14. Mian☘

4.1K 506 46
                                    

Mobil Jeno berhenti di depan kantor berlantai 5 itu. Ia melirik jam tangannya yang baru menunjukkan pukul setengah enam sore, ternyata ia datang 30 menit lebih awal. Ia mengambil ponselnya kemudian mengetikkan sesuatu di sana.

Jeno : aku jemput

Tak lama kemudian, ponsel Jeno pun bergetar dan ada sebuah pesan yang masuk.

Siyeon : oke
Read

Jeno menghela nafas kemudian menyandarkan kepalanya di jok mobil sembari menatap ponselnya. Senyuman mengembang di bibir Jeno ketika melihat foto Siyeon yang menjadi wallpapernya saat ini, terlihat cantik sekali.



"Hari ini lo ulang tahun ya?"

"Menurut lo?!"

"Ya.. menurut gue ulang tahun."

"Yaudah."

"Lo mau apa?"

"Nonjok muka lo boleh nggak?"

"Boleh."

"Kok lo jadi cowok nggak ada romantisnya sama sekali sih Jen?"

"Maaf."

Sepenggal kenangan masa lalu tiba-tiba terputar begitu saja di kepala Jeno. Rasa bersalah kini menghampirinya, tak seharusnya ia membuat Siyeon menangis. Jeno memejamkan mata kemudian menelungkupkan kepalanya di atas setir mobil.



Tok tok tok

Jeno terkejut ketika ada seseorang yang mengetuk kaca mobilnya. Dengan segera ia membuka kunci dan membiarkan Siyeon masuk ke dalam mobil.

Tak perlu waktu lama, mobil Jeno sudah melesat meninggalkan kantor Siyeon. Kecanggungan menghampiri sepasang suami istri itu, Jeno fokus menyetir sementara Siyeon tak mau sedikitpun menoleh ke arah sang suami. Sampai tiba di apartemen pun keduanya masih bungkam, enggan untuk sekedar menanyakan kabar satu sama lain.

Jeno membiarkan Siyeon masuk ke apartemen terlebih dahulu lalu ia mengikuti wanita itu sampai ke kamar. Jeno hanya memperhatikan Siyeon yang menaruh tasnya di tempat tidur dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Entah kenapa rasanya susah sekali untuk memulai percakapan dengan istrinya itu. Kalimat yang sudah ia susun rapi-rapi tak ada yang keluar satupun.

Jeno pun memutuskan pergi ke balkon kamarnya untuk menikmati senja. Cahaya jingga dengan senang hati menerpa wajahnya, akan tetapi tatapannya terlihat kosong ke arah matahari yang semakin lama semakin tenggelam.

Jeno sedikit terkejut ketika ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Dengan segera ia menghapus setitik air mata yang jatuh kemudian berbalik. Dilihatnya Siyeon yang sedang menunduk di hadapannya. Tanpa menunggu lama, ia menarik sang istri ke dalam pelukannya.

"Selamat ulang tahun. Aku minta maaf," ucap Jeno pelan.

Siyeon menangis dalam diam, menyembunyikan wajahnya di dada sang suami. Entah kenapa, melihat Siyeon menangis membuat Jeno ikut menangis. Pria itu terisak pelan sembari menyandarkan kepalanya di atas kepala sang istri.

"Kamu apa kabar? Kamu baik-baik aja kan?" tanya Jeno.

Siyeon menggeleng, "Aku nggak baik-baik aja. Aku sedih, aku takut kamu pergi."

[3] One And Only✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang