Bau klorofom memaksa masuk ke hidung Jeno ketika perlahan indera penciuman mulai berfungsi. Matanya meneliti ke sekeliling dan akhirnya berhenti pada Renjun yang berdiri tegap di sebelahnya.
"Nggak usah kaget gitu," ucap Renjun.
Sementara Jeno hanya diam, masih bingung dengan semua ini. Dia tidak ingat apapun setelah memutuskan teleponnya dengan Siyeon semalam.
"Dokter dirawat di rumah sakit, dasar malu-maluin citra dokter aja," ucap Renjun sembari menyuntikkan sesuatu ke cairan infus Jeno.
"Payah lo. Kayak abg labil tau nggak, udah tau masih sakit malah hujan-hujanan. Nggak punya otak atau gimana?" omel Renjun.
"Kenapa gue bisa disini?" tanya Jeno parau, tak memperdulikan omelan Renjun.
"Gue lah yang ngangkut lo kesini. Encok nih punggung gue gendong lo yang beratnyaㅡ ASTAGA!! Makan apaan sih lo?"
Jeno hanya diam, menatap kosong langit-langit rumah sakit yang berwarna putih.
"Kenapa? Ada masalah?" tanya Renjun. "Ngapain kabur dari apartemen?"
Jeno menoleh ke arah Renjun, "Siapa yang kabur?"
"Lo lah!!" kesal Renjun. "Lo nggak tau gimana paniknya Siyeon semalem."
"Siyeon?" tanya Jeno.
"Semalem gue sama Siyeon nyariin lo keliling kota sampe nemuin lo di bawah pohon. Lo-nya nggak sadar, Siyeonnya nangis kejer, rasanya kepala gue mau pecah tau nggak," lanjut Renjun.
"Siyeon dimana?" tanya Jeno.
"Gue suruh pulang barusan, dia juga butuh istirahat. Semaleman dia nggak tidur gara-gara jagain lo," ucap Renjun.
Lagi-lagi Jeno hanya diam setelah mendengar penjelasan Renjun.
Cklek!
Pintu terbuka dan menampilkan wajah Doyoung, Jennie, Shizuka beserta Boruto.
"Om Jeno!!" Shizuka berlari menghampiri Jeno lalu memeluk paman kesayangannya itu.
"Om Jeno kenapa? Kok bisa sakit?" tanya Shizuka.
Jeno terkekeh pelan lalu mengusap lembut surai keponakannya, "Ini karna Om banyak makan permen. Makanya kamu jangan banyak-banyak makan permen kalo nggak mau sakit kayak Om."
"Iya, Shizuka nggak akan banyak-banyak lagi makan permennya."
Jeno tersenyum tipis, "Anak pinter."
"Yaudah, kalo gitu gue keluar dulu ya," pamit Renjun.
"Makasih ya Njun," ucap Doyoung.
"Thanks Njun," sambung Jeno.
Renjun hanya mengangguk lalu pergi dari ruangan.
"Lo kenapa sih?" tanya Doyoung. "Bukannya sembuh malah tambah parah."
Jeno tersenyum tipis, "Nggak usah khawatir."
"Siapa juga yang khawatir sama lo? Nggak usah kegeeran," ucap Doyoung yang langsung kena cubit Jennie.
"Mama sama papa sebentar lagi kesini," lanjut Doyoung.
"Oke."
...
Keluarga besar itu tengah bercengkrama di sebuah ruang rawat inap yang cukup mewah. Tidak lengkap rasanya karena satu menantu mereka tidak ada di dalamnya. Ya, Siyeon belum juga datang ke rumah sakit, padahal Jeno sudah menunggunya dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] One And Only✔️
FanficCOMPLETED Dari SMA - Kuliah - sampe nikah? Penasaran gimana kehidupan Jeno Siyeon setelah menikah? ☘ Narasi baku ☘ 15+ ☘ Jomblo awas baper ☘ Didedikasikan untuk penumpang kapal Jeno Siyeon Q : Apa itu bucin? A : Lee Jeno Let's check this out! Start...