Detik, menit, jam, hari, dan bulan terus berganti. Ghersal dan Gesya telah melewati itu semua. Tak terasa hubungan yang mereka jalani sudah memasuki 3 bulan lebih. Mereka juga sudah berkuliah di Universitas yang sama, dengan jurusan yang berbeda.
Ghersal, Rian, Krisna, Aldino dan Galih beserta ciwi-ciwi endegeng berada di kantin fakultas ekonomi. Fakultasnya Gesya. Mereka sedang berbincang sembaru menunggu Gesya datang, kebetulan Gesya ada kelas tambahan.
"Sal?" Tanya Krisna.
"Hmm?" Dehem Ghersal tanpa menoleh, ia terus berkutat dengan hp-nya.
"Lo gak ngerasa ada perubahan?"
"Perubahan apa sih lo, ngaco!"
"Ish, itu perubahan Gesya?"
Ghersal menoleh ke arah Krisna, "Perubahan apa sih?"
"Hmm, itu. Lo tanyain gih, Gesya udah datang bulan apa belom?"
Seketika semuanya menatap Krisna.
"Lah, kenapa dah?" Tanya Krisna bingung.
"L-lo kok ngomong gitu, Kris?" Tanya Aldino.
"Ya emang kenapa? Bisa aja kan Gesya hamil gitu, lo pernah ena-ena kan sama dia Sal?" Ujar Krisna, lalu ia mendapat sebuah toyoran ganteng dari Rian.
"Privasi orang, goblok. Ngapain lo tanya?!"
"Hehe, sorry-sorry."
Ghersal terdiam. Benar juga apa yang diucapkan Krisna. Ghersal harus menanyakan apakah Gesya telat datang bulan?.
"Sal? Gimana?" Tanya Krisna.
"Gatau."
"Yah, tanyain yah?"
"Gimana nanti."
"Yah, sekarang aja dong!"
"Lo ngapa sih Kris, ngebet banget punya debay?" Tanya Ara.
"Apaan sih lo, ikut-ikutan aja!"
"Tapi Sal, bener juga kata Krisna. Coba tanyain aja, tapi kalau kalian lagi berdua aja." Ujar Anisa.
"Oke!"
****
Mobil yang Ghersal dan Gesya tumpangi berhenti di depan sebuah Apotek. Gesya melihat sekelilingnya, ini bukan tujuan mereka.
"Loh, kok disini? Mau ngapain?"
"Lo tunggu aja disini, gue mau beli sesuatu."
"Oh oke."
Tanpa banyak cing-cong, Ghersal melangkah masuk ke Apotek tersebut lalu ia disambut dengan pelayan.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan.
"Beli testpeck." Bisik Ghersal.
"Masnya udah ngehamilin orang ya? Kan masih muda mas?"
"Ck, cepetan mbak atau saya gajadi beli?!"
"Eh eh iya, tunggu!"
Pelayan tersebut melangkah pergi, dan tak lama kemudian ia kembali dengan sebuah testpeck berada ditangannya. Lalu ia menyerahkannya pada Ghersal, buru-buru Ghersal menyembunyikannya di kantong jaketnya.
"Nih." Ghersal menyerahkan uang 50 ribu, lalu ia melangkah pergi.
"Eh, eh mas, tunggu, kembalian!"
Ghersal berbalik, "Ambil aja."
Baru saja selangkah untuk pergi, Ghersal berbalik kembali. "Oh iya mbak, saya itu udah nikah. Jadi jangan berfikir macem-macem ya, oke?" Ghersal mengedipkan sebelah matanya, lalu melangkah menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Girl vs Bad Boy (Completed)
Romance#1 nerdgirl (12/09/19) #8 culun (12/09/19) #10 keraskepala (12/09/19) CERITA INI SAYA BUAT SAAT BELUM MENGERTI TENTANG KEPENULISAN. MOHON KRITIK DAN SARANNYA. Bad, suka mengatai orang, mau menang sendiri itu lah sifat seorang Ghersalio Afando S...