5.Bandingan

3.3K 167 3
                                    

"Shhhh" Ringis Ghersal saat berusaha bangun dari tidurnya dan saat itu kepalanya terasa pusing.

"Gue dimana?" Ghersal melihat sekelilingnya,ia tahu bahwa ia sedang ada di sebuah apartemen.Namun ia tidak tahu siapa pemiliknya.Ia mengarah ke seluruh penjuru ruangan,tidak ada siapapun.

Ia pun beranjak dan keluar dari kamar tersebut.Saat ia keluar ia melihat sosok yang tak asing lagi,yaitu Krisna.Ia melihat Krisna sedang berbincang dengan seseorang.

"Eh si kasep tos hudang"(Eh si ganteng udah bangun) Ucap Krisna sambil memberikan sebuah paper bag kepada Ghersal.

"Apa ini?"

"Peralatan sekolah lo"

"Gue males sekolah"

"Lah kenapa?"

"Gak enak badan"

"Halah,lo aja gak enak badan.Lo paling cuma rada pusing"

"Yaudah sini,bawel ah"

Ghersal pun menerima paper bag,lalu melangkah menuju kamar mandi.

<><><>

Gesya sudah sampai di kelasnya.Wajah Gesya terlihat ceria saat ini.Ia berencana akan mentraktir teman sekelasnya.Dia gadis yang aneh,biasanya gadis yang tabungannya habis akan murung tapi tidak dengan dia.


Ia melakukan aktifitas seperti biasanya,baca buku.Apapun itu suasananya,Gesya selalu mengisi waktu luangnya dengan membaca buku.

Tak lama dari itu,Krisna dan Ghersal memasuki kelasnya.Ghersal dengan wajah datar,dan Krisna dengan wajah so ganteng nya.

"Oiiii culun,lu jadi traktir kita ga.Jangan minggu depan,kelamaan" Teriak Krisna.

"Iya,buat teman-teman nanti kalian boleh makan di kantin sepuasnya.Aku traktir" Ucap Gesya membuat satu kelas heboh,begitupun Krisna yang sampai naik ke meja.

"Ohh Gesya,lo baik banget.Terima kasih" Ucap Krisna dramastis.

"Emang tuh uang lo cukup?" Ucap Ghersal remeh.

"Alhamdulillah mungkin cukup"

"Bahkan duit saku lo lebih gedean gaji pembantu gue perharinya" Ucap Ghersal sombong.

"Stop bandingin Gesya sama pembantu lo!Sesempurna apa sih pembantu lo?apa lo suka sama tuh pembantu lo?" Tegas Anisa.

"Emang itu kenyataannya.Dia lebih rendah di banding pembantu gue"

"Gesya ya Gesya,pembantu lo yang pembantu lo.Jadi jelas bedanya lah!Sebenci itukah lo sama Gesya?!"

Ghersal diam.

"Diam yahh lo.Udah ketuan jelas kalo lo itu pengecut yang beraninya ke perempuan" Anisa mendoring bahu Ghersal dengan telunjuknya.

"Sesempurna apa sih hidup lo?sikap lo bertolak belakang dengan Ghersil" Cibir Anisa.

"Jangan bandingin gue sama Ghersil" Ghersal menaikkan satu oktaf suaranya.

"Woihh ko anda ngegas ya?lo marah kan dibandindin sama Ghersil?itu sama seperti Gesya yang selalu lo bandingin dengan pembantu lo.Orang kaya mah bisa ngapain aja yaa?" Anisa menekan kata tersebut dan Ghersal pun hanya acuh dan melangkah ke tempat duduknya.

"Cha,lo jangan sampe dibully terus sama tuh keset rusak.Sedikit-sedikit lo ubah penampilan lo biar gak kayak gini terus" Gesya pun mengangguk mendapat pengarahan dari Anisa.

<><><>

Bel istirahat sudah berbunyi,kini Gesya dan teman-teman sekelasnya sudah berada di kantin kecuali Ghersal.Gesya akan mentraktir semua teman-temannya.Tadinya Gesya sudah membujuk Ghersal agar ikut tapi Ghersal menolaknya mentah-mentah.

Gesya dkk sedang menikmati makanan.Tapi tiba-tiba Ghersal berdiri dan berdehem cukup keras,membuat dia menjadi pusat perhatian warga kantin.

"Khemmm"

"Gue denger-denger ada yang mau nraktir,orang nya biasa aja sii.Mungkin dia anaknya maaf yaa so kaya.Tapi kok penampilannya gitu" Sindir sinis Ghersal dan Gesya hanya mengangguk.

Anisa yang akan bicara pun ditahan oleh Gesya.Ia tidak ingin ada keributan.

"Khemm,maaf sebelumnya.Aku emang orang gak punya,tapi aku punya tabungan kok.Aku mau traktir bukan semata-mata untuk busa deket sama kalian.Tapi ini sebagai tanda perkenalan dan pendekatan aku saja.Aku tidak memaksa kalian berteman denganku namun aku akan berusaha agar bisa berteman baik dengan kalian.Setidaknya aku masih punya harga diri" Setelah mengatakan itu,Gesya langsung pergi meninggalkan kantin.Untung ia sudah membayar semua total harga yang ia dan teman-temannya pesan.

Gesya pergi ke toilet.Ia menuju bilik kosong dan menangis disana.Ia merasa jika ia telah dijatuhkan harga dirinya oleh seorang Ghersal.

Ia terus menangis,sampai akhirnya ada seseorang yang mengetuk pintu toilet.

"Permisi,ada seseorang di dalam?Cepat keluar saya sudah kebelet"

Gesya buru-buru menghapus air matanya.Dan ia pun keluar.

"Eh Gesya.Eh lo nangis" Ucap Ara.

"E-engga kok" Gesya langsung pergi kearah wastafel dan membasuh muka dirinya.Ia membuka kedua ikatan rambutnya lalu ia ikat menjadi satu.Itu sedikit merubah penampilan culunnya.

Ia berniat untuk membolos,ia ingin menenangkan dirinya.Walaupun ia murid baru tapi ia tidak memikirkan itu.

Ia memilih untuk pergi ke perpustakaan,ia akan membaca buku bacaan disana.

Ternyata ia menemukan sebuah novel lama,ia pun tertarik untuk membacanya.Ia memilih tempat pojok untuk membaca.

<><><>

Ghersal disuruh oleh pak Indra untuk mengambil buku rumus fisika di perpustakaan.Sebenarnya ia malas,namun ia harus tetap menghargai.

Sesampainya di perpustakaan ia menemukan sosok perempuan membelakanginya.Ghersal merasa kenal namun ia juga merasa takut salah.Sosok tersebut ia kira Gesya,namun ia bingung dengan gaya rambutnya.

Ghersal pun masa bodo dan berjalan menuju rak berisi rumus fisika.Ghersal melewati tempat dimana Gesya sedang membacanya.Saat Ghersal melewati Gesya,benar saja dugaan Ghersal itu adalah Gesya.

Gesya terlihat sedang terisak saat membaca novel lama tersebut.Ghersal pun menggebrak mejanya.

Brakkk

"Ngapain disini?Gak ke kelas lo?Murid baru aja belagu lo" Ketus Ghersal.

"-_-"

"Dasar culun" Ghersal meninggalkan Gesya yang masih terisak.

Di samping itu Gesya yang terisak karena ia sedih membaca novel tersebut.Dimana ceritanya sama seperti kisah hidupnya.

Nerd Girl vs Bad Boy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang