4.5

2.5K 88 7
                                    

Nafas vanya memburu,ia menggeleng tak percaya,cairan bening itu kembali menumpuk dalam bola matanya yang indah.Ia melepas cekalan tanggannya dengan kasar,dan tanpa membuang waktu gadis itu berlari dengan cepat.

Tungkainya lemas,ia terduduk tepat didepan Verel berada.Ya,Riko memang tak bohong mengenai Verel,namun ia tak menyangka jika semua ini adalah ulah lelaki itu.

Keadaan Verel yang tak sadarkan diri,dengan posisi diikat disebuah kursi tua membuat rasa bersalah menyeruak kedalam diri Vanya.

Gadis itu benar-benar merasa pembawa masalah untuk orang-orang disekitarnya.Vanya menoleh,mendapati wajah Riko dengan senyum devilnya.

"Lo apain Kaka gue?!"teriak Vanya,marah

Lelaki itu tertawa renyah
"Lo nggak nyangka apa yang gue perbuat sama dia"

"Lo apain Kaka gue,Riko?Lo apain sampe dia nggak sadar,hah?!"Vanya mendekat,ia memukul dada bidang milik Riko

"Orang suruhan gue cuma ngasih dia obat tidur,abisnya berisik banget sih,hahahah"

"Lo jahat,Lo jahat Rik"

"Gue jahat?Van,gue nggak akan kaya gini kalo Lo mau sama gue lagi"

"Gue mohon,lepasin kak Verel,dia nggak salah apapun sama Lo"suara Vanya benar-benar parau

"Nggak semudah itu darling,"

Riko melirik orang suruhannya "urus dia,jangan sampe kabur.Nanti gue kesini lagi"

Vanya ditarik oleh dua orang suruhan Riko,ia meronta,berteriak sekencang-kencangnya.Namun,tetap saja ia kalah.

Gadis itu diikat tak jauh dari Verel,ia diikat dengan posisi berdiri.Tubuhnya gemetar,sungguh ia sangat takut akan hal ini.

Ini adalah tempat terkutuk itu,tempat dimana Vanya hampir kehilangan seluruh dunianya,tempat yang dimana membuatnya harus memiliki depresi dan metal yang tak baik.

"Lepasin gue brengsek!"

"Lepassss,gue mohonn lepasin gue"

Suara Vanya membuat seseorang yang sendari tadi memejamkan matanya itu terusik,perlahan celah cahaya masuk kedalam retina matanya.

Samar hingga akhirnya menjadi jelas,gadis yang berdiri didepannya dengan jarak yang tak terlalu jauh itu adalah adiknya,Vanya.

Vanya menyadari Verel telah membuka mata,pandangan gadis itu tak luput dari wajah Verel yang lebam.

"Kak Verel gapapa?"tanyanya

Verel terenyuh,ia gagal menjaga gadis kecilnya itu.Bagaimana mungkin gadis itu memikirkan dirinya,sendangkan diri Vanya saja dalam keadaan tidak baik?

"Kaka nggapapa,"

"Maafin Vanya udah buat kaka kaya gini,Vanya pembawa masalah kak"

Verel ingin memeluk tubuh Vanya,menghapus jejak air matanya,memberikan ketenangan lewat kata-kata nya.Namun ia tak bisa,keadaan yang membuat nya seperti ini.

"Jangan salahin diri kamu terus,ini semua udah takdir"

Vanya hanya diam dengan sesenggukan,kenapa bahagia tak selalu berpihak padanya?

 strong girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang