Mobil Ghersal kini sudah sampai di depan rumah besar dan mewah,rumah Gesya lebih tepatnya rumah ortunya.Ghersal kini ikut masuk untuk meminta penjelasan kenapa pipi Gesya bisa memerah bahkan sampai ia pingsan.
Ting tongg
Bel rumah di bunyikan oleh Gesya,tak lama dari itu seorang membukakan pintunya.
"Gesya kamu kemana aja?" Tanya Gio cemas memegang tangan Gesya,Gesya menepis tangan Gio kasar.
"Khemm" Dehem Ghersal.
"Eh,ada apa ya?"
Ada apa palalu,udah tau gue nganterin adek lo dasar govlok-Batin Ghersal.
"Maaf sebelumnya,boleh tidak kalo saya dan anda bicara sambil duduk agar lebih sopan" Ucap Ghersal manis.
"Yaudah ayok masuk,yuk Gesya" Saat Gio ingin menggandeng tangan Gesya untuk masuk,Gesya menepisnya kasar.
"Bisa sendiri" Gesya menyelonong masuk,meninggalkan Ghersal dan Gio yang masih berada di luar.
Ghersal dan Gio pun masuk dan mereka duduk di ruang tamu.Kini terlihat Gesya yang sedang membawa nampan berisi 3 minuman.Setelah Gesya meletakkan nampan di meja,ia menghembuskan nafas dan melihat ke arah lain.
"Jadi gini yaa,maaf kak.Apa yang sebelumnya terjadi kepada Gesya hingga ia bisa pingsan?" Tanya Ghersal.
"Hah dia pingsan?" Tanya Gio cemas dan Ghersal mengangguk.
"Apa yang terjadi ya?pipi dia juga memerah"
"Saya habis tampar dia"
"What?tampar?" Gio mengangguk.
"Saya terlalu kebawa emosi"
"Tapi kenapa alasan kakak kebawa emosi?"
"Karena saya salah faham--"
"Bisa gak sih ngomongnya jangan so formal,kalian tuh aslinya asmong cuma asal ngomong doang" Ucap Gesya yang sedaritadi merasa jijik mendengar perbincangan Ghersal dengan Gio dengan kalimat Formal.
"Jadi gue salah faham sama dia,karena dia bawa masuk teman-temannya ke apartemennya apalagi dia membawa cowok"
"Itu gue kak"
"Hah?lo?"
"Iya,jadi waktu itu gue dkk mabuk.Gue gak tau harus minta bantuan siapa lagi,nah gue milih minta bantuan Gesya.Gue bilang jangan bawa gue dkk ke rumah masing-masing karena kami muak dengan omelan Bonyok.Jadi Gesya minta temen-temennya buat bawain gue dkk masuk ke apartemen.Sorry gue gak bilang dulu" Jelas Ghersal.
Gio menghembuskan nafasnya "Yaudah lain kali lo bilang dulu,dan lo Cha lo juga bilang dulu jangan sampe gue nampar lo lagi"
"Hmmm" Respon Gesya.
"Sakit gak tuh pipi?" Tanya Ghersal.
"Menurut lo?"
"Menurut gue sih biasa aja,bahkan ujung bibir gue sobek pun gue biasa aja" Ucap Ghersal santai.
"Iya tuh biasa aja kata gue sih" Sambung Gio.
"Lo berdua kok malah saling dukung" Ucap Gesya dengan nada marah.Ghersal dan Gio hanya tertawa melihat Gesya yang emosi.
Sebenernya ini sifat asli lo,manja dan menurut gue lo itu menyenangkan.Sorry gue salah nilai lo-Batin Ghersal.
"Udah malem,gue mau pulang.Kak,Cha gue pulang ya" Pamit Ghersal.
"Iya hati-hati.Eh siapa nama lo?" Tanya Gio.
"Ghersal"
"Iya,hati-hati Sal"
"Iya"
"Yok gue anter ke depan" Gesya menarik tangan Ghersal.Ghersal pun hanya menurut saja.Sesampainya di mobil Ghersal,mereka terdiam dan saling menatap.
"Jaga diri lo,jangan sampe lo pingsan lagi" Pesan Ghersal dan Gesya hanya mengangguk.Ghersal masuk ke mobilnya,setelah masuk ia membuka kaca pintu mobilnya.
"Gue pulang" Pamit Ghersal.
"Hati-hati" Gesya melambaikan tangan dan Ghersal membalasnya dengan klakson mobil dan setelah itu melaju meninggalkan rumah Gesya.
Saat di perjalanan Ghersal terus memikirkan Gesya.Bagaimana bisa ia dekat dengan orang yang sebelumnya adalah orang yang suka ia suruh ini itu.Bagaimana bisa pula ia bisa langsung dekat bahkan dalam waktu satu hari saja.Ghersal merasa bahwa dekatnya mereka karena Ghersal melihat perubahan penampilan Gesya.Apa itu alasan Ghersal dekat dengan Gesya.Mungkin.
Kini Ghersal sudah sampai di rumahnya,ia memarkirkan mobilnya di bagasi lalu setelah itu ia masuk ke rumah.Disana terlihat Ghersil yang sudah tertidur pulas dengan dikelilingi kemasan beberapa camilan.Ghersal yang melihatnya pun geleng-geleng.
Ghersal mengangkat tubuh Ghersil bukan dengan ala bridal style namun seperti orang yang membawa cangkul.Begitulah sifat Ghersal,ia semaunya sendiri.
Setelah sampai di kamr Ghersil,Ghersal membuka pintunya dan tubuh Ghersil dihempaskan begitu saja ke kasur Ghersil.Untung saja kasur Ghersil sanagt empuk.
Tanpa rasa bersalah,Ghersal langsung pergi begitu saja.Ia menuju ke kamarnya yang letaknya di pinggir kamar Ghersil.
Ghersal membuka pintu kamarnya.Ia langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur,harinya begitu lelah namun cukup menyenangkan.Baru kali ini Ghersal menghabiskan weekendnya bersama teman-temannya dengan keseruan dan banyak pengalaman.
Ghersal tersenyum sendiri saat membayangkan momen bersama Gesya dengan berbagai ekspresi.Ia baru tahu bahwa Gesya adalah orang yang menyenangkan.Tak lama dari itu Ghersal terlelap dengan senyuman masih tercetak di bibirnya.
¤¤¤
Gesya kini masih berada di balkon kamarnya.Disana ia bisa melihat ramainya kota Bandung.Ia tersenyum saat membayangkan momen dirinya dengan Ghersal.Entah bagaimana bisa Ghersal yang sadis menjadi Ghersal yang baik hati.
Gesya merasa matanya sudah berat,ia melangkah ke kamar mandi.Setelah itu ia merebahkan tubuhnya dan tak lama dari itu ia terlelap.
Haloo readers,di part ini baru ada kata-kata dari aku.MonMaap kalo cerita ini gaje ya hehe,maklum.Bisa dibilang di part ini adalah part paling sedikit,karena otak ku sudah mentok hehe:D.
Jangan lupa Vote dan Komen biar aku nambah semangat buat bikin part seterusnya.
See you next part👋😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl vs Bad Boy (Completed)
Romance#1 nerdgirl (12/09/19) #8 culun (12/09/19) #10 keraskepala (12/09/19) CERITA INI SAYA BUAT SAAT BELUM MENGERTI TENTANG KEPENULISAN. MOHON KRITIK DAN SARANNYA. Bad, suka mengatai orang, mau menang sendiri itu lah sifat seorang Ghersalio Afando S...