49. Happy B'day Papa☘

3.9K 487 53
                                    

Baru saja Jeno masuk ke dalam apartemen, pria itu sudah dikejutkan dengan teriakan melengking Nia.

"Selamat ulang tahun, Papa!!"

Jeno bahkan lupa jika hari ini adalah ulang tahunnya. Semua beban dan rasa lelahnya setelah bekerja keras seharian langsung menghilang melihat wajah sumringah keluarganya.

"Ngapain bengong?" tanya Siyeon. "Sini duduk."

Nia turun dari tempat duduknya lalu menarik tangan Jeno ke ruang tengah.

Pria itu hanya tersenyum ketika Nia memakaikan topi ulang tahun di kepalanya.

"Ayo kita nyanyi hepi bersday tu yu!!" teriak Nia.

"Happy birthday," koreksi Nathan.

"Hepi bersday," ucap Nia.

Siyeon terkekeh pelan, "Terserah Nia aja."

"Happy birthday to you. Happy birthday to you. Happy birthday Papa Jeno. Smoga panjang umur."

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang jugaa!!"

Jeno menutup matanya sejenak lalu meniup lilin yang ada di depannya. Kemudian pria itu memotong kue dan menyuapi sang istri.

"Selamat ulang tahun," ucap Siyeon.

Jeno mencium kening sang istri, "Makasih sayang."

Setelah itu, pandangan Jeno pun beralih pada Nathan.

"Nggak usah suap-suapan, alay banget," ucap Nathan lalu mengambil alih sendok yang dipegang sang ayah.

"Yee, siapa juga yang mau nyuapin kamu?" sungut Jeno.

"Hbd j y," ucap Nathan.

"Z," balas Jeno.

"Kalian ngomong pake bahasa planet mana?" tanya Siyeon.

"Pluto," jawab Jeno dan Nathan bersamaan.

"Cie barengan," goda Siyeon. "Katanya kalo yang sering barengan itu artinya saling sayang loh."

"Ew.."

"Huekk, kresek mana kresek?"

Jeno mengalihkan pandangannya pada Nia, "Suapan terakhir buat kesayangan Papa."

Nia memanyunkan bibirnya, "Kok Nia dikasi paling terakhir?"

"Karna Nia yang paling kecil disini," ucap Jeno sembari menyolek hidung sang putri.

Nia tersenyum lalu memakan kue yang disuapi Jeno.

"Selamat ulang tahun ya, Papa. Nia sayang Papa," ucap Nia lalu mencium pipi Jeno.

"Papa juga sayang Nia."

Nathan tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya, membuat perhatian menjadi tertuju pada anak itu.

"Mau kemana?" tanya Jeno.

"Ke kamar mandi, kenapa? Mau ikut?"

"Nggak."

Setelah mendengar jawaban Jeno, Nathan pun langsung pergi begitu saja.

"Nia punya hadiah buat Papa," ucap Nia.

"Asikk, apaan tuh?" tanya Jeno.

Nia berlari ke kamarnya dan kembali lagi ke ruang tengah dengan membawa sebuah kertas.

"Ini dia!" seru Nia.

Jeno mengambil kertas yang diberikan Nia. Senyuman tak henti-hentinya mengembang di bibir Jeno melihat gambar keluarga yang dilukis oleh putri kecilnya itu.

[3] One And Only✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang