38. Adopt☘

4K 472 38
                                    

Siyeon berjalan memasuki pekarangan rumah yang cukup luas itu. Berbagai bunga bermekaran seakan menyambut dirinya yang baru datang.

"Tante Siyeon!!" Siyeon tersenyum mendengar seruan anak perempuan itu.

"Yey!! Tante Siyeon dateng!!" seru anak yang lainnya kemudian berlari menghampiri Siyeon.

Siyeon berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak-anak itu. "Gimana kabar kalian? Sehat?"

"Sehat Tante! Tadi pagi kita udah olahraga!" seru seorang anak laki-laki.

"Bagus deh, ayo masuk," ujar Siyeon kemudian mengajak anak-anak itu untuk masuk ke dalam.

Mereka pun masuk ke dalam dan saling berebut untuk menggandeng tangan Siyeon.

"Heh, tangan Tante Siyeon jangan ditarik-tarik gitu!" Sontak semua anak-anak terdiam mendengar seruan itu.

"Udah, nggak apa-apa Bu," ucap Siyeon.

"Maaf ya Nak, mereka memang nakal-nakal," balas ibu penjaga panti.

Siyeon hanya tersenyum lalu memberikan paper bag yang dibawanya kepada salah satu anak. "Tante bawa makanan, nanti dibagi sama yang lain ya. Nggak boleh makan sendiri."

"Iya Tante," sahut anak itu kemudian pergi diikuti anak yang lain.




"Apa kabar Bu?" tanya Siyeon.

"Baik, kamu sendiri gimana?"

"Baik juga Bu."

"Nak Jeno gimana? Kok nggak pernah kesini lagi?" tanya ibu panti.

"Lagi sibuk Bu, padahal dia pengen ikut."

"Titip salam aja sama Nak Jeno ya."

"Hehe iya Bu," balas Siyeon. "Perkembangan anak-anak gimana?"

Ibu panti melirik pada anak-anak yang sedang asyik makan di ruang tengah. "Rasanya mereka cepat sekali besar."

Siyeon terkekeh kemudian ikut memperhatikan anak-anak itu. Tapi ada satu anak yang menarik perhatian Siyeon. Anak laki-laki yang duduk termenung di pojokan, ia tak ikut makan seperti anak-anak yang lainnya.

"Bu, anak yang di pojok itu.." Siyeon menggantungkan ucapannya.

"Oh, itu namanya Nathan. Anaknya memang pendiam," balas ibu panti.

Tanpa menunggu lama, Siyeon pun beranjak menghampiri anak itu. Siyeon terkejut ketika Nathan malah berlari menjauh dan bersembunyi di balik tirai.

"Hei, jangan takut. Sini," ucap Siyeon dengan ramah.

Nathan menggeleng pelan dan lagi-lagi menutupi wajahnya dengan tirai.

Siyeon terkekeh kemudian mengeluarkan cokelat dari dalam saku jaketnya, "Ayo sini, Tante punya cokelat buat kamu."

Perlahan Nathan mulai keluar dari persembunyiannya dan menghampiri Siyeon.

"Anak pinter," ucap Siyeon sembari mengacak pelan rambut Nathan.

☘️☘️☘️

"Kenapa liatin aku kayak gitu?" tanya Jeno.

Siyeon tersenyum manis, "Masih nggak percaya aja kalo kamu ada disini."

Jeno terkekeh, "Kalo aku beneran mati gimana?"

"Ya, aku ikut mati juga lah."

"Ish, bucin sekali," ledek Jeno.

"Lebih baik aku ikut mati daripada menderita di dunia," ucap Siyeon.

"Udahlah, jangan ngomongin mati lagi."




[3] One And Only✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang