13. Love & Hate☘

4.2K 471 47
                                    

Malam berganti pagi, perlahan Jeno membuka matanya yang silau terkena matahari pagi. Dengan mata setengah terpejam ia segera masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

Selesai mandi, ia segera bersiap dan pergi ke dapur. Ia sedikit terkejut ketika mendapati bahwa tak ada siapapun di apartemennya. Ia kira Siyeon belum bangun tidur, tapi nyatanya istrinya itu sudah pergi tanpa meninggalkan pesan satupun.

Jeno mengambil ponsel yang ada di sakunya kemudian mencari kontak Siyeon. Ia ingin menghubungi sang istri, tapi rasa gengsi mengalahkan segalanya. Akhirnya ia mencoba untuk mengirimkan pesan saja.

Jeno : p [Deleted]
Jeno : dimana? [Deleted]
Jeno : udah di kantor? [Deleted]

Jeno mengusap kasar wajahnya kemudian meletakkan ponselnya di atas meja. Ia lebih memilih untuk membuat kopi daripada memikirkan tentang Siyeon, membuatnya semakin stres saja.

"Jeno, janji ya kalo kita nikah nanti, kita nggak bakalan berantem."

"Iya sayang, memangnya kita mau ngeributin apa sih?"

"Ya, siapa tau lo tertarik sama cewek lain gitu."

"Nggak mungkinlah, gue udah punya cewek cantik gini."

"Eleh, buktinya dulu lo sempet suka sama si Rachel."

"Udahlah sayang, nggak usah ngomongin si uler kadut lagi."

"Kalo misalnya nanti lo suka lagi sama dia gimana?"

"Nggak akan, percaya sama gue."

Drrt drrt!

Getaran ponsel seketika membuyarkan lamunan Jeno. Lelaki itu melihat ponselnya dan melihat panggilan yang masuk, ternyata nomor tidak dikenal. Tanpa menunggu lama, Jeno pun mengangkat panggilan itu.

"Halo?"





☘☘☘





Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam dan Siyeon masih terjaga di depan laptopnya. Ia sudah pulang sekitar pukul enam sore tadi dan tidak mendapati siapapun di apartemennya. Tidak biasanya Jeno bekerja sampai larut malam seperti ini. Sekesal apapun dengan Siyeon, ia pasti akan pulang.

Siyeon mengambil ponselnya kemudian mencari kontak Jeno. Ia sendikit ragu untuk menghubungi suaminya itu, bukan apa-apa ia hanya takut bertengkar lagi dengan Jeno.

Siyeon menghela nafas berat kemudian menaruh ponselnya di atas meja, lebih baik menyelesaikan pekerjaannya daripada memikirkan Jeno.



Waktu cepat sekali berlalu, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Siyeon terus-menerus melihat ke pintu, berharap sang suami segera pulang. Ia pun mencoba untuk menghubungi rumah sakit tempat Jeno bekerja, siapa tau suaminya itu masih disana.

"Halo, dengan X hospital. Ada yang bisa dibantu?"

"Ini Siyeon, istri dokter Jeno."

"Oh, iya Bu. Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa dokter Jeno masih ada di rumah sakit?" tanya Siyeon.

"Dokter Jeno sudah pulang pukul delapan malam, Bu."

"Oh iya, terima kasih."

Lagi-lagi helaan nafas berat keluar dari mulut Siyeon, "Kamu kemana sih?"

Akhirnya Siyeon menghilangkan semua gengsinya dan menelfon Jeno.

Tut Tut Tut

"Argh!!" Siyeon menggeram rendah ketika panggilannya tak dijawab oleh sang suami.

[3] One And Only✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang