50. Lost Her☘

3.7K 426 92
                                    

"Gimana ya kabar Ningning sekarang?"

Jeno menggeleng pelan, "Udah nikah masih aja inget mantan."

Renjun menghela nafas, "Andai dia nggak dijodohin, mungkin gue udah bahagia sama dia sekarang."

"Inget udah punya Saeron," ucap Jeno sembari memainkan pulpen yang dipegangnya.

"Inget kok, selalu inget."




Pyangg!!




Jeno tak sengaja menyenggol bingkai foto keluarga yang ada di atas meja ketika ia hendak mengambil botol minum.

"Lo ketularan cerobohnya Siyeon atau gimana?" tanya Renjun.

Jeno mengusap kasar wajahnya, "Ada-ada aja sih."

Renjun berjongkok, hendak membersihkan pecahan kaca itu, tapi cepat-cepat ditahan oleh Jeno.

"Gue panggil cleaning service aja," ucap Jeno lalu pergi keluar ruangan.

Renjun hanya mengangguk lalu kembali duduk di kursi sambil bermain ponsel.

Tak berselang lama, Jeno datang bersama cleaning service wanita yang membersihkan ruangannya dari pecahan-pecahan kaca.

"Terima kasih," ucap Jeno ketika si mbak cleaning service hendak keluar ruangan.

"Nggak jadi minum?" tanya Renjun.

"Oh iya, sampe lupa," jawab Jeno lalu meneguk air dari botol yang tadi sempat ia ambil.

"Gimana kabar Siyeon sama anak-anak lo?" tanya Renjun.

"Baik kok," jawab Jeno.

"Nggak nyangka ya, ternyata cinta SMA masih bertahan sampe sekarang. Nggak bosen, Jen?"

Jeno menggeleng, "Udah jodoh mungkin ya."

"Gue doain semoga keluarga lo bahagia terus selama lama lama lama lamanya," ucap Renjun.

"Dasar lebay," cibir Jeno.

"Doain juga dong keluarga gue."

"Iya iya, semoga keluarga lo juga bahagia."

Renjun tersenyum puas, "Nah gitu dong, impas kan jadinya."

"Y."




Tok tok tok!




Percakapan kedua orang itu terinterupsi ketika pintu ruangan diketuk dari luar.

"Masuk!!" seru Jeno.

Pintu mulai terbuka dan menampilkan seorang suster dengan wajah tegangnya.

"Dokter, ada pasien tabrak lari dan kondisinya cukup parah," ucap suster itu.

"Sekarang giliran lo," ucap Renjun pada Jeno.

"Maaf dokter, tapi pasiennya ada dua orang," ucap sang suster.

"Ayo buruan, nyawa orang itu," ucap Jeno lalu segera menyambar jas dokternya dan segera keluar ruangan diikuti Renjun.

Mereka bertiga berjalan tergesa ke UGD sembari berdoa semoga kali ini mereka dapat menyelamatkan nyawa keluarga dari seseorang yang mungkin tidak mereka kenal.




Cklek!




Pintu UGD terbuka, Jeno, Renjun dan suster masuk ke dalam ruangan. Betapa terkejutnya mereka melihat dua orang yang terbaring di ranjang dengan darah dimana-mana.

Yang paling terlihat shock adalah Jeno. Bagaimana tidak, saat ini ia melihat sang istri dan putri kecilnya tengah berjuang melawan maut.

"Jen?" panggil Renjun.

[3] One And Only✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang