Devon-si cowo petakilan yang hobinya bikin lawakan meski hasilnya selalu zonk,bisa kalian bayangkan gimana perasaan dia kan?

Saat ini gue milih duduk ditepi ranjang dengan memangku gitar kesayangan gue,kalau kalian pikir gue bisa nyanyi dan main gitar jawaban iya,gue belajar ini gitar dari Devon,dia dengan sangat telaten ngajarin gue kunci dasar nyampe kuncinya yang menurut gue paling sulit.Dengan perlahan jemari gue mulai bermain, menghadirkan suara petikan yang membuat siapapun mungkin akan ikut menitikan air matanya,entah kenapa langit juga seakan sama kaya gue,dia tampak mendung.

Satu hal yang nggak gue lupain hari ini,pertama Kaka gue ngechat dan itu suatu kemajuan buat gue bisa balikan lagi sama dia,gue berharap bisa meluk dan bercanda bareng dia lagi.

Tok...tok..tok..

Vanya tetap ditempat tak biasannya ada orang mengetuk pintu kamar jam segini,kalaupun bibinya pasti jika sekali tak dibukakan pasti akan masuk jika tidak dikunci karena itu memang permintaan Vanya.Namun kali ini siapa?Tanpa pikir panjang Vanya menyaut dari dalam.

"Masuk"ucapnya lantang

"Aya!"

Suara itu,Vanya kenal betul suara itu, apa ini hanya instingnya saja?

"Aya!" Lagi untuk ke dua kalinya,

Vanya menoleh,matanya membulat sempurna memandang lurus ke depan,kepada seseorang yang memanggil namanya dengan sebutan "AYA" nama kecil nya dan hanya keluarga kecilnya yang memanggilnya begitu.Didepan pintu kamarnya ada sosok lelaki tampan dengan pakaian yang dibilang cukup rapih untuk seusianya,jujur Vanya terpesona.

Dia,dia ada diambang pintu kamar Vanya,matanya mengunci tatapan Vanya,dan dibibir ya terlukis senyum tulus penuh kerinduan.Dia yang selama ini tak sekalipun mau bertegur sapa bahkan melempar senyum saja tak pernah kini semua itu berputar terbalik,dia senyum,dia memanggil nama Vanya.

Hati Vanya bergemuruh hebat antara ingin menangis karena ia mengingat semua apa yang sudah orang itu lakukan tapi disatu sisi ia juga tak bisa menampik rasa rindu yang selalu ia pendam sendiri,rasa rindu yang membuatnya terkurung,rasa rindu yang selalu membuatnya merasa terbunuh dan rasa rindu yang selalu tumbuh tanpa Vanya sadari.

Apakah ini adalah awal kebahagiaan nya?Apakah ini jawaban dari semua panjatan doa-doa?apakan ini semua adalah hasil dari sebuah kesabaran nya?

"Aya" panggilnya lagi dengan lembut sangat lembut bahkan Vanya tak kuasa untuk membuka mulut nya,ia terlalu lemah dalam hal ini.

"Aya"bagai tersambar petir Vanya langsung bangkit dan meletakan gitarnya diatas kasur,cewe itu langsung menghampiri lelaki itu.

Langkahnya terhenti,ia bimbang apakah ia harus memeluknya?Sedangkan coow didepannya ini tidak meminta,Vanya takut jika ia lancang memeluk orang dihadapan nya ini,orang itu malah semakin benci terhadap nya.

Cowo itu tampak heran dengan Vanya yang tiba-tiba diam bagai patung,belum lagi tatapan Vanya terus kebawah lantai.

"Nggak mau peluk?"Tanyanya dengan merentangkan kedua tangannya seolah meminta agar Vanya segera berhambur  kedalam dekapannya.
Namun Vanya masih bergeming ditempat,harinya merasa ragu,ingatan kelam itu kini kian berputar di otaknya.

Ya Allah ini mimpi bukan sih?

"Emang boleh peluk?"

Raut wajah cowo itu berubah sendu mendengar pertanyaan Vanya,hanya teriris,apakah Vanya selama ini selalu seperti ini?.Dengan sekali tarikan,kini Vanya berada dalam pelukan cowo itu.

Hangat,Vanya merasa hangat berada dalam dekapannya,jadi begini rasanya saat berada dipelukan orang yang disayangi.Perlahan mata Vanya terpejam,air matanya turun tanpa permisi menggambarkan bagaimana perasaan seorang gadis yang mengharapkan kasih sayang keluarga.
Vanya membalas pelukan itu,ia melingkarkan tangannya di pinggang cowo itu dengan erat seolah ia mengatakan jangan sampai tinggalkan dia lagi.

Bersamaan dengan itu,hujan turun mengguyur bumi,menjadi saksi bisu atas baiknya sang maha cipta menyatukan Kaka beradik ini.
Vanya pikir ia tak bisa lagi mendapatkan kebahagiaan nya, mengingat bagaimana sosok didepannya ini selalu acuh tak acuh,tak peduli sedikit pun padanya.Namun kini,Sang kaka kembali lagi,kembali menjadi warna bagi kehidupan Vanya yang sudah penuh dengan gelapnya sepi.

Verel-kaka Vanya melepas pelukan keduanya,ia menatap wajah Vanya lekat,ada rasa bersalah yang kini menjalar dalam benaknya.Ia sudah berdosa telah membuat adik kecilnya ini tersiksa, menderita dan merasa kesepian.

"Kaka minta maaf sama Aya" ucap Verel dengan tangannya menanggup pipi Vanya

Vanya tersenyum mendengar penuturan kakaknya

"Aya maafin kak"

Tidak ada yang lebih membuat dirinya bahagia selain orang yang diharapkan kembali,Vanya memeluk kakaknya erat ia menangis tak kuasa menahan ini sendirian lagi.

Jika ini hanyalah mimpi,Vanya mohon siapapun tolong jangan bangunkan Vanya,Vanya ingin seperti ini,ijinkan waktu berhenti sejenak agar Vanya bisa merasakan ini,Tuhan terima kasih telah menjawab semua doa Vanya,semoga Ayah segera mau menerima Vanya lagi sebagaimana kak Verel._vanya

Bun,bunda liat?kita udah baikan Bun,maafin Verel ya Bun yang udah buat princess bunda jadi menderita.Verel mau memperbaiki semua nya Bun,bunda seneng nggak?
Bunda tau nggak Verel bangga punya adek kaya Aya,dia.kuat,dia hebat mau maafin Verel dengan mudahnya.Dia tumbuh jadi gadis cantik Bun,persis seperti bunda.Aku harap bunda disana tenang karena aku janji aku yang akan melindungi Aya Bun._verel




 strong girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang