42. The Time☘

3.9K 500 119
                                    

"Kamu lagi apa?" tanya Jeno di telepon.

"Lagi kangen kamu," jawab Siyeon.

Jeno terkekeh pelan, "Aku juga."

"Kamu kapan pulang?"

"Nanti malem sayang, sabar ya."

"Cepet ya.." ucap Siyeon pelan.

"Iya sayang, jangan sedih gitu dong."

"Siapa yangㅡ Aduh!!"

"Sayang.. kamu kenapa?!" tanya Jeno khawatir.

"A-akh, Jeno.. sakit.."

"Nathan dimana?!"

"Nathan.. Nathan!!" teriak Siyeon dengan sisa tenaga yang dimilikinya.

Sementara di seberang sana Jeno sudah bercucuran keringat dingin, takut terjadi sesuatu pada sang istri. Keputusannya keluar kota disaat istri akan melahirkan benar-benar salah.

"Sayang, aku pulang sekarang juga," ucap Jeno.

"Aaa!! Jeno!!"

"Siyeon! Siyeon!!"

Tut Tut Tut!






"Ma.. Mama.. tahan sebentar," ucap Nathan gusar.

Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Nathan mengemudi mobil secepat mungkin, entah kenapa rumah sakit rasanya jauh sekali.

"Sebentar lagi sampe, Ma."

Siyeon hanya merintih kesakitan sembari memegangi perutnya.

Nathan menginjak pedal gas lalu segera banting setir ke kiri, memasuki halaman rumah sakit. Ia memarkirkan mobilnya sembarangan lalu menuntun sang mama untuk masuk ke rumah sakit.

"Maaf dik, itu mobilnyaㅡ"

"Parkirin Pak, kondisi darurat," potong Nathan seraya melempar kunci mobilnya pada satpam rumah sakit.

Beruntung mereka bertemu Mina tak jauh dari pintu masuk ke rumah sakit. Mina segera memanggil beberapa suster lalu segera membawa Siyeon ke ruang operasi.

"Mama.."

"Kamu tunggu disini ya," ucap Mina sebelum ia memasuki ruangan.

Nathan hanya diam melihat pintu ruangan perlahan tertutup rapat. Ia duduk di sebuah kursi lalu mengambil ponselnya dan menelfon sang ayah.

"Gimana mama kamu?" tanya Jeno.

"Masih nunggu, Pa."

Terdengar helaan nafas berat dari Jeno, "Sekarang Papa pulang."

"Papa hati-hati dijalan," pesan Nathan.

"Iya sayang. Tolong jagain mama kamu."

Nathan sedikit terkejut mendengar sang ayah memanggilnya dengan sebutan sayang untuk pertama kalinya. "I-iya Pa. Nanti aku telfon lagi."

"Oke."



...




"Mama.."

Siyeon terbangun ketika Nathan mengusap lembut keningnya. Dilihatnya sang anak tersenyum senang melihatnya membuka mata.

"Udah nggak sakit lagi kan, Ma?" tanya Nathan.

Siyeon tersenyum tipis lalu menggelengkan kepala. "Adik kamu.."

Nathan hanya diam sambil menatap Siyeon dengan tatapan yang sulit diartikan.

[3] One And Only✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang