Chapter 3| Seindah Namamu

3.6K 131 0
                                    

"Dirimu teramat misterius untukku yang terlalu berharap serius, tak ada sedikit pun rasa yang bisa kujadikan alasan untuk bisa singgah di hatimu dan menjadi tempat pulang yang akan selalu kau rindu."

IN SYAA ALLAH

04.00 WIB

Lita segera begegas pergi ke kamar mandi, ia hendak berwudu untuk melaksanakan salat subuh. Baru selangkah Lita berjalan, bundanya tengah berada di ambang pintu kamarnya.

"Lita... eh anak bunda sudah bangun," ujar Sheila kemudian tersenyum. Ia pun berjalan mendekati sang putri.

"Bentar ya Bun, Lita mau ambil wudu dulu," pamitnya yang diangguki oleh Sheila.

Bundanya tersenyum bahagia melihat gadis kecilnya kin tumbuh menjadi wanita yang salehah.

"Yuk Bun," ajak Lita setelah mengambil mukenah yang terteta di lemarinya.

Sheila mengangguk, lalu keduanya berjalan beringinan menuju musala.

***

06.00 WIB

"Dek, ayo cepet kakak ntar telat gimana?" teriak Revan-kakak Lita sembari mengecek jam tangannya beberapa kali.

"Iya bentar dikit napa sih kak?" sahut Lita sambil berlari menuju sang kakak.

"Hufzzttt." Revan mengembuskan napas pelan, lalu berjalan meninggalkan Lita yang sibuk membenarkan kerudungnya.

"Yah, Bun, Lita berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum..." pamit Lita sambil menyalimi tangan kedua orangtuanya. Revan pun sama.

"Iya, wa'alaikumus salaam hati- hati ya, Nak," Jawab Ismail ayah Lita.

Setelah pamit kepada kedua orangtuanya, Lita pun segera bergeges menghampiri kakak kesayangannya, meskipun Revan sangat cerewet, tapi Lita sayang.

Ditengah perjalanan menuju sekolah Lita, Revan melirik sekilas kepada sang adik.

"Dek!!" panggil Revan mengejutkan Lita. Ia kemudian terkekeh pelan melihat tingkah adik kecilnya itu.

"Paan," jawab Lita kesal tanpa menoleh sang kakak.

"Ga sopan banget sih jadi adik," tukas Revan sembari mencubit pipi Lita gemas.

"Sakit tau!" protes Lita sembari mengelus-elus pipinya yang merasa panas.

"Ga belajar?" tanya Revan.

"Ini," jawab Lita sambil menunjukkan gawainya.

Revan berdecak sebal, "Mana ada belajar sambil main HP gitu, yang ada malah ga jadi belajar."

"Suuzan benget sih jadi kaka, ini liat aku tuh lagi nyari materi buat mapel ntar," kesal Lita sembari menunjukkan gawainya tepat di wajah sang Kakak. Revan mengangguk paham.

"Dek..." panggil Revan lagi.

"Apa?" ketus Lita.

"Bentar lagi  kamu udah mau lulus ya, rencananya mau kuliah di mana?"

"Lita juga bingung kak, secara kita 'kan belum mengenal kota ini, tapi kakak jangan khawatir intinya Lita akan terus belajar. Yah... siapa tahu kali aja dapat beasiswa dari Universitas terbaik," ujar Lita penuh semangat. Revan tersenyum bangga sambil membelai lembut wajah sang adik.

IN SYAA ALLAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang