Universe

92 4 0
                                    

Pokfulam, 28 Mei 2022


Di sebuah kamar terdapat seorang pria berambut hitam bersandar diatas kasur sambil memangku laptop hitamnnya, alisnya yang seperti sayap burung dara terkadang mengkerut atau bergerak keatas, orang yang melihat hal tersebut tentu tau betapa pria tersebut sepertinya sudah tenggelam dalam dunianya sendiri, padahal sebenarnya pria itu hanya menonton sebuah trailer film, bahkan sangking seriusnya ia tak menyadari bahwa pria berambut cokelat telah hadir dan duduk disamping pria itu.

Pria beramput cokelat itu hanya tersenyum ketika melihat sang pasangan tak menyadari keberadaannya, hingga akhirnya pria berambut cokelat itu mencium pipi pria berambut hitam. Namun, pasangannya tetap tak mempedulikannya.

"Serius sekali Mark, nonton apa? hmm" Pria berambut cokelat itu mengatakannya sambil memperlihatkan senyuman lebar diwajahnya.

Pria bernama Mark itu langsung menoleh dan membalas pasangannya dengan senyuman.

"Habis nonton trailer Top Gun: Maverick, katanya baru masuk bioskop dua hari yang lalu," setelah mengatakannya, Mark langsung terdiam.

"Kamu kenapa diam Mark?"

"Aku kesel Yukhei! Aku keinget kita gak jadi nonton di bioskop karena penuh, belum juga nonton kamu malah pergi udah gitu pas natal pula," Mark mengatakannya sambil cemberut dan hal tersebut membuat sang pasangan bernama Yukhei itu pun langsung tersenyum tulus. Ya, akhirnya terjawab sudah alasan mengapa lebih dari 2 tahun Mark selalu tak mau jika pergi ke bioskop. Mungkin memang benar hal sederhana bisa saja menjadi trauma bagi orang lain.

"Okay, aku minta maaf. Tapi kan waktu itu kamu yang minta aku pergi," Yukhei membalas perkataannya dengan senyuman jahil terpampang diwajahnya sebab ia tak ingin membuat mark terlarut dalam kenangan menyedihkan tersebut.

"Aku kan gak mau kamu menghilang Yukhei! Lagipula kalau kau tak mau kan juga kita gak mungkin bisa bersama seperti sekarang, kau harus berterima kasih padaku," Rasa khawatir terdengar jelas di setiap kalimat yang Mark katakan padanya. Yukhei yang mendengar hal itu pun mengelus rambut Mark dengan senyuman teduh.

"Iya, terima kasih Mark Lee."

"Jangan menatapku seperti itu, kau menatapku seperti diriku adalah alam semestamu," Mark mengatakannya sambil memalingkan pandangannya, padahal warna merah terlihat jelas diwajahnya. Sudah dipastikan Mark merasa malu saat ini.

"Hahaha, kau jangan malu seperti itu, jadi makin lucu."

"Jangan menggodaku, hal barusan lupakan saja."

Mark mengerucutkan bibirnya karena sebal dan Yukhei hanya tersenyum ketika melihatnya. Entah sudah berapa kali ia tersenyum sebab semenjak Mark hadir dalam hidupnya, tujuh puluh lima persen alasan dari senyuman yang ia perlihatkan berada pada Mark Lee. Dua puluh lima persennya tentu saja orang tuanya yang mengizinkannya bersama dengannya.

"Jadi mau nonton apa enggak?" Yukhei mengatakan dengan nada candaan dan tentu saja bukan wajah jengkel yang terlihat diwajah pasangannya melainkan senyuman manis yang selalu membuat Wong Yukhei jatuh cinta setiap harinya.

"Mau dong! Aku jadi ingat kalau Top Gun itu film pertama yang kita tonton bersama di ruang tamu" Mark membalas perkataan Yukhei dengan sangat penuh antusias.

"Ooh jadi ini alasan kamu mau nonton ini?" Seringaian pun muncul di wajah Yukhei ketika ia mengatakannya.

"Bukan itu alasan utamannya!" Mark mengatakannya dengan intonasi yang tinggi untuk menutupi rasa gugupnya.dan tentu saja Yukhei akan berpikir itu sebagai salah satu hal manis dari ratusan bahkan ribuan hal manis yang pernah Mark lakukan, mungkin Yukhei memiliki kumpulan daftar tersebut yang tersimpan dalam memori jangka panjang yang ada dalam otak pintarnya.

Re:Vol PafreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang