Siyeon terbangun ketika mendengar suara cangkir yang jatuh ke lantai. Matanya terasa pedih sekali, mungkin karena ia terlalu banyak menangis sampai akhirnya tertidur di sofa.
Siyeon mengambil posisi duduk, kepalanya terasa pusing. Tapi ia memaksakan dirinya untuk pergi ke dapur dan melihat siapa yang menjatuhkan cangkir.
"Jeno.. kamu.." Siyeon menggantungkan ucapannya.
Tak memperdulikan Siyeon, Jeno sibuk memungut pecahan kaca yang berserakan di lantai.
Perlahan Siyeon menghampiri Jeno dan berjongkok di samping pria itu. "Biar aku yang rapiin."
Jeno tak menanggapi Siyeon, ia lebih memilih untuk bangkit dan pergi dari dapur.
"Jeno, tunggu!" Siyeon menghela nafas pelan ketika melihat Jeno benar-benar pergi dari sana. Ia membersihkan pecahan kaca terlebih dahulu sebelum berbicara dengan Jeno.
Selesai membersihkan pecahan kaca, Siyeon melangkahkan kakinya menuju ruang tengah dan mendapati Jeno yang sedang duduk di sofa sembari bermain ponsel.
"Jeno, kamu udah cabut gugatannya?" tanya Siyeon pelan.
Jeno masih saja bungkam, tak menjawab pertanyaan Siyeon.
Dengan sedikit keberanian yang dimilikinya, Siyeon mengambil posisi duduk di hadapan Jeno.
"A-aku minta maaf Jeno. Tolong cabut gugatannya," ucap Siyeon, suaranya sedikit bergetar.
"Gugatan apa?" tanya Jeno dingin.
Siyeon menghela nafas kemudian menutup matanya sejenak. Ia bersyukur ternyata Jeno tak benar-benar menggugat cerai dirinya. Itu hanya mimpi buruk yang terlihat begitu nyata, sampai Siyeon sendiripun tak menyadarinya.
"Hng.. bukan apa-apa," jawab Siyeon. "Jangan marah Jeno, aku.. aku.. nggak bermaksud bohong sama kamu."
"Tapi tetep aja bohong," balas Jeno santai.
"Akuㅡ"
Percakapan sepasang suami istri itu terinterupsi oleh suara bel yang tiba-tiba berbunyi. Jeno bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju pintu sementara Siyeon pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya agar tak terlihat terlalu buruk di depan tamu yang datang.
Cklek.
"Selamat pagi sayangㅡ Eh, sorry Jen gue kira yang buka Siyeon hehe."
Jeno terkekeh, "Santai-santai. Masuk dulu."
Jeno pun mempersilahkan tamunya untuk masuk kemudian menutup pintu apartemennya.
"Siyeon mana?"
"Masih di kamar mandi," jawab Jeno. "Sebentar, gue buatin minum dulu."
"Nggak usah Jen, gue lagi cepet-cepet."
"Eh, ada Somi sama Michan," ucap Siyeon yang baru datang.
Merasa namanya terpanggil, Somi pun menoleh. "Kenapa Yeon? Habis nangis ya? Mata lo bengkak gitu."
Spontan Siyeon meraba matanya, "Ah, ini. Enggak kok, cuma kurang tidur aja."
Somi memutar bola matanya, "Habis berantem lo berdua ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] One And Only✔️
Hayran KurguCOMPLETED Dari SMA - Kuliah - sampe nikah? Penasaran gimana kehidupan Jeno Siyeon setelah menikah? ☘ Narasi baku ☘ 15+ ☘ Jomblo awas baper ☘ Didedikasikan untuk penumpang kapal Jeno Siyeon Q : Apa itu bucin? A : Lee Jeno Let's check this out! Start...