25

226 39 0
                                    

Setelah beberapa menit akhirnya ponsel lucas menyala dan mark pun meninggalkan ponsel itu di meja.

Ting !

Ting !

Ting !

"Astaga ini ponselnya kenapa bunyi terus" mark menghampiri ponsel tersebut,namun saat ia mendekati ponsel tersebut mendadak ponsel tersebut berhenti berbunyi.

"Akhirnya berhenti juga" kemudian mark kembali duduk di depan televisi

+-+-+-+-+-+

Di saat yang sama makanan lucas pun telah sampai dimeja, beruntungnya pelayan yang mengantarkan makanan tersebut masih sama dengan yang melayani pesanan donburi miliknya.

Barulah saat perempuan itu hendak pergi dengan sigap lucas langsung menahan tangan perempuan itu.

"Kau malee bukan ?"

Perempuan yang pergelangan tangannya ditahan pun lamgsung menatap lucas dengan heran.

"Maaf anda siapa ?" Malee membalas pertanyaan lucas dengan tenang.

"Maukah kau makan bersamaku ?"

Malee menatap lucas dengan pandangan mencurigakan.

"Izinkan aku berbicara sebentar, apa kah bisa ?"

"dia siapa malee ?" Temannya pun langsung menghampirinya.

Entah apa yang ada di benak malee ketika temannya bertanya siapa laki-laki yang ada didepannya sekarang.

"Tenang dia temanku" mendengar respon dari malee.

"Ooh okay, yaudah aku gantiin shift kamu aja ya, kamu bicara saja dengan temanmu"

Setelah temannya menggantikan shift malee,akhirnya malee pun dengan tenang duduk di bangku tersebut.

"Memang ada urusan apa kau ingin bertemu denganku ?"

"Kau tenang saja,aku yakin ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita"

Malee menatap lucas heran,kemudian kembali bertanya pada lucas "memang siapa namamu ?"

"Kau tak perlu tahu, kau hanya perlu mendengarkan semua ceritaku,aku tak akan pernah menanyakan identitasmu" kali ini setelah membalas pertanyaan malee,lucas pun terdiam.

Malee tidak pernah bertemu orang ini,tapi ia tak mengerti kenapa ia merasa seakan orang ini seperti keluarga untuknya "okay, kau bisa menceritakan semua tentangmu"

"Okay aku akan menceritakan sedikit"

"Satu,kau mengingatkanku pada ibuku" kemudian lucas terdiam beberapa saat.

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu ?" Kali ini malee kebingungan dengan perkataan orang yang didepannya.

"Entahlah mungkin karena kau memiliki nama yang sama"

"Ibumu orang Thailand ?"

"Ya,dan ayahku orang hongkong"

Malee hanya mengangguk meski ia berpikir mengapa orang di depannya ini memiliki rambut seperti orang western.

"Lalu ?"

Namun tanpa disadari mata lucas mulai berkaca-kaca.

"Hei,kau jangan menangis" kali ini malee berkata sambil berusaha menghibur.

"Entahlah,aku berpikir aku tak akan pernah bisa bertemu ibuku lagi setelah ini" lucas menatap malee dengan murung.

"Jika itu tak mengganggu memang mengapa ?"

Re:Vol PafreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang