26. Wedding☘

4.3K 493 138
                                    

Jeno hanya diam menunduk di hadapan sang mama dan Rachel. Ia dipaksa datang ke rumah orang tuanya untuk membicarakan acara pernikahannya dengan Rachel dan terasa lebih buruk ketika Yoona tak memperbolehkan ia datang bersama Siyeon.

"Lima hari lagi kamu nikah sama Rachel," ucap Yoona yang tak mendapat respon apa-apa dari putranya.

Sementara Rachel tersenyum puas mendengar ucapan Yoona, diam-diam ia mentertawakan kebodohan calon mertuanya yang percaya begitu saja dengan cctv palsu itu.

"Pernikahannya di Gereja dan yang dateng cuma kedua keluarga dan beberapa temen deket kalian aja," ucap Yoona. "Besok kalian udah fitting baju pengantin."

"Oke Tante," balas Rachel.

Jeno hanya diam, menatap kosong lantai rumahnya yang berwarna putih. Entah ia mendengarkan atau tidak ucapan Yoona sedari tadi, pikiran pria itu hanya bersama Siyeon saja.

"Oh iya, Mama juga udah beli cincin buat kalian," ucap Yoona sembari mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tasnya.

"Wah, bagus banget Tante," ucap Rachel setelah melihat cincin yang diberikan Yoona.

"Gimana Jeno? Kamu suka?" tanya Yoona.

Jeno masih saja menunduk, enggan memperlihatkan wajahnya pada kedua wanita yang ada di hadapannya.

"Jeno!!" panggil Yoona sedikit berteriak.

"Udah selesai? Jeno masih banyak urusan," balas Jeno sembari melirik jam tangannya.

"Belum, masih banyak yang harus kita bahas," ucap Yoona.

Jeno membuang nafas kasar kemudian bangkit dari tempat duduknya.

"Mau kemana kamu?" tanya Yoona.

"Selesaiin aja berdua. Aku nggak punya waktu buat bahas acara yang nggak penting kayak gini," ucap Jeno lalu pergi.

"Jeno tunggu!!!" teriak Yoona yang tak digubris oleh oleh putranya itu.

"Udah Tante, biarin aja dia pergi. Biar kita aja yang ngurusin pernikahannya," ucap Rachel.

Yoona menghela nafas, "Maafin Jeno ya Rachel. Tapi tenang aja, dia pasti tanggung jawab."

"Iya Tante. Rachel percaya kok sama Tante."





☘☘☘





H-1

Siyeon melirik Jeno yang sedang duduk melamun di ruang tengah. Semua ini benar-benar di luar kuasanya, andai ia bisa menghentikan pernikahan Jeno dengan Rachel.

"Jeno?" panggil Siyeon.

Yang dipanggil pun menoleh dan mengangkat kedua alisnya.

"Ayo makan," ajak Siyeon.

Jeno bangkit dari tempat duduknya kemudian menghampiri Siyeon yang ada di meja makan.

"Kamu keliatan kurusan. Jadi sekarang harus makan yang banyak," ucap Siyeon seraya menaruh nasi di piring sang suami.

Sementara Jeno hanya diam, pria itu benar-benar bungkam sejak pagi tadi.

"Pokoknya harus dihabisin."

Jeno menatap piring yang ada di hadapannya, penuh dengan nasi dan lauk kesukaannya. Tapi entah mengapa ia tak berselera sama sekali.

"Makanannya nggak bakalan pindah ke perut kalo cuma diliatin doang," ucap Siyeon.

Perlahan Jeno mengambil sendok kemudian memasukkannya sedikit demi sedikit makanan ke mulutnya.

Siyeon tersenyum tipis melihat sang suami yang akhirnya mau makan, dengan memperhatikannya saja ia sudah kenyang.

[3] One And Only✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang