45. In the morning☘

3.8K 444 39
                                    

"Mama!! Mama!!"

Siyeon dan Jeno terbangun dari tidurnya ketika mendengar teriakan Nathan.

Siyeon pun segera turun dari tempat tidur dan mencari sumber suara.

Hal yang pertama dilihat Siyeon ketika wanita itu membuka pintu adalah Nathan dan Nia yang sedang berebut sebuah selimut.

"Kenapa sih? Pagi-pagi udah ribut," omel Siyeon.

"Kak Nathan, jangan bilangin Mama," mohon Nia.

"Mama, Nia ngompol!" Nathan mengadu pada sang mama tanpa memperdulikan Nia yang menarik-narik ujung baju tidurnya.

Siyeon menghampiri Nia lalu berjongkok di hadapan gadis mungil itu. "Bener apa yang sama Kak Nathan?"

Nia mengangguk pelan tanpa berani menatap Siyeon.

"Kan Mama udah sering bilang, kalo Nia kebelet pipis langsung ke kamar mandi," tutur Siyeon.

"Nia.. Nia takut.. ada suara aneh di kamar mandi," ucap Nia pelan.

"Nahkah, ketularan mamanya tu takut sama suara aneh di kamar mandi," celetuk Jeno yang berdiri di ambang pintu kamar.

Siyeon hanya geleng-geleng kepala lalu mengajak Nia untuk mandi.

Jeno berjalan menghampiri Nathan lalu menempeleng kepala putranya itu. "Pagi-pagi udah teriak, ganggu tidur aja."

"Ish, Papa punya dendam kesumat ya sama aku?!!" kesal Nathan.

"Mandi sana, nanti telat ke sekolah lagi," suruh Jeno.

Nathan sempat meninju lengan Jeno sebelum berlari ke kamar mandi.

"Dasar anak nakal!!!"







07.00
Lee's Apartement

Pagi ini keluarga Lee tengah menyantap sarapannya dengan lahap, tak terkecuali Nathan dan Jeno yang masih kemusuhan akibat kejadian beberapa jam yang lalu. Mereka melahap sarapannya dengan saling menatap tajam satu sama lain.

"Papa sama Kak Nathan ngapain liat-liatan kayak gitu?" tanya Nia dengan polosnya.

"Nggak apa-apa kok sayang. Papa sayang banget sama Kak Nathan, saking sayangnya sampe pengen nempeleng kepalanya," ucap Jeno.

"Jeno!" tegas Siyeon.

"Nempeleng itu apa, Ma?" tanya Nia.

"Nempeleng itu semacam nyium gitu sayang," jawab Siyeon sembari menyuapi Nia.

"Jhadi, numpelengㅡ"

"Telen dulu sayang, nggak baik ngomong pas mulut penuh," sela Siyeon.

Nia mengangguk lalu mengunyah makanan yang ada di mulutnya.



"Aku udah selesai. Aku berangkat dulu ya," ucap Nathan lalu bersalaman pada sang mama.

"Hati-hati sayang," pesan Siyeon.

Nathan mengangguk. "Nia jangan ngompol lagi ya."

"Iya kak Nathann.." ucap Nia.

Setelah itu Nathan menggendong ranselnya dan melewati Jeno begitu saja.

[3] One And Only✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang